Bagaimana cara menangani penderita Disleksia?

Disleksia

Disleksia tidak dapat disembuhkan, oleh karena itu, bagaimana cara menangani penderita Disleksia ?

Langkah sederhana yang bisa dilakukan orangtua yang anaknya didiaknosa menderita disleksia antara lain:

  1. Bacakan buku untuk anak-anak
    Waktu yang paling baik untuk membacakan buku adalah saat anak berusia 6 bulan, atau bahkan lebih muda. Saat anak sudah berusia lebih besar, cobalah membaca bersama-sama dengan anak.

  2. Bekerja sama dengan sekolah anak Anda
    Bicarakan kondisi anak dengan guru atau kepala sekolah. Diskusikan juga cara yang paling tepat untuk membantu anak Anda supaya berhasil dalam pelajaran.

  3. Perbanyak waktu membaca di rumah
    Anda mungkin bosan membacakan cerita yang sama dan berulang-ulang pada anak Anda. Namun pengulangan ini akan semakin meningkatkan kemampuan anak untuk memahami cerita. Sehingga mereka menjadi tidak begitu asing lagi dengan tulisan dan cerita. Berikan juga waktu untuk anak Anda membaca sendiri tanpa bantuan Anda.

  4. Buatlah membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan
    Anda dapat memilih topik bacaan ringan yang menyenangkan, atau suasana membaca di tempat lain misalnya di taman. Menyemangati dan membujuk anak untuk membaca buku serta mendiskusikan isinya bersama-sama juga akan berguna. Hindarilah mencela saat anak melakukan kesalahan dalam membaca agar kepercayaan diri anak dapat dibangun.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia antara lain :

  • Menggunakan media belajar

    Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang pertama adalah dengan menggunakan media belajar. Seperti yang telah disebutkan di atas, anak disleksia cenderung lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar. Untuk itu Anda bisa menggunakan media belajar berupa gambar untuk membantu memudahkan dalam mengenalkan huruf, membedakan huruf hingga akhirnya anak disleksia mampu membaca dan menulis dengan lancar.

  • Tingkatkan motivasi belajar pada anak

    Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia yang kedua adalah dengan meningkatkan motivasi belajar pada anak. Meningkatkan motivasi belajar bisa Anda lakukan dengan membacakan sebuah cerita atau dongeng, kemudian memberitahukan segala manfaat dan keuntungan yang bisa diperoleh dengan membaca dan menulis. Dengan demikian anak akan termotivasi dan terdorong untuk bisa membaca dan menulis sendiri.

  • Tingkatkan rasa percaya diri anak

    Kondisi anak disleksia yang mengakibatkan kesulitan menulis dan membaca membuat sebagian anak disleksia mengalami deperesi dan kehilangan rasa percaya diri karena kesulitan mengikuti pelajaran disekolah dan terkadang juga dikucilkan oleh teman-temannya. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak disleksia juga merupakan salah satu cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia. Dengan mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri anak, anak membuat anak disleksia memiliki semangat belajar yang lebih tinggi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya.

  • Jangan pernah menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya

    Beberapa orang tua yang tidak siap memiliki anak dengan disleksia cenderung menyalahkan anak karena kondisi yang dideritanya. Padahal kondisi disleksia yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar bukan merupakan kesalahan yang dilakukan oleh anak, namun karena adanya kesalahan dalam otak anak. Menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya justru akan membuat anak semakin depresi.

  • Selalu dampingi anak dalam belajar

    Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia berikutnya adalah dengan selalu mendampingi anak dalam belajar. Dengan selalu melakukan pendampingan dalam belajar, anak akan lebih mengingat apa yang dipelajarinya. Selain itu pendampingan belajar secara rutin juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi anak untuk selalu belajar.

Beberapa cara di atas bisa Anda gunakan sebagai referensi dalam mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia. Namun, gejala disleksia berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Selain menggunakan bbeerapa cara di atas, Anda juga bisa mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia sesuai dengan gejala yang ditunjukkan.

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang bisa mengatasi disleksia, untuk itu terapi merupakan bentuk penanganan yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia.

Sumber : Atasi disleksia

Penyembuhan disleksia harus dilakukan dengan berbagai macam cara, mengingat demikian “kompleks”nya keadaan disleksia ini, maka sangat disarankan bagi orang tua yang merasa anaknya menunjukkan tanda-tanda disleksia, agar segera membawa anaknya berkonsultasi kepada tenaga medis profesional yang berkompeten di bidang tersebut.

Karena, semakin dini kelainan ini dikenali, semakin “mudah” pula intervensi yang dapat dilakukan, sehingga anak tidak terlanjur larut dalam kondisi yang lebih parah. Begitu seorang anak ditemukan mempunyai kelainan disleksia, berikan terapi sedini mungkin. Berikut tindakan yang bisa dilakukan :

  1. Latihan remedial teaching (terapi mengulang) dengan penuh kesabaran dan ketekunan biasanya akan membantu si anak mengatasi kesulitannya.
  2. Memberi motivasi seperti pujian atau hadiah kecil setiap kali ia berhasil mengatasinya akan sangat membantu.
  3. Untuk mereka yang memiliki gangguan penyerta, bisa ditambah dengan terapi perilaku. Atau, tambahan terapi wicara bagi mereka yang disertai kesulitan wicara. Pada saat pertumbuhan otak dan sel otaknya sudah sempurna, ia akan dapat mengatasinya.

Namun selama mendapat gangguan ia memerlukan pelatihan khusus untuk mengejar ketertinggalannya. Bagi anak penderita disleksia harus segera dilakukan evaluasi. Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh dan meraba). Menggunakan cara belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik.

Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing tipe anak, dan bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada setiap anak. Anak disleksia dapat belajar di sekolah reguler ataupun disekolah khusus. Jika dengan kesulitan belajarnya tersebut, anak masih dapat mengikuti pelajaran dengan nilai yang “cukup” dan perkembangan sosial dan emosinya tidak terganggu, maka kondisi ini masih memungkinkan anak itu untuk belajar disekolah reguler.

Namun jika kesulitannya itu sangat berpengaruh pada prestasi belajarnya, bahkan sampai tidak naik kelas, maka anak seperti ini sebaiknya ditangani di sekolah khusus agar memperoleh penanganan yang lebih terfokus.

Di sekolah khusus yang menangani anak-anak yang memiliki kesulitan belar spesifik (diantaranya anak disleksia). Strategi yang dilakukan dikelas bisa secara faktual, kesulitan anak disleksia bukan hanya pada membaca, tetapi juga pada bidang lain. Menurut (Pollock dan Waller, 1994), anak disleksia dapat mengalami gangguan di satu atau beberapa bidang dalam. Proses penanganan dalam belajarnya yaitu:

  1. Membaca
  2. Menulis
  3. Memahami urutan
  4. Memahami orientasi
  5. Memahami angka

Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran membaca multisensori untuk anak disleksia yang sering dikenal pula sebagai metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, dan Tactile). Metode ini menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata yang diajarkan secara utuh.