Apa yang dimaksud dengan Psikologi Abnormal?

Psikologi abnormal

Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang psikologi dalam bidang klinis dimana ia mempelajari pola perilaku abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas. Psikologi abnormal atau disebut juga psikopatologi merupakan bidang psikologi yang kaitannya dengan hambatan atau kelainan kepribadian, dimana ini menyangkut isi dan proses kejiwaan.

Apa yang dimaksud dengan psikologi abnormal ?

1 Like

Psikologi abnormal merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku-perilaku individu yang menyimpang yang tak lazim dilakukan oleh orang normal. Contohnya: lesbi, gay, clepto, psikopat, dan masih banyak yang lainnya. Misal ada seorang psikopat, di ilmu ini kamu akan mempelajari kenapa orang itu bisa bersikap seperti itu, lalu bagaimana cara menanganinya, dan lain.

Pendekatan psikologi abnormal


Beberapa pendekatan psikologi abnormal :

  1. Statistical infrequency
    Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dalam mendefinisikan konsep abnormalitas. Semua variabel yang akan diukur terlebih dahulu didistribusikan ke dalam suatu kurva normal. Kurva normal ini berbentuk seperti lonceng. Sebagian besar orang akan berada pada bagian tengah kurva. Abnormalitas dapat dilihat di kedua ujung kurva dan tidak berada di tengah kurva atau tidak masuk dalam bagian lonceng.

    Abnormalitas menurut konsepsi statistik biasanya digunakan dalam bidang psikologi atau bidang medis. Sebagai contoh dalam pengukuran intelegensi, ketrampilan membaca, tekanan darah, berat badan dan sebagainya. Meski masuk dalam konsep abnormal, namun jarang digunakan istilah abnormal dalam bidang ini. Orang dengan IQ yang berada di sebelah kanan dan termasuk abnormalitas misalkan IQ 150 disebut jenius bukan abnormal. Perlu adanya informasi lain yang mendukung apakah suatu perilaku termasuk normal atau tidak normal.

  2. Unexpectedness
    Perilaku abnormal dengan pendekatan ini didefinisikan debagai suatu reflek atau bentuk dari respon yang tidak diharapkan akan terjadi. Respon seperti cemas dengan tiba-tiba saat berada dalam tengah suasana dimana keluarga berbahagia atau repon kekhawatiran akan ekonomi keluarga sementara keadaan ekonomi keluarga tengah sangat baik. Respon-respon ini tidak diharapkan terjadi masuk dalam perilaku abnormal.

  3. Personal distress
    Perilaku akan dianggap sebagai abnormal jika perilaku menimbulkan penderitaan bagi individu atau perilaku tersebut menyengsarakan individu. Tidak semua disorder atau gangguan akan menyebabkan distress . Sebagai contoh adalah psikopat yang melukai orang lain tanpa merasa bersalah dan tidak ada kecemasan dalam melakukan tindakan melukai. Dalam konsep ini, tidak semua kesakitan dan penderitaan dikatakan abnormal, seperti sakit karena suntikan. Kriteria dalam konsep ini dikatakan subyektif karena sulit untuk menentukan standar tingkat distress yang dapat diberlakukan secara umum.

  4. Violation of norms
    Konsep ini mendefinisikan perilaku abnormal dengan mengkaitkannya dengan konteks sosial di lingkungan perilaku tersebut. Ketika perilaku sesuai dengan norma masyarakat maka perilaku dapat dikatakan normal. Jika perilaku bertentangan dengan norma dimana perilaku dilakukan maka perilaku disebut sebagai abnormal. Konsep ini mempertimbangkan relatifitas perilaku dengan norma masyarakat dan budaya yang ada dalam lingkungan dan pada saat yang sama.

  5. Disablitity
    Abnormalitas dapat menyebabkan individu kesulitan dalam mencapai tujuan. Abnormalitas dapat mengakibatkan kesulitan mengoptimalkan fungsi akademik bagi pemakai narkoba. Tidak hanya itu pemakai narkoba juga dapat kesulitan menjalankan pekerjaan serta fungsi sosial. Ketidakmampuan ini menyebabkan pemakaian narkoba disebut sebagai abnormalitas. Konsep ini tidak menjelaskan dengan gamblang apakah orang abnormal akan mengalami disability .

Konsep abnormalitas


Konsep abnormalitas dapat ditinjau dari beberapa hal ini :

  • Menurut konsep statistik
    Konsep ini sama dengan Statistical infrequency . Sesuatu gejala dikatakan abnormal jika mengalami penyimpangan dari mayoritas atau kurva. Konsep ini menyatakan bahwa simpangan dari kurva normal merupakan abnormal, seperti idiot dan jenius sama-sama abnormal namun berbeda sisi.

  • Menurut konsepsi penyesuaian diri
    Jika seseorang mampu menangani masalah atau berhasil dalam menangani masalah, maka ia dikatakan memiliki penyesuaian yang baik. Seseorang dengan penyesuaian yang baik dikatakan memiliki jiwa yang normal. Sebaliknya, jika individu menunjukkan kecemasan dalam menghadapi masalah atau individu mengalami ketakutan, kesedihan dan sebagainya sehingga masalah tidak terpecahkan, maka individu dianggap penyesuaian dirinya tidak baik. Hal ini mengarah pada abnormalitas.

  • Menurut konsepsi patologis
    Perilaku individu akan dinyatakan tidak normal jika ditemukan simptom-simptom klinis tertentu. Simptom-simptom tersebut contohnya adalah obsesi, halusinasi, fobia dan sebagainya. Individu yang tidak menunjukkan simptom klinis dikatakan sebagai individu yang normal.

  • Menurut kematangan pribadi
    Seseorang dikatakan normal dalam konsep ini jika individu menunjukkan kematangan pribadi. Kematangan pribadi diketahui dengan menyesuaikan perilaku individu dengan tingkat perkembangan. Jika perilaku dan tingkat perkembangan sesuai, maka individu dikatakan normal. Sebaliknya, jika individu tidak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tingkat perkembangan maka individu dikatakan abnormal.

  • Menurut konsepsi Sosio-kultural
    Masyarakat selalu memiliki norma dan nilai yang digunakan dalam mengatur perilaku anggotanya. Individu dituntut untuk mengikuti seperangkat nilai dan norma yang ada di masyakat dimana ia berada. Individu harus mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma tersebut. Jika individu menyimpang dari norma yang ada di lingkungannya maka ia dikatakan abnormal, namun jika individu mampu menyesuaikan dengan lingkungan maka individu disebut normal.sebagainya.

Karakterisitik Perilaku Abnormal

Beberapa kriteria yang dapat digunakan bahwa seseorang menunjukkan perilaku abnormal, yaitu :

  • Pelanggaran Norma Sosial
    Perilaku yang berlawanan dengan apa yang dianggap normal oleh masyarakat adalah perilaku yang dapat dikatakan abnormal. Seperti yang sering kita saksikan, budaya mempunyai peran yang besar di dalam norma sosial, seperti juga usia yang menjadi tolok ukur penting. Contohnya, seorang pria dewasa yang berenang tanpa pakaian di depan umum pasti akan dianggap aneh, sementara anak berusia tiga tahun yang melakukan hal sama biasanya akan disebut lucu dan menggemaskan.

  • Kejarangan Statistik
    Kriteria ini menggunakan suatu pengukuran statistik yang memasukkan semua kriteria atau variabel yang akan diukur ke dalam suatu kurva. Hal yang dianggap jarang atau perilaku yang dianggap menyimpang dari rata – rata akan menjadi suatu yang dianggap abnormal. Akan tetapi, tidak semua hal yang jarang itu akan dapat disebut abnormal juga, contohnya seorang yang memiliki IQ diatas 150 tidak akan disebut abnormal, melainkan jenius.

  • Personal Distress
    Suatu perilaku akan dianggap abnormal jika hal itu mendatangkan kesengsaraan atau penderitaan bagi seseorang. Contoh yang paling sesuai dari kriteria ini adalah kelainan obsesif kompulsif. Dimana kegelisahan akan sesuatu hal mengarah kepada perilaku kompulsif yang bertujuan untuk meredakan kegelisahan tersebut.

  • Perilaku Maladaptif
    Ini adalah kriteria terakhir yang menyatakan bahwa perilaku yang menghasilkan ketidak bahagiaan pada diri seseorang dan bukannya self – fulfillment dapat dikatakan abnormal. Perilaku yang membatasi kemampuan kita untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang abnormal. Selain itu, perilaku yang termasuk ke dalam perbuatan yang melukai diri sendiri atau orang lain, juga dapat masuk ke dalam kriteria ini. Misalnya, pecandu alkohol.

Perilaku Abnormal


Beberapa perilaku yang dianggap abnormal, yaitu :

  1. Psikopat
    Psikopat artinya sakit jiwa. Asal katanya dari bahasa Yunani Psyche yaitu jiwa dan Pathos, yang artinya penyakit. Seseorang yang menderita kelainan ini sangat pandai berpura – pura dan membuat kamuflase yang rumit demi keuntungan dirinya sendiri.

    Contohnya, menyebar fitnah, mengadu domba, memutar balik fakta, dan berbohong demi mendapatkan tujuannya. Disebut juga sebagai sosiopat, psikopat sulit disembuhkan dan dideteksi karena banyak dari penderitanya yang berada di tengah masyarakat daripada yang mendapatkan pengobatan.

    Menurut penelitian, sekitar 15-20 persen psikopat merupakan seorang pembunuh, pemerkosa dan perampok. Selebihnya adalah seseorang yang penampilannya sempurna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik yang luar biasa serta pandai bertutur kata.

  2. Penyimpangan seksual
    Penyimpangan seksual dapat diartikan sebagai dorongan seksual yang ditujukan kepada objek yang tidak lazim, atau pemenuhan kebutuhan seksual dengan cara yang tidak lazim pula dan tidak wajar.

  3. Psikoneurosis
    Juga dikenal dengan nama neurosis , ini merupakan suatu kondisi gangguan mental yang hanya mempengaruhi sebagian kepribadian sehingga penderitanya masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Biasanya diekspresikan secara tidak sadar dalam bentuk mekanisme pertahanan diri atau self defense mechanism .

  4. Psikosis
    Psikosis disebut dengan kelainan kepribadian besar karena mempengaruhi seluruh kepribadian seseorang sehingga tidak lagi bisa menjalani kehidupan sehari – hari dengan normal, mengarah kepada keadaan mental yang terganggu oleh delusi atau mengalami halusinasi. Delusi yaitu kesalah pahaman terhadap suatu hal, sedangkan halusinasi adalah melihat atau mendengar suatu peristiwa yang sebenarnya tidak ada.

Penyebab Abnormalitas


Faktor-faktor yang menentukan abnormalitas dapat dikelompokkan berdasar sumber asal yaitu :

  • Faktor biologis
    Keadaan fisik atau biologis dapat berpengaruh pada abnormalitas seseorang. Keadaan biologis akan menghambat fungsi biologis atau menjadi penghambat perkembangan seseorang. Faktor biologis dapat mempengaruhi segala aspek dalam diri individu seperti kecerdasan, daya tahan dan sebagainya,

  • Faktor sosiokultural
    Faktor sosiokultural berhubungan dengan tuntutan masyarakat yang menimbulkan tekanan bagi diri individu. Tekanan ini selanjutnya dapat menimbulkan gangguan.

  • Faktor psikososial
    Faktor psikososial diklasifikasikan menjadi beberapa hal seperti adanya trauma pada masa anak, deprivasi parental, struktur keluarga patogenik dan hubungan anak dan orang tua yang patogenik.

Faktor-faktor yang menentukan abnormalitas dapat dikelompokkan berdasar tahap berfungsi :

  • Penyebab primer
    Primary cause atau penyebab primer adalah kondisi dimana ada suatu gangguan yang muncul dan menyebabkan abnormalitas. Pada kasus paresis general ditemukan infeksi sipilis menyerang sistem saraf. Paresis general merupakan suatu psikosis dimana ia disertai kelumpuhan atau paralysis yang dapat berkembang secara bertahap hingga penderita mengalami lumpuh total. Tanpa adanya infeksi sipilis, seseorang tidak akan mengalami paresis general. Dengan kata lain, paresis general dipicu terutama oleh satu kondisi yaitu infeksi sipilis.

  • Penyebab Predisposing
    Penyebab predisposing digunakan untuk menyebutkan kondisi yang dapat memicu terjadinya gangguan. Kondisi ini membukakan jalan munculnya gangguan tertentu yang dapat muncul di masa mendatang. Rejected child akan lebih rentang mengalami tekanan hidup saat dewasa dibandingkan dengan orang yang mendapatkan rasa aman saat anak-anak.

  • Penyebab pencetus
    Penyebab ini digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi yang tidak dapat ditahan oleh individu sehingga gangguan muncul. Contoh dari gangguan ini adalah seseorang yang mengalami gangguan setelah gagal dalam berbisnis atau gagal menjalin hubungan. Orang-orang yang mengalami situasi dan kejadian yang sama belum tentu mengalami gangguan mungkin hanya beberapa orang saja.

  • Reinforcing Cause
    Reinforcing cause atau penyebab yang menguatkan digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi dimana seseorang mempertahankan perilaku maladatif. Penyebab ini dapat berkaitan dengan lingkungan individu dan bukan dari individu sendiri. Perhatian yang berlebih saat seseorang sedang sakit mungkin akan menimbulkan sifat yang kurang bertanggungjawab yang dapat menghalangi proses penyembuhan.

  • Hubungan dari Faktor Penyebab
    Biasanya gangguan perilaku tidak hanya disebabkan oleh penyebab tunggal. Ada serangkaian faktor dan penyebab yang membuat kompleksitas. Hubungan penyebab-penyebab ini saling mempengaruhi dan menjadi sumber penyebab abnormalitas yang kompleks. Hal ini dimaksudkan bahwa abnormalitas dapat terjadi karena adanya reinforcing cause , penyebab primer, penyebab pencetus dan penyebab predisposing yang terjadi pada individu.

Manfaat psikologi abnormal


Beberapa manfaat psikologi abnormal antara lain :

  • Mempelajari psikologi abnormal, maka individu akan mendapatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai jenis, gejala, pencegahan, penyebab dan penanganan dari perilaku abnormal.

  • Psikologi abnormal dapat dimanfaatkan dalam bidang konseling dan psikiatri untuk membantu memahami subyek atau klien.

  • Bagi konselor, pemahaman mengenai psikologi abnormal dapat membantu dalam melakukan penanganan dan pencegahan gangguan psikologis pada peserta didik.

  • Individu yang mengalami abnormalitas dapat melakukan fungsi sosial dengan normal.

  • Psikologi abnormal juga memiliki manfaat bagi keilmuannya, antara lain mengembangkan metode intervensi, penelitian serta berbagai alat bantu untuk memudahkan intervensi klinis pada subyek yang teridentifikasi mengalami abnormalitas.

Psikologi abnormal kadang-kadang disebut juga psikopatologi. Dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah Abnormal Psychology. Apa yang dimaksud dengan psikologi abnormal? Berikut dikemukakan beberapa definisi. Menurut Kartini Kartono (2000), psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa.

Singgih Dirgagunarsa (1999) mendefinisikan psikologi abnormal atau psikopatologi sebagai lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang menyangkut proses dan isi kejiwaan.

Berkenaan dengan definisi psikologi abnormal, pada Ensiklopedia Bebas Wikipedia (2009), dinyatakan,

“Abnormal psychology is an academic and applied subfield of psychology involving the scientific study of abnormal experience and behavior (as in neuroses, psychoses and mental retardation) or with certain incompletely understood states (as dreams and hypnosis) in order to understand and change abnormal patterns of functioning”.

Definisi psikologi abnormal juga dapat dijumpai di Merriem-Webster OnLine (2009). Pada kamus online tersebut dinyatakan :

“Abnornal psychology : a branch of psychology concerned with mental and emotional disorders (as neuroses, psychoses, and mental retardation) and with certain incompletely understood normal phenomena (as dreams and hypnosis)”.

Dari empat definisi yang dinyatakan dengan kalimat yang berbeda tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian psikologi abnormal sebagai berikut.

Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dari psikologi atau psikologi khusus.

Yang dibahas dalam psikologi abnormal adalah segala bentuk gangguan atau kelainan jiwa baik yang menyangkut isi (mengenai apa saja yang mengalami kelainan) maupun proses (mengenai faKtor penyebab, manifestasi, dan akibat dari gangguan tersebut).

Manfaat Mempelajari Psikologi Abnormal


Psikologi abnormal dipelajari dengan harapan dapat diperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang seluk beluk kelainan jiwa (jenis, gejala, penyebab, cara mencegah dan menanganinya, dst). Pengetahuan dan pemahaman mengenai hal tersebut diperlukan dalam bidang psikiatri dan bimbingan dan konseling.

Khusus untuk konselor, dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai seluk beluk kelainan jiwa diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya pencegahan dan penanganan gangguan jiwa yang mungkin terjadi pada peserta didik.

Ilmu-Ilmu yang Berhubungan dengan Psikologi Abnormal


Usaha untuk mendapatkan pengertian yang luas dan mendalam tentang kelainan jiwa antara lain dilakukan dengan mengkaitkan psikologi abnormal dengan ilmu-ilmu lainnya. Keterkaitan tersebut menyangkut bidang keilmuan dan juga bidang profesi. Beberapa ilmu yang berhubungan dengan psikologi abnormal adalah antara lain sebagai berikut.

1. Psikiatri

Psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa adalah cabang dari ilmu kedokteran, yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa (Maramis, 2005).

Psikologi abnormal berhubungan dengan psikiatri karena keduanya mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan gangguan dan juga penyakit jiwa. Namun pada psikologi abnormal usaha tersebut tidak sampai pada penyembuhan dan rehabilitasi, terlebih lagi bagi penderita psikosis.

2. Neurologi

Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang khusus mempelajari struktur dan fungsi syaraf, serta diagnosis dan penyembuhan gangguan system syaraf. Neurologi diperlukan psikologi abnormal karena terjadinya kelainan jiwa dapat disebabkan oleh kelainan pada system syaraf.

3. Psikoanalisis

Psikoanalisis memiliki dua dimensi, yaitu sebagai aliran psikologi dan teknik terapi. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis banyak membahas kepribadian manusia beserta dinamikanya. Dan sebagai teknik terapi, psikoanalisis bertolak dari anggapan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi karena faktor organis dan terutama faktor psikologis oleh karena itu untuk menyembuhkan gangguan jiwa maka harus diawali dengan mengungkap akar permasalahannya, yaitu yang bersumber dari faktor-faktor psikologis penderita.