Apayang dimaksud dengan teater tradisional atau teater daerah?

Teater tradisional

Teater tradisional atau yang juga dikenal dengan istilah “Teater daerah” merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pemainnya berasal dari daerah setempat dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta struktur geografis masing-masing daerah. Teater

Teater tradisional adalah teater yang berkembang dikalangan rakyatsebagai lawan dari teater modern dan kontemporer. Arti Teater secara etimologis adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, arja, reog, lenong, topeng, dagelan, sulapan akrobatik, bahkan pertunjukan band dan lain sebagainya. Dalam arti sempit/khusus teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor (setting), didasarkan atas naskah yang tertulis (hasil dari seni sastra) dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian. (Herman , 2008)

Teater tradisional tanpa naskah (bersifat inprovisasi). Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang tempat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didaerah-daerah seluruh dunia.Teater tradisional tidak menggunakan naskah.Sutradara hanya menugasi pemain untuk memainkan tokoh tertentu.Para pemain di tuntut mempunyai spontanitas dalam berimprovisasi yang tinggi. Contoh teater tradisional antara lain: ludruk (Jawa timur), ketoprak (Jawa tengah), dan lenong (Jawa barat) .Yang disebut teater tradisional itu, oleh Kasim Ahmad diklarifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

  1. Teater rakyat
    Sifat teater rakyat sama halnya seperti tradisional, yaitu improvisasi, sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contohnya antara lain: Makyong dan Mendu didaerah Riau dan Kalimantan Barat, Randai dan Bakaba di Sumatera Barat, Ketoprak, Srandul, Jemblung di Jawa Tengah dan lain sebagainya.

  2. Teater Klasik
    Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukkan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya).Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan.Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini. Contohnya: Teater Jing Ju, wayang kulit, wayang orang dan wayang golek.

  3. Tetaer Transisi
    Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Jenis teater seperti komedi istambul, sandiwara dardanela, srimulat dan sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan ludruk atau ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan properti lain menggunakan tehnik barat. (Herman , 2008 )

Ciri-ciri Teater Tradisional


Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Pementasan panggung terbuka (lapangan, halaman rumah)

  2. Pementasan sederhana

  3. Ceritanya turun temurun

  4. Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi atau kehidupan sehari-hari

  5. Penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyian

  6. Unsur lawakan selalu muncul

  7. Pertunjukkan diiringi musik tradisional

  8. Nilai dramatik dilakukan secara sepontan, dalam satu adegan terdapat dua unsur sekaligus yaitu tertawa dan menangis