Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Team Game Turnament?

Belajar

Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut Robbins, belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Model pembelajaran Team Game Turnament hampir sama dengan model Student Teams Achievement Divisions ( STAD ), kecuali satu hal: Team Game Turnament menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan system skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademiknya sebelumnya setara seperti mereka.

Inti dari Team Game Turnament adalah siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kamudian mereka melakukan permainan dengan anggota kelompok lain untuk memperoleh skor bagi kelompok mereka.

Menurut Slavin (2009), di dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Game Turnament ada beberapa komponen utama, yaitu:

Presentasi di kelas

Materi dalam Team Game Turnament pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit Team Game Turnament.

Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan game dengan baik.

Tim adalah fitur paling penting dalam Team Game Turnament. Pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga atau empat orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.

Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya dilaksanakan pada akhir unit pokok bahasan, setelah guru memberikan penyajian kelas atau kelompok mengerjakan lembar kerjanya. Untuk ilustrasi turnamen dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Pembagian Meja Turnamen dalam model Team Game Turnament
Gambar. Pembagian Meja Turnamen

Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya dari meja 8 ke meja 7) skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya.

Rekognisi Tim

Pengukuhan kelompok dilakukan dengan memberikan hadiah atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar sehingga mencapai kriteria yang telah disepakati bersama. Ada tiga tingkatan penghargaan yang berdasarkan pada skor rata-rata tim dapat dilihat pada tabel, di bawah ini:

Tabel. Tingkatan Penghargaan

Kriteria (Rata-rata tim) Penghargaan
40 Tim Baik
45 Tim Sangat Baik
50 Tim Super

Menurut Slavin (2009), sebelum memulai Team Game Turnament ada beberapa persiapan yang harus diperhatikan antara lain:

  • Materi yang akan diajarkan
    Materi yang diajarkan dapat diadaptasi dari buku teks atau juga dengan materi yang dibuat oleh guru. Dan mempersiapkan sebuah lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban, sebuah kuis untuk setiap unit dan menyiapkan kartu-kartu bernomor.

  • Menempatkan siswa ke dalam tim
    Di dalam kelas terdiri separuh laki-laki, separuh perempuan, tiga perempat kulit putih dan seperempat minoritas boleh saja membentuk Tim yang terdiri dari empat orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan, dan tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas. Tim tersebut juga harus terdiri seorang siswa berprestasi tinggi, seorang siswa berprestasi rendah dan dua lainnya yang berprestasi sedang.

  • Menempatkan para siswa ke dalam meja turnamen
    Membuat kopian lembar penempatan meja turnamen. Pada lembar tersebut, tulislah daftar nama siswa dari atas ke bawah sesuai urutan kinerja mereka sebelumnya. Penentuan nomor meja hanya diketahui sendiri, ketika mengumumkan penempatan meja kepada anak-anak dilakukan secara acak, supaya para siswa tidak akan tahu bagaimana cara penyususnan penempatan meja tersebut.

Langkah-langkah dalam pembelajaran Team Game Turnament adalah sebagai berikut :

  • Pelajaran dimulai dengan memberikan materi pelajaran yang dilakukan oleh guru

  • Selanjutnya diumumkan kepada semua siswa bahwa akan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Turnament dan semua siswa diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Kepada siswa disampaikan bahwa mereka akan bekerja sama dengan kelompok belajar selama beberapa pertemuan, kemudian mengikuti permainan (game akademik) untuk memperoleh poin bagi nilai tim mereka serta diberitahukan tim yang memperoleh nilai tinggi akan mendapatkan rekognisi (penghargaan). Kegiatan dalam turnamen adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-4 siswa dari tim yang berbeda dengan kemampuan setara.

  • Pada permulaan turnamen diumumkan penetapan meja turnamen bagi siswa. Siswa diminta mengatur meja turnamen yang ditetapkan. Nomor meja turnamen dapat diacak. Setelah kelengkapan dibagikan dapat dimulai kegiatan permainan. Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca pertama, yaitu siswa yang menarik nomor tertinggi.

  • Permainan berlangsung sesuai waktu di mulai dari pembaca pertama. Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. Dia lalu membacakan dengan keras soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu, termasuk pilihan jawabannya jika soalnya adalah pilihan berganda.

Berikut adalah tata aturan permainan Team Game Turnament ;

Pembaca

  1. Ambil kartu bernomor dan carilah soal yang berhubungan dengan nomor tersebut pada lembar permainan.

  2. Bacalah pertanyaan dengan keras.

  3. Cobalah untuk menjawab.

Penantang I

Menantang jika memang dia mau (dan memberikan jawaban berbeda) atau boleh melewatinya.

Penantang II

Boleh menantang jika penantang I melewati, dan jika dia memang mau. Apabila semua penantang sudah menantang atau melewati, penantang II memeriksa lembar jawaban. Siapa pun yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya. Jika si pembaca salah, tidak ada sanksi, tetapi jika kedua penantangnya yang salah, maka dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya ke dalam kotak, jika ada.

Pada akhir putaran pemenang mendapat satu kartu bernomor, penantang yang kalah mengembalikan perolehan kartunya bila sudah ada. Pensekoran didasarkan pada jumlah perolehan kartu, misalnya pada meja turnamen terdiri dari 4 siswa yang tidak seri, peraih nilai tertinggi mendapat skor 60, kedua 40, ketiga 30 dan keempat 20. Dengan model yang mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan menyatukan intelegensi siswa yang berbeda akan dapat membuat siswa mempunyai nilai dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik., secara merata satu siswa dengan siswa lain.

Metode Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat membantu guru dan siswa dalam memahami materi pelajaran secara baik (Amad Jaedun: 2007).

Menurut Jumanta Hamdayana (2016) metode TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan dengan melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement. TGT merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan agar siswa lebih mud modeah dalam mereview dan menguasai materi pelajaran.

Metode pembelajaran TGT mengutamakan penggunaan turnamen antar tim dengan menggunakan permainan-permainan akademik. Dalam turnamen setiap tim diwakili oleh salah satu anggota tim untuk bertanding dengan perwakilan tim lain. Perwakilan tim dipilih harus memiliki kemampuan akademik setara dengan perwakilan tim lain.

Bahan ajar yang digunakan proses pembelajaran TGT sama dengan proses pembelajaran menggunakan metode lainya. TGT membutuhkan satu set kartu yang diberi nomor 1 sampai 30 untuk tiap tiga siswa didalam kelas yang terbesar. Sedangkan untuk menempatkan siswa kedalam tim-tim heterogen yang terdiri dari empat sampai lima siswa. Setelah siswa dibagi dalam kelompok maka siswa akan mempelajari materi secara kelompok kemudian dilakukan turnamen awal.

Prosedur TGT

Model pembelajaran TGT bisa dilakukan dengan berbagai variasi game. Menurut Silberman dalam Miftahul Triana Fajri (2011) prosedur dari Teams Game Tournament (TGT) adalah :

  1. Mengelompokkan siswa menjadi sejumlah tim yang beranggotakan 2 hingga 8 siswa, setiap kelompoknya memiliki jumlah anggota yang sama.

  2. Memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.

  3. Membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau pengingatan akan materi pelajaran. Format pertanyaan hendaknya mudah untuk penilaian sendiri, misalnya pilihan ganda,mengisi titik-titik, benar/salah,atau definisi istilah.

  4. Memberikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai “ronde satu”, setiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perorangan.

  5. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan siswa diminta untuk menghitung jumlah jawaban yang benar. Selanjutnya siswa diminta untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.

  6. Selanjutnya siswa diminta belajar lagi untuk “ronde kedua”. Kemudian diajukan petanyaan atau tes lagi sebagai bagian dari onde kedua tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk menggabungkan skor mereka dan menggabungkan skor mereka di ronde pertama.

  7. Lamanya metode ini bisa bervariasi, dan ronde yang digunakan bisa sebanyak mungkin.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Team Game Tournament (TGT)

Robert E. Slavin dalam Pipin Marfia Susainti (2016) secara implisit mengungkapkan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diantaranya adalah:

  1. Para siswa dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka.

  2. Meningkatkan persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kerja bukan keberuntungan.

  3. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa teteapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.

  4. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit).

  5. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak.

  6. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remajaremaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain

Kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah:

  1. Sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang beragam. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok.

  2. Banyak siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.