Apakah manfaat yang didapat ketika kita teguh dalam pendirian (istiqomah) dalam kebaikan?

Melanjutkan diskusi tentang “Berpegang teguh pada pendirian (istiqomah) dalam Islam”, apa saja manfaat yang akan kita dapatkan apabila kita ber-istiqomah di jalan Allah ?

Kita dituntut untuk selalu ber-Istiqomah setiap saat, dalam kondisi dan keadaan apapun. Menurut Nur Kholis Madjid (1995), istiqomah tidaklah identik dengan “stagnasi” dan “statis”, melainkan lebih dekat pada stabilitas yang dinamis.

Beberapa manfaat yang kita dapat ketika kita melakukan sesuatu secara istiqomah, antara lain :

  • Manfaat yang kita dapat dari istiqomah adalah hilangnya rasa takut dan hilangnya rasa duka cita. Sebagaimana firman Allah SWT :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (Q.S Al Ahqaf : 13)

  • Istiqomah akan mendatangkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, sebagai mana firman Allah SWT :

“Dan bahwasanya jika mereka tetap istiqomah di jalan itu (agama Islam) benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Al Jiin : 16)
“Sesungguhnya orang-orang yanjg mengatakan bahwa tuhan kami adalah Allah SWT kemudian mereka tetap pendirian (istiqomah) maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan)” janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan oleh Allah SWT .” (Q.S al Fussilat : 30)

  • Menurut Abu Bakar Jaabir (1989), istiqomah dapat mengontrol dan mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar batas-batas ketentuan Allah SWT, dengan sikap tersebut seseorang juga akan meningkatkan ketaatan dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT, serta tercegah dari melalaikan sebagian kewajibannya terhadap Allah SWT

Manusia muslim yang ber-istiqomah dan berkomitmen dengan nilai-nilai kebenaran Islam dalam seluruh aspek hidupnya akan merasakan dampaknya yang positif dan buahnya yang lezat sepanjang hidupnya.

Adapun manfaat dan buah dari ber-istiqomah dijalan yang benar adalah sebagai berikut:

  1. Keberanian (Syaja’ah)

    Muslim yang selalu istiqomah dalam hidupnya ia akan memiliki keberanian yang luar biasa. Ia tidak akan gentar menghadapi segala rintangan dakwah. Ia tidak akan pernah menjadi seorang pengecut dan pengkhianat dalam hutan belantara perjuangan. Selain itu juga berbeda dengan orang yang di dalam hatinya ada penyakit nifaq yang senantiasa menimbulkan kegaman dan melangkah dan kekuatiran serta ketakutan dalam menghadapi rintangan-rintangan dakwah. Hal itu tercantum dalam Firman Allah SWT. berikut ini:

    “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah- mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS. Al- Maidah[5]: 52).

    Kita juga bisa melihat keberanian para sahabat dan para kader dakwah dalam hal ini :

    • Ketika Rasulullah saw. Menawarkan pedang kepada para sahabat dalam perang uhud, seketika Abu Dujanah berkata: “ Aku yang akan memenuhi haknya, kemudian membawa pedang itu dan menebaskan ke kepala orang-orang musyrik.” (HR. Muslim).

    • Seorang sahabat menjawab dari Rasulullah saw. Bahwasannya ia masuk surga jika mati terbunuh dalam medan pertempuran, maka dia tidak pernah menyia-nyiakan waktunya lagi seraya melempar kurma yang ada di gemggamannya kemudian ia meluncur ke medan pertempuran dan akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan yaitu, syahadah (mati syahid). (Muttafaq’Alaih).

    • Rasulullah saw. bersabda kepada Ali bin Abi Thalib setelah ia menerima bendera Islam dalam peperangan Khaibar sebagai berikut:” Jalanlah, jangan menoleh sehingga Allah SWT. memberikan kemenangan kepada kamu.” Lantas Ali berjalan, kemudian berhenti sejenak dan tidak menoleh seraya bertanya dengan suara keras; Ya Rasulullah atas dasar apa aku memerangi manusia?“ Beliau bersabda: “Perangi mereka sampai bersaksi bahwasannya tiada Tuhan selain Allah……”. (HR. Muslim).

    Inilah gambaran keberanian para sahabat yang lahir dari keistiqomahannya yang harus diteladani oleh generasi-generasi penerus dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam.

  2. Ketenangan (Ithmi’nan)

    Keimanan seorang muslim yang telah sampai pada tangga kesempurnaan akan melahirkan tsabat dan istiqomah dalam medan perjuangan. Tsabat dan istiqomah sendiri akan melahirkan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan. Meskipun ia melalui rintangan dakwah yang panjang, melewati terjal perjuangan dan menapak tilas lika-liku belantara hutan perjuangan. Karena ia yakin bahwa inilah jalan yang pernah yang ditempuh oleh hamba-hamba Allah yang agung yaitu para Nabi, Rasul, generasi terbaik setelahnya dan generasi yang bertekad membawa obor estafeta dakwahnya. Hal ini tercantum dalam irman Allah di bawah ini;

    “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.”. (QS. Al-Imron[3]: 146).

    “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. A-Ra’d[13]: 28).

  3. Optimis (Tafa’ul)

    Keistiqomahan yang dimiliki seorang muslim juga melahirkan sikap optimis. Ia terhindar dari sikap pesimis dalam menjalani dan mengarungi kehidupan. Ia senantiasa tidak pernah merasa lelah dan gelisah yang akhirnya melahirkan frustasi dalam menjalani kehidupannya. Kefuturan yang mencoba mengusik jiwa, kegalauan yang ingin mencabik jiwa muthmainnahnya dan kegelisahan yang menghantui benaknya akan terobati dengan keyakinannya kepada kehendak dan putusan-putusan ilahiah. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan oleh Firman Allah swt di bawah ini;

    “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid[57]: 22-23).

Dengan tiga buah istiqomah ini, seorang muslim akan selalu mendapatkan kemenangan dan merasakan kebahagiaan, baik yang ada di dunia ini maupun yang dijanjikan nanti diakhirat kelak.