Perilaku bullying berdampak negatif tehadap pihak yang terlibat dalam perilaku bullying baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif bagi korban bullying adalah timbulnya rasa rendah diri, kehilangan kepercayaan diri, penolakan dan isolasi sosial, permasalahan physicosomatic, kekhawatiran, dan ketidakmampuan sosial.
Bahkan lebih jauh bullying berdampak negatif pada tingkat kehadiran siswa, prestasi akademik hingga mengakibatkan perilaku bunuh diri. Dampak emosi ini dapat dideteksi dengan adanya perubahan mood, kurang aktif berargumentasi, penarikan diri dari lingkungan sosial, sakit fisik, dan kehilangan ketertarikan terhadap sekolah (Perren dan Alsaker dalam Benitez dan Justicia, 2006).
Sementara itu, bullying akan berdampak negatif terhadap pelaku bullying. Dampak ini berupa kegagalan dalam mengembangkan kemampuan sosial, seperti empati, negosisasi, dan balas budi; kehilangan emosi sehingga pelaku cenderung menggunakan kekerasan untuk mendapatkan keinginanya; serta kerugian secara akademik akibat perilaku agresif yang memicu ketidakdisiplinan dan ketidakfokusan pada tugas sekolah (Farington dalam Benitez dan Justicia, 2006).
Dalam hal ini, Hasil penelitian Kowalski dan Limber (2012) menguatkan bahwa depresi, perasaan khawatir, kepercayaan diri, permasalahan kesehatan, tingkat kehadiran dan prestasi belajar memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku bullying.
Perilaku bullying berdampak negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak ini dapat berupa dampak fisik maupun dapak psikologis. Dampak bagi korban bullying berupa kehilangan percaya diri, ketidakmampuan sosial, khawatir, dan gangguan fisik. Sementara itu, dampak bagi pelaku bullying adalah dampak akademik, ketidamampuan mengembangkan kemampuan sosial, dan potensi kehilangan kontrol emosi.