Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?

Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu, apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana tingkah laku.

Model Pembelajaran merupakan komponen utama dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Model pembelajaran menjadi pijakan untuk menghasilkan perencanaan hasil pembelajaran yang bernuansa efektif, efesien dan menyenangkan. Model pembelajaran menurut Bruce & Weil adalah perencanaan suatu pola yang dapat digunakan sebagai desain dalam pembelajaran di dalam kelas.

Model pembelajaran dikembangkan atas pengembangan dari hasil pembelajaran. Reigeluth memaparkan bahwa istilah pengembangan dalam pembelajaran merupakan suatu upaya untuk memahami, memperbaiki dan mengkonstruksi bangunan berdasarkan cetak biru ( blue print ). Melalui proses pengembangan tersebut dimungkinkan diperoleh suatu produk baru dalam pendidikan baik berbentuk perangkat lunak ( soft ware ) seperti program pembelajaran maupun perangkat keras ( hard ware ) seperti media pembelajaran. Lebih lanjutnya dijelaskannya bahwa model pembelajaran digunakan untuk berbagai keperluan termasuk pembelajaran di mana satu komponen terintegrasi dari strategi, ringkasan, penggunaan contoh, penggunaan praktek untuk memberikan motivasi kepada siswa.

Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat diamati berdasarkan pengertian-pengertian di bawah ini:

  1. Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar.
    Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar;

  2. Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar.
    Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipun peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya;

  3. Pengajaran sebagai suatu sistem.
    Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni:

    • profesi guru,
    • perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik,
    • tujuan pendidikan dan pengajaran,
    • program pendidikan dan kurikulum,
    • perencanaan pengajaran,
    • strategi belajar mengajar,
    • media pengajaran,
    • bimbingan belajar,
    • hubungan antara sekolah dan masyarakat,
    • manajemen pendidikan / kelas.

Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu: tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari: tahap perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.

Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran/pemelajaran yang sudah dibuat. Dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

Landasan filsafat psikologi, pendidikan, ekonomi dan sebagainya serta pesan-pesan dari kurikulum lainnya dari kurikulum tersebut akan sangat mempengaruhi warna perencana di samping untuk tingkatan pendidikan mana kurikulum tersebut dan model-model pengembangan perencanaan apa yang digunakan. Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau skenario pembelajaran. Memang secara umum ada langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang bisa berlaku umum dalam pembelajaran apapun untuk siapapun dan kapanpun (’coca cola’). Guru membuka pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya, mengevaluasi dan menutup pelajaran. Tetapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja sangat spesifik dipengaruhi oleh berbagai hal :

  • Siapa yang belajar

  • Apa yang dipelajari

  • Dimana dia belajar

  • Pesan-pesan apa yang diamanatkan kurikulum

  • Siapa yang mengajarnya

Untuk menganalisis detail pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan :

  • Materi bahan ajar

  • Pola pembelajaran

  • Model desain instruksional / pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru, diantaranya :

1. Pembelajaran Penerimaan ( Reception Learning )/tokohnya bernama Ausebel, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  • Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta ilustrasi khusus

  • Pemahaman terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan tes yang menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang telah diberikan

  • Partikularisasi, penerapan prinsip umum ke dalam situasi/keadaan tertentu.

  • Tindakan, gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol ke suasana perbuatan/tindakan.

2. Pembelajaran Penemuan ( Discovery Learning ,), tokohnya: Piaget dan Bruner. Belajar penemuan dapat juga disebut “proses pengalaman”, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Tindakan dalam situasi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut, mungkin sebagai ganjaran atau hukuman ( operant conditioning ) atau mungkin memberikan keterangan mengenai hubungan sebab akibat

  • Pemahaman kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka dia dapat mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi. Dan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dirasakan.

  • Generalisasi, siswa membuat kesimpulan atas prinsip- prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap situasi tertentu.

  • Tindakan dalam suasana baru, siswa menerapkan prinsip dan mengantisipasi pengaruhnya.

3. Pembelajaran Penguasaan ( Mastery Learning ), tokohnya Carol. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  • Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok.

  • Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut.

  • Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif

  • Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.

4. Pembelajaran Terpadu ( Unit Learning ); pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh John Dewey dan orang pertama yang mempergunakan istilah unit adalah Morrison. Langkah-langkah umum pengembangan program unit adalah :

  • Menyusun lembar unit yang luas bertitik tolak dari topik atau masalah tertentu.

  • Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagian dari sumber unit, yang dirancang dengan pola tertentu.

  • Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pengajaran yang telah dikembangkan itu

  • Menyusun satuan pelajaran, yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar harian.

Pengembangan Model dalam Kawasan Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang menggarap masalah-masalah yang lebih luas dalam pengembangan suatu sistem instruksional yang lengkap, apakah itu suatu kuliah, suatu kurikulum untuk setahun atau suatu rencana instruksional untuk beberapa tahun. Bidang ini meliputi penerapan secara menyeluruh dari teknologi dan pembelajaran media untuk memberi kemudahan dalam belajar. Pengembangan Program Instruksional terutama tersusun atas tugas atau Kompetensi dalam fungsi desain, pemanfaatan/penyebaran, penelitian-teori, dan pemanfaatan, dengan tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi- seleksi, pengelolaan organisasi dan produksi.

Menurut Miarso ada berbagai macam model, ada tiga di antaranya adalah :

  1. model konseptual yang pada hakekatnya merupakan perwujudan dari suatu teori atau konseptualisasi teori-teori,

  2. model prosedural yang bersifat preskriptif artinya memberikan presentasi tentang bagaimana sesuatu,

  3. model fisikal yaitu model dalam wujud fisik.

Reigeluth dan Merill, menekankan ada tiga komponen pendukung model pembelajaran yaitu, metode pembelajaran, kondisi dan hasil pembelajaran. Yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah berbagai macam cara untuk mencapai berbagai macam hasil dalam berbagai macam kondisi. Kondisi pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi dampak metode dan karena itu penting untuk menentukan metode. Hasil pembelajaran merupakan berbagai akibat yang dapat dipakai untuk mengukur kegunaan berbagai macam metode dalam berbagai kondisi.

Peristiwa pembelajaran merupakan serangkain dari sistim pembelajaran untuk merubah tingkah laku seseorang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Pembelajaran bagi Vigotsky yang dikutip oleh Brennen, bahwa pembelajaran terjadi dalam suatu zona perkembangan proksimal. Perkembangan yang dimaksud mencakup perbedaan yang terdapat di antara perkembangan aktual dan potensial. Perkembangan ini merupakan hal-hal yang dapat dilakukan oleh pemelajar tanpa bantuan serta hal-hal yang mungkin dapat dilakukan dengan bantuan pihak yang lebih tahu, baik bantuan yang diberikan oleh guru atau sesama dengan teman belajar.

Sebagaimana Joice menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran serta mengarahkan dalam mendesain pembelajaran membantu pembelajar sedemikian hingga tujuan pembelajaran tercapai.

Model-model Desain Pembelajaran


Berbagai Model pengembangan pembelajaran menggambarkan bahwa kebutuhan-kebutuhan pendidikan yang terjadi di tengah masyarakat, mulai tingkat dewan pendidikan nasional maupun dewan pendidikan lokal hingga dewan pendidikan sekolah semakin meningkat menuju kualitas pendidikan internasional.

Untuk menuju kualitas pendidikan secara nasional dan internasional, para desainer pendidikan harus merancang desain model pembelajaran sesuai dengan kurikulum pemerintah dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan lokal. Untuk itu dibutuhkan berbagai model-model desain pembelajaran. Model-model desain pembelajaran adalah rancangan model-model pembelajaran sesuai dengan situasi dan kebutuhan siswa yang dirancang oleh desainer pembelajaran. Model-model desain pembelajaran ini dirancang sesuai dengan teori belajar dan pembelajaran/implementasi dari proses pembelajaran yaitu impelementasi teori pembelajaran konstruktivisme, humatistik dan behaviorisme.

Referensi :

  • Universitas Terbuka, Definisi Teknologi Pendidikan : Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT, (Jakarta: Rajawali, 1986)
  • Yusufhadi Miarso, Survey Model pengembangan Instruksional, “ makalah ” (Universitas Negeri Jakarta, 2007)
  • Reigeluth, Charles M , Instructional Design Theories and Models, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers, 2009)
  • Brennan, James F, Sejarah dan Sistem Psikologi, terjemahan Nurmala Sari Fajar, (Jakarta: Rajawali, 2003)
  • Bruce Joyce, Marsha Weil , Models of Teaching, ( Boston : Pearson Education, 2009).

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan strategi pembelajaran. Sofan Amri (2013) dalam bukunya mendefinisikan strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran antara lain sebagai berikut:

  • Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu:

    • pemilihan materi pelajaran (guru dan siswa);
    • penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok);
    • cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal);
    • sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen atau homogen)
  • Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.

  • Metode pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan metode ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.

  • Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus atau metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang dan atau dengan teknik yang lainnya.

Strategi pembelajaran menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapatnya Kemp, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa.

Upaya mengimplementasi rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disunsun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositor bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termaksuk menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode.

Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedang metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Strategi adalah a plan of operation achieving something , sedangkan metode adalah a way in achieving something .

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istialh pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy kellen (1998) mencatat bahwa terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher centred approaches ) dan pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered approaches ).

  • Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung ( direct instruction ), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositor.

  • Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuri atau discovery serta pembelajaran induktif.

Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologi, sosiologis, analisis sistem, atau teori–teori lain yang mendukung (Joyce& Weil: 1980). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru dapat memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.

Pemilihan Model Pembelajaran


Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu.

  1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan– pertanyaan yang dapat diajukan adalah :

    • Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?

    • Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?

    • Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?

  2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:

    • Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?

    • Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau tidak?

    • Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?

  3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa:

    • Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?

    • Apakah model pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?

    • Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?

  4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis:

    • Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu model saja?

    • Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu–satunya model yang dapat digunakan?

    • Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?

Ciri-ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri–ciri sebagai berikut:

  • Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif

  • Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.

  • Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:

    1. urutan langkah-langkah pembelajaran ( syntax ),
    2. adanya prinsip-prinsip reaksi,
    3. sistem sosial, dan
    4. sistem pendukung.

    Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

  • Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi :

    1. dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur,
    2. dampak pengiring, yaitu hasil belajr jangka panjang.
  • Membuat persipan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Model Pembelajaran Berdasarkan Teori


Pengkategorian model pembelajaran berdasarkan teori yang mendukungnya adalah sebagai berikut :

1. Model Interaksi Sosial

Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt ( field theory ). Model interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat ( learning to life together ). Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruan yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukan bagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh, bukan bagian-bagian.

Aplikasi Teori Gestalt dalam Pembelajaran adalah:

  • Pengalaman (insight /tilikan). Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki kemampuan insight , yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek. Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight .

  • Pebelajaran yang bermakna . Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu objek akan menunjang pembentukan pemahaman dalm proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya di masa yang akan datang.

  • Perilaku bertujuan . Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku di samping adanya kaitan dengan SR juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai.

  • Perinsip ruang hidup ( life space ) . Perilaku siswa terkait dengan lingkungan di mana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan situasi lingkungan di mana siswa berada (kontekstual).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut.

  • Kerja Kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skills dalam bidang akademik.

  • Pertemuan Kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggung jawab. Baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.

  • Pemecahan Masalah Sosial atau Sosial Inkuiri , bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah–masalah sosial dengan cara berpikir logis.

  • Bermain Peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai–nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.

  • Simulasi Sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

Tabel Rumpun Model Interaksi Sosial

No. Model Tokoh Tujuan
1. Penentuan Kelompok Herbert Telen & John Dewey Perkembangan keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial demokrasi melalui penekanan yang dikombinasikan pada keterampilan antar-pribadi (kelompok) dan keterampilan perkembangan pribadi merupakan halyang penting dalam model ini.
2. Inkuiri Sosial Byron Massialas & Benjamin Cox Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis.
3. Metode Laboratori Bethel Maine Perkembangan keterampilan antarpribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan pribadi.
4. Jurispru densial Donald Oliver & James P. Shaver Dirancang terutama untuk mengajarkan kerangka acuan yurisprudensial sebagai cara berpikir dan penyelesaian isu-isu sosial.
5. Bermain Peran Fainnie Shatel & George Fhatel Dirancang untuk memengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai pribadi dan sosial. Perilaku dan nilai-nilainya diharapkan anak menjadi sumber bagi penemuan berikutnya.
6. Simulasi Sosial Sarene Bookock & Harold Guetzkov Dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial, dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.

2. Model Pemrosesan Informasi

Model ini berdasarkan teori belajar kognitif dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi. Pemrosesan informasi merujuk pada cara menerima stimuli dari lingkungan dengan mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual.

Menurut Piaget perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap, yaitu:

  • sensory motor;
  • pre operational;
  • concrete operational;
  • formal operational.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget (Sofan Amri, 2013) dalam pembelajaran adalah :

  • Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yangs sesuai dengan cara berpikirnya.

  • Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

  • Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing bagi anak.

  • Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

  • Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.

Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya mengatakan bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi–kondisi eksternal (ransangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar.

Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia ( human capitalaties ) yang terdari dari :

  1. informasi verbal;
  2. kecakapan intelektual;
  3. strategi kognitif;
  4. sikap; dan
  5. kecakapan motorik.

Delapan fase proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne adalah.

  1. Motivasi , fase awal memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik).

  2. Pemahaman , individu menerima dan memahami informasi yang diperolah dari pembelajaran. Pemahaman didapat melalui perhatian.

  3. Pemerolehan , individu memberikan makna / mempersepsi segala informasi yang sampai pada dirinya sehangga terjadi proses penyimpanan dalam memori siswa.

  4. Penahanan , menahan informasi / hasil belajr agar dapat diginakan utuk jangka panjang. Proses mengingat jangka panjang.

  5. Ingatan kembali , mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpa,bila ada rangsangan.

  6. Generalisasi , menggunakan hasil pembelajaran utnuk keperluan tertentu.

  7. Perlakuan , perwujudan perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran.

  8. Umpan balik , individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukan.

Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas berkaitan dengan pembelajaran pemrosesan informasi, yaitu :

  1. Melakukan tindakan utnuk menarik perhatian siswa.

  2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.

  3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.

  4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah direncanakan.

  5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

  6. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.

  7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditujuakn siswa.

  8. Melaksanakan proses dan hasil.

  9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamanya.

Model proses informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut :

  • Mengajar Induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.

  • Latihan Inkuiri , yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang memang diperlukan.

  • Inkuiri Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dam diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain–domain disiplin ilmu lainnya.

  • Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep, dan kemampuan analisis.

  • Model Pengembangan, bertujuan untuk mengambangkan intelegensi umum, terutama berpikir logis, aspek sosial dan moral.

  • Advanced Organizer Model , bertujuan mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien utnuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.

Implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran di antaranya adalah:

  • Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak. Anak akan dapat belajr dengan baik apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.

  • Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajrnya sebaik mungkin. (fasilitator, ing ngarso sung tulado, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani ).

  • Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Beri peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.

  • Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisasi dan diskusi sebanyak mungkin.

Tabel Rumpun Model Pemrosesan Informasi

No Model Tokoh Tujuan
1. Model Berpikir Induktif Hilda Taba Dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademik/ pembentukan teori.
2. Model Latihan Inkuiri Richard Suchman Pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis.
3. Inkuiri Ilmiah Joseph. J. Schwab Dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dan kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dari pemecahan masalah sosial).
4. Penemuan Konsep Jerome Bruner Dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran induktif, juga untuk perkembangan dan analisis konsep.
5. Pertumbuhan Kognitif Jean Piaget Irving Sigel Edmund Sulllvan, Lawrence Kohlberg Dirancang untuk memengaruhi siswa agar menemukan nilai-nilai pribadi dan sosial. Perilaku dan nilai-nilainya diharapkan anak menjadi sumber bagi penemuan berikutnya
6. Model Penata Lanjutan. David Ausubel Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk meyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan
7. Memori Herry Lorayne Jerry Lucas Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

3. Model Personal ( Personal Models)

Model ini bertitik dari teori Humanistik dan juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C.Buhler, dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang konduktif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual.

Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut:

  • Pembelajaran non-direktif , bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri).

  • Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian siswa.

  • Sintetik, untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif.

  • Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompliksitas dasar pribadi yang luwes.

Tabel Rumpun Model Personal

No. Model Tokoh Tujuan
1. Pengajaran non-Direktif Carl Rogers Penekanan pada pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pertahanan diri, kemandirian, dan konsep diri.
2. Latihan Kesadaran Fritz Perls William Schultz Meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak menekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi
3. Sinektik William Gordon Perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan maslah kratif
4. Sistem-sistem Konseptual David Hunt Dirancang untuk meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi
5. Pertemuan Kelas William Glasser Perkembangan pemahaman diri dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok sosial.

4. Model Modifikasi Tingkah Laku ( Behavioral )

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pada anak, guru selalu perhatian terhadap tingkah laku siswa, modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan memberi reward , sebagai reinforcement pendukung dan penerapan prinsip pembelajaran individual (individual learning) terhadap penbelajaran klasikal.

Tabel Rumpun Model Modifikasi Tingkah Laku

No. Model Tokoh Tujuan
1. ManajemenKontingensi B.F. Skinner Fakta-fakta, konsep, keterampilan
2. Kontrol Diri B.F. Skinner Perilaku/keterampilan social
3. Relaksasi (santai) Rimm & Masters Wolpe Tujuan-tujuan pribadi (mengurangi ketegangan dan kecemasan)
4. Pengurangan Ketegangan Rimm &Masters Wolpe Mengalihkan kesantaian kepada kecemasan dalam situasi sosial.
5. Latihan Asertif Desensitasi Wolpe, Lazarus, Salter Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial.
6. Latihan Langsung Gagne Smith & Smith Pola-pola perilaku, keterampilan

Sumber : Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, 2016, Inovasi Model Pembelajaran, Nizamial Learning Center

Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2011).

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode ataupun prosedur, ciri-ciri tersebut ialah :

  • Rasional teoritis logis yang disusun oleh para penciptanya.

  • Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar.

  • Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

  • Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujun pembelajaran dapat tercapai (Trianto, 2009).

Berkenaan dengan keterangan di atas, dapat diartikan bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang telah didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran yang sistematis sehingga dapat membantu peserta didik untuk belajar aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri. Setiap pendidik atau guru hendaknya mengetahui dan menguasai beberapa teori mengenai model pembelajaran, sehingga guru atau pendidik tersebut akan dapat menerapkannya di kelas dalam proses pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran nantinya diharapkan akan dapat menghasilkan proses belajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar pada setiap peserta didik.

Manfaat Model Pembelajaran


Adapun manfaat model pembelajaran ialah:

1. Bagi Guru.

  1. Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab telah jelas langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang tersedia, tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya serap peserta didik, serta ketersediaan media yang ada.

  2. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktifitas peserta didik dalam pembelajaran.

  3. Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku peserta didik secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif singkat.

  4. Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran peserta didik secara terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan (tidak sekedar mengisi kekosongan).

  5. Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam merencanakan pembelajaran dalam rangka memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran.

2. Bagi Siswa

  1. Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
  2. Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran
  3. Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran secara penuh
  4. Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif.

Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Menurut Adi (dalam Suprihatiningrum, 2013) memberikan definisi model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Winataputra (1993) mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajar (Suyanto dan Jihad, 2013).

Ciri-ciri Model Pembelajaran

Rusman (2012) mengemukakan bahwa model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis. 2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

  2. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pembelajaran mengarang.

  3. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:

    • urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax);
    • adanya prinsip-prinsip reaksi;
    • sistem sosial;
    • sistem pendukung.

    Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu mkodel pembelajaran.

  4. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:

    • Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur;
    • Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
  5. Membuat persiapan mengajar (desain instrusional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Rofa’ah (2016) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus daintaranya adalah:

    • Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
    • Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa mengajar.
    • Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
    • Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

    Ciri-ciri model pembelajaran yang baik yaitu adanya keterlibatan intelektual dan emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap, adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif. Selama pelaksanaan model pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan.

Menurut Arends (dalam Suprijono, 2013) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Menurut Joice& Weil (dalam Isjoni, 2013) model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Sedangkan Istarani (2011) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajaryang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.

Menurut Amri (2013) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu:

  1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
  4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna peserta didik dilibatkan secara aktif, karena peserta didik adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi dan karakter. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Usaha guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan.Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, teknik maupun model pembelajaran merupakan suatu hal yang utama.

Model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Jenis Model Pembelajaran

Dalam pembelajaran memiliki beberapa variasi model yang dapat diterapkan. Majid (2013) menyatakan terdapat 5 model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu:

  1. belajar tuntas (mastery learning),
  2. belajar kontrol diri (learning self control),
  3. latihan pengembangan keterampilan dan konsep diri (training for skill and concept development),
  4. latihan assertif, dan
  5. pembelajaran langsung (explicit instruction)

Menurut Soekamto dalam Trianto (2011), Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Sedangkan menurut Iru (2012), Model pembelajaran berarti acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola- pola pembelajaran tertentu secara sistematis.

Ciri-ciri Model Pembelajaran

Kardi dan Nur dalam Trianto (2011) menyebutkan ada empat ciri khusus dalam model pembelajaran yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :

  1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

  4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Komponen Model Pembelajaran

Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dikembangkan, model pembelajaran memilki beberapa komponen, yaitu :

1. Fokus

Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus dari sebuah sistem merujuk pada kerangka acuan yang mendasari pengembangan sebuah model.

2. Sintaks

Sintaks atau tahapan dari model mengandung uraian tentang model dalam tindakan.

3. Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan bagian penting dari setiap model, sebab model memiliki tiga elemen yaitu peranan guru dan siswa, khususnya hubungan hierarkis atau hubungan kewenangan, serta norma-norma atau perilaku siswa yang dianggap baik.

4. Sistem Pendukung

Aspek yang penting dan utama dari suatu model adalah elemen pendukung yang tujuannya adalah menyiapkan kemudahan kepada guru dan siswa bagi berhasilnya penerapan strategi mengajar.(Iru, 2012)

Fungsi Model Pembelajaran

Menurut SS Chauhan dalam Iru (2012) menyebutkan fungsi model pembelajaran sebagai berikut:

  1. Pedoman. Model mengajar dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan guru.

  2. Pengembangan kurikulum. Model pengajaran dapat membantu dalam pengembangan kurikulum untuk satuan dan kelas yang berbeda dalam pendidikan.

  3. Menetapkan bahan-bahan mengajar. Model mengajar menetapkan secara rinci bentuk-bentuk bahan pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu perubahan yang baik dari kepribadian siswa.

  4. Membantu perbaikan dalam mengajar. Model mengajar bisa membantu proses belajar mengajar yang meningkatkan keefektifan mengajar.

Secara umum model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda sesungguhnya, seperti “globe” yang merupakan model dari bumi tempat kita hidup.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan model pembelajaran (belajar mengajar) adalah kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran, serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Sedangkan menurut Agus Suprijono, model adalah landasan praktek pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Pendapat tentang model pembelajaran oleh para ahli adalah sebagai berikut:

  • Model pembelajaran, menurut Agus Suprijono, adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

  • Model pembelajaran, menurut Trianto, adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendisain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material atau perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media computer, dan kurikulum.

  • Model pembelajaran, menurut Dewey dalam Joyce dan Weil, merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk merancang tatap muka di kelas, atau pembelajaran tambahan diluar kelas dan untuk menajamkan materi pelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu teori yang dirancang untuk mendesain proses belajar mengajar didalam kelas, baik dari segi alat-alat yang akan dibutuhkan, strategi, dan juga kurikulum guna membantu siswa untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.

Referensi :

  • Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013.
  • Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011.