Apa yang dimaksud dengan Teori Kebutuhan Murray?

Teori Kebutuhan Murray

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha.

Apa yang dimaksud dengan Teori Kebutuhan Murray ?

Menurut Murray, hakikat eksistensi manusia adalah memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan. Murray yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk mencapai equilibrium atau keseimbangan keadaan tubuh (Bellak & Abrams).

Adanya kebutuhan-kebutuhan menimbulkan kekuatan yang ada di dalam wilayah otak yang mengorganisasi tindakan, dan mengarahkan tindakan tersebut ke suatu arah tertentu.

Murray mengemukakan, terdapat 5 kriteria untuk mengidentifikasi kebutuhan, yaitu :

  1. Merupakan respons terhadap suatu objek atau sekelompok objek yang berfungsi sebagai stimulus.

  2. Menyebabkan munculnya suatu perilaku

  3. Adanya konsekuensi atau hasil akhir dari perilaku itu

  4. Adanya suatu respons emosional tertentu dalam perilaku tersebut

  5. Ada tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah seluruh respons dilakukan

Kebutuhan sebagian besar dirangsang oleh kekuatan-kekuatan dari luar atau lingkungan (Thematic Apperception Test, 1993). Murray mengatakan bahwa kebutuhan saling berhubungan satu dengan lainnya dalam berbagai cara, ada kebutuhan tertentu yang membutuhkan kepuasan sebelum kebutuhan lainnya. Ada kebutuhan yang berlawanan atau konflik dengan kebutuhan lainnya, ada kebutuhan yang menjadi bagian dari kebutuhan lainnya (Alwisol, 2007).

Setiap kebutuhan pada dasarnya menuntut suatu pemenuhan. Murray mengatakan bahwa tingkah laku individu mengarah pada usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang muncul. Kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi akan membuat individu merasa kecewa atau sakit hingga mengalami tekanan (Hall&Lindzey, 2000)

Teori kebutuhan Murray memaparkan lebih mendalam tentang kebutuhan itu sendiri dan mengklasifikasikannya kedalam 20 kategori kebutuhan (needs) yang penting yang ingin dicapai dan dipuaskan oleh setiap individu.

Kebutuhan (needs) membantu menentukan cara bagaimana seseorang harus merespon atau bagaimana menemukan stimulasi lingkungan, dengan memperhitungkan fakta-fakta objektif maupun fakta-fakta subyektif.

Murray mengemukakan bahwa motive terdiri dari :

  1. Activity, yakni kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan.

  2. Rapprochement, yakni tingkah laku yang bertujuan untuk pendekatan.

  3. Assistance, yakni tingkah laku yang bersifat memberi pertolongan.

  4. Harm-avoidance, yakni tingkah laku untuk menghilangkan kejahatan.

  5. Autonomy, yakni upaya untuk berdiri sendiri dalam kegiatan.

  6. Acquisition, yakni tingkah laku yang bersifat membebaskan.

  7. Affiliation, yaitu tingkah laku untuk memberikan perlindungan.

  8. Cognizance, yaitu tingkah laku yang bersifat pengenalan.

  9. Construction, yaitu tingkah laku yang bersifat membangun.

  10. Reference, yakni tingkah laku untuk memberi penghormatan.

  11. Dominance, yakni tingkah laku yang berupaya untuk menguasai.

  12. Recognition, yakni tingkah laku untuk menemukan sesuatu hal.

  13. Achievement, yakni tingkah laku yang mengarah pada pencapaian tujuan.

  14. Blank -avoidance, yakni tingkah laku untuk mengalah atau suatu penghindaran pekerjaan.

Didalam teori kebutuhan yang digambarkan dalam model Murray, David McClelland mengatakan bahwa kebutuhan individu diperoleh dari waktu ke waktu dan dibentuk melalui pengalaman hidup seseorang. Sebagian besar dari kebutuhan ini dapat dikelompokkan menjadi prestasi, afiliasi dan kekuasaan. Keefektifan seseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dipengaruhi oleh ketiga kebutuhan tersebut.

Adapun 20 kebutuhan yang penting menurut Murray adalah :

  1. Need Abasement (merendah)
  2. Need Achivement (prestasi)
  3. Need Affiliation (menggabung)
  4. Need Agression (menyerang)
  5. Need Autonomy (mandiri)
  6. Need Counteraction (mengimbangi)
  7. Need Defendence (membela diri)
  8. Need Deference (menghormati)
  9. Need Dominance (menguasai)
  10. Need Exibition (penonjolan diri)
  11. Need Harm Avoidance (menghindari bahaya)
  12. Need Inavoidance (menghindari rasa hina)
  13. Need Nurturance (memelihara)
  14. Need Order (teratur)
  15. Need Play (permainan)
  16. Need Rejection (menolak)
  17. Need Sentience (keharuan)
  18. Need Sex
  19. Need Succorance (membuat orang iba)
  20. Need Understanding (pemahaman)

Menurut Murray, kebutuhan atau needs adalah suatu konstruk yang mewakili suatu daya pada bagian otak, kekuatan yang mengatur persepsi, apersepsi, pemahaman, konasi dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan ke arah tertentu (dalam Calvin S.Hall & Gardnen Lindzey, 1993).

Konsep kebutuhan sama seperti konsep kepribadian, merupakan sesuatu yang abstrak atau hipotetis namun demikian berkaitan dengan proses-proses fisiologis dalam otak. Tampak juga bahwa kebutuhan-kebutuhan bisa dibangkitkan dari dalam atau digerakkan sebagai akibat rangsang dari luar. Dalam kedua hal tersebut, kebutuhan membuat organisme aktif dan terus aktif dalam situasi organisme dan lingkungan diubah untuk mereduksi kebutuhan tersebut. beberapa kebutuhan diikuti oleh tindakan-tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk menghasilkan keadaan akhir yang diinginkan.

Murray (dalam Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, 1993) menyatakan bahwa adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari:

  1. Akibat atau dari hasil tingkah laku,

  2. Pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan,

  3. Perhatian dan respon selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu

  4. Ungkapan emosi atau perasaan tertentu

  5. Ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai. Laporan-laporan subyektif tentang perasaan-perasaan, kecenderungan-kecenderungan dan tujuan-tujuan memberikan kriteria tambahan.

Setelah diberikan definisi umum dan kriteria di atas untuk menyimpulkan atau menggolongkan kebutuhan-kebutuhan, dan meneliti secara intensif sejumlah kecil subjek, serta mencapai suatu daftar sementara yang terdiri dari dua puluh kebutuhan.

Dua puluh kebutuhan menurut Murray tersebut adalah: sikap merendah, prestasi, afiliasi, agresi, otonomi, counteraction, membela diri, sikap hormat, dominasi, ekshibisi (sikap menonjolkan diri), menghindari bahaya, menghindari rasa hina, sikap memelihara, keteraturan, permainan, penolakan, keharuan, seks, pertolongan dalam kesusahan, dan pemahaman.

Tipe-Tipe Kebutuhan


Murray (1938) telah merumuskan dasar untuk membedakan tipe-tipe kebutuhan menjadi lima macam, yaitu:

  • Pertama, ada perbedaan antara kebutuhan-kebutuhan primer dan kebutuhan viskerogenik (viscerogenic needs) berhubungan dengan peristiwa-peristiwa organis tertentu yang khas, dan secara khusus berkenaan dengan kepuasan-kepuasan fisik.

    Contohnya adalah kebutuhan akan udara, air, makanan, seks, laktasi, kencing, dan defeksi.

    Kebutuhan-kebutuhan sekunder atau kebutuhan-kebutuhan psikogenik (psychogenic needs) dianggap berasal dari kebutuhan-kebutuhan primer dan ditandai oleh tidak adanya hubungan fokal dengan proses- proses organis atau kepuasan fisik khusus.

    Contohnya adalah kebutuhan akan belajar (pemerolehan), konstruksi, prestasi, pengakuan, ekshibisi, kekuasaan, otonomi, dan kehormatan.

  • Kedua, kita telah membedakan antara kebutuhan-kebutuhan terbuka (overt needs) dan kebutuhan-kebutuhan tertutup (covert needs), yakni kebutuhan-kebutuhan yang nyata dan kebutuhan-kebutuhan yang laten atau tersembunyi. Kita membedakan antara kebutuhan-kebutuhan yang kurang lebih dapat diungkapkan secara langsung atau segera, dan kebutuhan-kebutuhan yang umumnya dikekang, dihambat, atau ditekan.

    Bisa dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan terbuka secara khas mengungkapkan diri dalam tingkah laku motorik, sedangkan kebutuhan-kebutuhan yang tertutup biasanya berada dalam dunia fantasi atau impian.

    Sebagian besar dari kebutuhan-kebutuhan tertutup merupakan hasil dari perkembangan struktur-struktur yang diinternalisasikan (super ego) yang menentukan bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas atau yang dapat diterima.

    Kebutuhan-kebutuhan tertentu tidak dapat diungkapkan dengan bebas tanpa melanggar kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang telah diambil alih dari masyarakat melalui orangtua dan kebutuhan-kebutuhan ini kerap kali beroperasi secara tersembunyi.

  • Ketiga, ada kebutuhan-kebutuhan yang memusat (fokal) dan kebutuhan-kebutuhan yang menyebar (difus). Beberapa kebutuhan erat berhubungan dengan kelompok-kelompok kebutuhan objek lingkungan yang terbatas, sedangkan kelompok-kelompok kebutuhan lainnya begitu umum berlaku pada hampir setiap keadaan lingkungan.

    Murray menunjukkan bahwa kalau tidak terdapat suatu fiksasi yang luar biasa, maka kebutuhan selalu cenderung berubah menurut objekobjek yang dituju oleh kebutuhan itu dan cara bagaimana objek-objek ini didekati. Artinya, bidang peristiwa-peristiwa lingkungan yang relevan dengan kebutuhan itu mungkin diperluas atau dipersempit dan tindakan-tindakan instrumental yang berhubungan dengan kebutuhan itu mungkin bertambah atau berkurang.

    Apabila kebutuhan itu melekat pada objek yang tidak cocok, hal ini disebut fiksasi dan biasanya dianggap patologis. Akan tetapi seperti yang dikatakan Murray, ketidakmampuan dari suatu kebutuhan melekatan diri pada suatu objek pilihan secara tetap, berpindah-pindah dari satu objek ke objek yang lain, mungkin juga patologis seperti halnya fiksasi.

  • Keempat, ada kebutuhan-kebutuhan proaktif dan kebutuhan-kebutuhan reaktif. Kebutuhan proaktif adalah kebutuhan yang sebagian besar ditentukan dari dalam, kebutuhan yang bergerak secara spontan sebagai akibat dari sesuatu dalam diri seorang dan bukan akibat dari sesuatu di lingkungan. Perbedaannya disini terutama adalah antara respon yang dibangkitkan oleh rangsang yang tepat dan respon yang muncul kendati tidak ada perubahan stimulus yang penting.

    Murray memakai konsep-konsep ini juga untuk menerangkan interaksi antara dua orang atau lebih, dimana biasanya seorang individu dapat disebut sebagai proaktor (memulai interaksi, mengajukan pertanyaan, pada umumnya memberikan stimulus yang harus diberikan respon oleh pihak yang lain), sedangkan individu yang lain dapat disebut sebagai reaktor (bereaksi terhadap stimulus-stimulus yang diberikan proaktor).

  • Kelima, terdapat perbedaan antara kegiatan proses (process activity), kebutuhan-kebutuhan modal (modal needs), dan kebutuhan-kebutuhan akibat (effect needs). Para psikolog Amerika yang terbiasa menerangkan fungsi dan kegunaan, secara konsisten menekankan kebutuhan-kebutuhan akibat yaitu yang mengarah pada suatu keadaan yang diinginkan atau hasil akhir. Akan tetapi Murray tetap berpendapat bahwa kegiatan proses dan kebutuhan-kebutuhan modal, kecenderungan- kecenderungan untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu demi perbuatan itu sendiri, sama pentinganya.

    Operasi yang bersifat tanpa tujuan, tidak terorganisasi, dan tidak fungsional dari berbagai proses (penglihatan, pendengaran, pikiran, pembicaraan dan sebagainya) yang mulai berangsur sejak lahir disebut kegiatan proses. Ini adalah kepuasan karena semata-mata berfungsi (sheer function pleasure), berbuat sekedar untuk berbuat. Sebaliknya, kebutuhan-kebutuhan modal menuntut individu melakukan sesuatu dengan taraf mutu atau kualitas tertentu. Yang dicari dan dinikmati masih kegiatan itu sendiri, tetapi kini kegiatan itu memberikan kepuasan hanya kalau berhasil dilakukan dengan tingkat kesempurnaan tertentu.

Hubungan Timbal Balik antara Kebutuhan-Kebutuhan

Need tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan selalu berhubungan satu sama lain, dan bentuk interaksi atau pengaruh timbal balik ini secara teoritis sangat penting. Murray menerima fakta bahwa ada suatu hierarki kebutuhan-kebutuhan, bahwa kecenderungan-kecenderungan tertentu harus didahulukan daripada yang lain-lainnya.

Konsep prepotensi (prepotency) digunakan untuk menyebutkan kebutuhan-kebutuhan yang “menjadi regnan karena sangat darurat apabila tidak dipuaskan” (Murray, 1951 dalam Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, 1993). Jadi, dalam situasi-situasi di mana dua kebutuhan atau lebih timbul serempak dan menggerakkan respon-respon yang bertentangan, maka kebutuhan yang lebih kuat (seperti sakit, lapar dan haus) biasanya akan terwujud menjadi tindakan karena tidakan-tindakan yang berpotensi demikian ini tidak dapat ditunda. Pemuasan secara minimal atas kebutuhan-kebutuhan itu adalah perlu sebelum kebutuhan-kebutuhan lainnya dapat beroperasi.

Dalam penelitiannya tentang kepribadian, Murray biasanya menggunakan sekumpulan konsep untuk menggambarkan konflik yang menyangkut kebutuhan- kebutuhan penting. Jadi, sudah menjadi kebiasaan dalam penelitiannya, ia mengukur intensitas konflik setiap subjek penelitiannya dalam bidang-bidang tertentu, misalnya otonomi versus sikap tunduk, prestasi versus kenikmatan.

Dalam keadaan-keadaan tertentu lebih dari satu kebutuhan dapat dipuaskan oleh hanya satu tindakan. Dalam hal ini di mana sejumlah kebutuhan yang berbeda menghasilkan tingkah laku yang sama, maka Murray berbicara tentang fusi kebutuhan-kebutuhan. Hubungan lain yang penting diantara kebutuhan-kebutuhan diungkapkan dengan konsep subsidiasi.

Kebutuhan subsider ialah kebutuhan yang beroperasi untuk melayani kebutuhan lain atau dengan kata lain suatu need baru bisa dipuaskan setelah need lain dipuaskan terlebih dahulu. Misalnya, individu mungkin memperlihatkan kebutuhan-kebutuhan agresif, tetapi perubahan-perubahan itu mungkin hanya berfungsi untuk memudahkan kebutuhan-kebutuhan serakah.

Dalam hal di mana salah satu kebutuhan hanya berfungsi sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan lainnya, maka kebutuhan yang pertama disebut sebagai subsider terhadap kebutuhan tang kedua. Menelusuri rangkaian subsidiasi dapat sangat berharga untuk mengungkapkan motif-motif yang dominan atau motif-motif akar dari individu.