Bagaimana alur distibusi pangan yang ada di daerahmu?

Alur distribusi pangan di daerah Solo berasal dari para petani, para petani tersebut menjual langsung ke pasar atau ditampung di pengepul, setelah itu dari pengepul atau pedagang menjual lagi ke pasar. Nah disanalah bertemu antara konsumen dan pedagang sehingga bahan-bahan makanan dapat sampai ke tangan konsumen.

Apabila si konsumen mengolah lagi bahan tersebut menjadi makanan jadi atau dapat juga di jual, maka bahan tersebut akan sampai ke konsumen tingkat 2. Oleh karena itu pendistribusian bahan makanan berawal dari petani, hingga ke pedagang, hingga ke konsumen.

2 Likes

Saya tinggal di Purworejo, Jawa Tengah. Bahan pangan pokok disini adalah beras yang didapatkan dari petani yang menghasilkan padi kemudian di giling sendiri menjadi beras dan sebagian dijual atau didistribusikan kepada tengkulak dan ada juga yang langsung menjualnya di warung/pasar/toko. Untuk hasil tani berupa sayuran dan buah-buahan, biasanya petani akan langsung menjualnya sendiri di pasar dan beberapa dijual melalui pengepul. Dari sinilah nantinya bahan pangan pokok dan sayuran bisa sampai ke tangan penduduk atau konsumen

2 Likes

Kalo untuk di daerah Saya, yaitu Lampung. Pendistribusian bahan pangan sangat beragam. Misalnya saja beras dan jagung, biasanya pendistribusian nya melalui penggiling ada juga melalui pengepul. Sedangkan untuk buah-buahan seperti pepaya, nangka, dan pisang biasanya ada pembeli yang datang kerumah-rumah lalu oleh pembeli itu dijual lagi.

1 Like

Untuk di daerah kabupaten Pemalang alur distribusi komoditas pangannya bisa dibilang sederhana. Komoditas pangan yang melalui alur ini adalah sayur sayuran dan buah buahan serta rempah rempah dan bumbu dapur. Semua komoditas pangan itu dibeli dari petani lokal yang ada di daerah selatan kab. Pemalang. Biasanya para tengkulak membelinya dari sana kemudian di jual lagi di Pasar induk. Dari pasar induk penjual dari pasar konvensional yang lebih kecil, mengulak dari situ kemudian di jual di pasar konvensional. Dari pasar pasar konvensional yang ada di desa desa masyarakat dapat memperoleh bahan pangan yang dibutuhkan. Begitulah alur distribusinya.

1 Like

Alur distribusi salah satu komoditas pangan (beras) di surabaya Jawa Timur. sistem rantai pasokan beras Jawa Timur teridentifikasi memiliki pelaku-pelaku
usaha, yang terdiri atas: petani, pedagang
gabah lokal, pedagang gabah luar kabupa-
ten/ provinsi, KUD, pengusaha penggilin-
gan, pedagang beras grosir, pedagang be-
ras eceran, pedagang beras antar provinsi,
mitra kerja Bulog, Satgas Pengadaan Dalam
Negeri Bulog, UB-PGB milik Bulog dan kon-
sumen. Pedagang gabah lokal (pedagang gabah di tingkat desa/kecamatan/ kabupaten)
berperan membeli gabah petani berupa Gabah Kering Panen (GKP) kemudian hasil
pembeliannya dijual ke unit penggilingan
padi. Selanjutnya gabah yang ditampung
tersebut dikeringkan menjadi Gabah Kering
Giling (GKG) dan digiling/diselep menjadi
beras oleh pengusaha penggilingan. Di se-
tiap kabupaten yang menjadi sampel pen-
elitian, pengusaha penggilingan yang me-
miliki RMU dan lantai jemur juga berperan
sebagai pedagang beras dan aktif melaku-
kan kegiatan pemasaran beras. Beras yang
telah dikemas dalam ukuran 5 kg, 10 k, dan
atau 25 kg dengan merek mereka, selanjut-
nya dijual ke pasar bebas melalui pedagang
beras antar provinsi (eksportir), pedagang
beras grosir dan pedagang beras pengecer.

Daerah saya di Bogor akan dikelola dengan cara yg lebih milenial memakai teknologi 4.0 seperti yg sudah dijelaskan rekan diatas. Pemasarannya pun dapat melalui daring/online sehingga lebih mudah dan menguntungkan, perdagangan di balai desa online juga sudah dilakukan.

1 Like

Kalau saya boleh tahu, apakah disana terdapat sistem mitra antara petani dengan tengkulak atau memiliki ikatan emosional yang cukup akrab sehingga petani memutuskan untuk menjualkan hasil komoditasnya ke tengkulak tersebut kak?

2 Likes

Alur distribusi pangan di daerah saya, yaitu Sumatera Utara, tepatnya di kota Medan yaitu secara umum: petani melaksanakan penjualan pada lembaga tata niaga, seperti ke agen, tengkulak, tempat penggilingan (padi), pedagang besar, lalu ke pengecer, dan langsung ke konsumen.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah sentra produksi komoditas pangan penting di Indonesia. Berdasarkan cakupan komoditas pangan penting yang dihasilkan tersebut terdiri dari beras, jagung, bawang merah, cabai merah, dan daging sapi. Beberapa komoditas pangan penting yang dihasilkan di Sumatera Utara pada akhir-akhir ini terus mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi. Kenaikan harga ini dipicu oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah jumlah pasokan di pasar sebagai akibat terbatasnya jumlah produksi di tingkat produsen (petani).

Produksi dan konsumsi sering dilakukan pada waktu terpisah di mana produksi dilakukan dalam jangka panjang sedangkan konsumsi harus tersedia sepanjang waktu. Oleh karena itu, sistem pemasaran untuk produk pertanian harus dilakukan dengan penyimpanan dan membuat banyak stok sehingga sepanjang tahun penawaran produk pertanian selalu tersedia

2 Likes

Kalau di wilayah saya, selama ini distribusi pangan bergantung dari produsen. Produsen yang dimaksud adalah petani. Semua bahan pangan seperti padi, jagung, kacang tanah, kedelai, dan umbi-umbian yang lain biasanya dilakukan proses pendahuluan berupa pengeringan oleh petani sendiri. Produk pertanian yang disebutkan termasuk bahan pangan yang sering diproduksi di wilayah saya. Setelah itu, bahan pangan tersebut akan disetorkan kepada tengkulak yang mana tengkulak akan menjualnya pada ditributor. Khusus untuk padi, biasanya dijual bisa dalam bentuk gabah atau sudah dalam bentuk beras. Tetapi ada juga pasokan beras yang didapatkan dari pihak lain (selain dari hasil pertanian sendiri).

2 Likes

Alur distribusi pangan di daerah Sumatera Selatan biasanya untuk makanan pokok seperti padi, sebagian petani menjual dalam bentuk beras dan sebagian dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG). GKG yang dijual ke tengkulak pertama yang berada di daerah penghasil padi dengan sistem kiloan atau kalengan. Petani lebih suka menjualnya kepada tengkulak atau dan Pabrik daripada ke Bulog karena jauh lebih tinggi harganya ketika dijual di tengkulak atau pabrik dan bisa langsung mendapatkan uang (tunai). Selanjutnya, tengkulak biasanya menjual lagi kepada Bandar. Dalam hal ini perusahaan besar yang mengelola bisnis beras. Beras yang diperoleh di perusahaan inilah yang mengakibatkan harga melambung tinggi karena telah melakukan banyak proses sebelum dijual ke pasar. Setelah itu baru dijual ke pasar bebas, pedagang beras sortir, dan pedagang beras eceran dan untuk dibeli oleh para konsumen.

Saya berasal dari kota surabaya, jawa timur. Menurut literatur yang saya baca, bahwa akur distribusi pangan di Jawa timur terutama komoditas beras cukup panjang dan melibatkan beberapa pelaku udaha seperti petani, pedagang gabah lokal, pedagang gabah luar kabupa-ten/ provinsi, KUD, pengusaha penggilingan, pedagang beras grosir, pedagang beras eceran, pedagang beras antar provinsi, mitra kerja Bulog, Satgas Pengadaan Dalam Negeri Bulog, UB-PGB milik Bulog dan konsumen. Namun, menurut saya untuk alur distribusi pangan khususnya di kota Surabaya sendiri cukup singkat. Dimana komoditas dr petani bisa langsung dikirimkan kepada para pedagang, mitra kerja bulog dan bisa sampai ke tangan konsumen.

1 Like

Wah bagus nih kak. Seharusnya daerah lain juga bisa memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk pertanian. Karena seperti yang kita ketahui digital marketing atau pemasaran melalui media digital akan lebih menguntungkan dan dapat meningkatkan penjualan karena target pasarnya juga semakin luas

Mengapa hasil penjualan petani langsung ke konsumen lebih rendah ka? Apakah ada faktor yang mempengaruhinya?

Tidak begitu tahu banyak tentang distribusi pangan. Yang saya tahu, dari petani yang panen akan dijual ke tengkulak. Tengkulak ini seperti perantara/distributor yang akan menjual produk pangan dari produsen (petani) ke konsumen (pembeli/masyarakat). Tengkulak ini bisa penjual yang ada di pasar tradisional, atau distributor besar

1 Like

Saya tinggal di Kota Depok, Jawa Barat. Berdasarkan informasi dari radardepok.com, pada tahun 2017, Pemerintah Kota Depok melalui Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP), mencatat ada lima dari 11 kecamatan yang konsiten penghasil padi. Pengelolaan padi menjadi beras dikelola secara individu atau dikelola oleh perusahaan.

Jika masih terjadi kekurangan beras, distribusi beras ditopang oleh empat daerah sekitar seperti Bandung, Karawang, Cianjur dan Purwakarta. Selanjutnya, distribusi beras dari wilayah sekitar disalurkan melalui 43 Toko Tani Indonesia (TTI) tersebar di Kota Depok. Nantinya TTI ini akan menyediakan cadangan pangan yang bisa dibeli oleh masyarakat.

https://www.radardepok.com/2017/10/lima-kecamatan-konsiten-hasilkan-beras/amp/

Saya berdomisili di Kabupaten Sleman, DIY. Untuk detail distribusi saya kurang mengetahui. Namun menurut Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, secara umum aktivitas primer dalam pendistribusian pangan dimulai dari produsen yaitu petani atau poktan (kelompok tani), lalu pangan akan didistribusikan melalui koperasi, pedagang pengepul, tengkulak, whole seller, atau melalui gapoktan (gabungan kelompok tani), kemudian dapat dialurkan melalui agribisnis pengolahan pangan dan distributor atau retailer, maka bahan pangan akan sampai di tangan konsumen

1 Like

Alur distribusi pangan di kota saya yaitu kota Binjai, Sumatera Utara yaitu untuk bahan pangan utama seperti beras, didatangkan dari daerah tetangga yaitu Deli Serdang. Ada juga beberapa orang yang menanam padi untuk kebutuhannya sendiri.

Sejumlah sayur-sayuran seperti semisal tomat, wortel, kentang, kol, dan sawi putih yang berasal dari Kota Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kabupaten tanah Karo merupakan sentra sayur-mayur yang masuk pasar tradisional di Sumatera Utara. Daerah di kaki gunung tersebut dikenal sebagai penghasil sayur-mayur seperti cabai, kentang, selada kol dan lain-lain. Hasil produksi tersebut didatangkan ke Pa­sar tradisional Tavip Kota Binjai dan dijual ke masyarakat kota Binjai.

1 Like

Alur distribusi pangan di jawa timur berawal dari petani yang menjual hasil panennya pada tengkulak, tengkulak ini yang akan mendisttibusikan ke pedagang besar hingga nantinya sampai kepada konsumen. konsumen.

Saya sependapat dengan kak @AndreasTogatorop . Salah satu hal terpenting dalam meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia adalah edukasi melalui penyuluhan kepada petani bagaimana bercocok tanam atau berbudidaya yang baik dan benar untuk menghasilkan produksi dan produktivitas hasil pertanian yang besar dengan mutu kualitas yang tinggi sehingga mampu didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan komoditas tersebut.

1 Like

Saya tinggal di Kota Tangerang, Banten yang sangat berdekatan sekali dengan Provinsi DKI Jakarta. Di sekitar kawasan kami tinggal sudah tidak ada lagi petani yang menanam padi maupun petani hortikultura seperti sayur dan buah. Kebutuhan pangan kami sebagian besar di pasok dari kota-kota di Jawa Barat seperti Bogor, Cianjur, Subang dan lain sebagainya. Alur distribusi yang saya ketahui tentang hal ini adalah bahwa dalam sekali perjalanan pastilah membawa pasokan yang sekaligus besar karena perjalanan yang sangat jauh. Sehingga saya memperkirakan bahwa hasil dari petani dijumpulkan melalui gapoktan-gapoktan atau tengkulak hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen.