Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran Karya wisata (Out Door)?

Belajar

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan dan mengikuti petunjuk.

Pembelajaran karya wisata (outdoor) artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas. Pembelajaran ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara sistematis dan sistemik. Sering dalam implementasi outdoor, siswa tidak memiliki panduan belajar sehingga esensi kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya.

Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologi siswa, seperti rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

Karakteristik dari pembelajaran outdoor yaitu menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolahan, memiliki perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual. (Anitah, 2008)

Menurut barron P, (2009) dalam bukunya Aktivitas Permainan dan Ide Praktis Belajar di Luar Kelas, Anak-anak SD perlu belajar di ruang terbuka karena:

  1. Pembelajaran di ruang terbuka memberi anak kebebasan untuk belajar menggunakan semua indera mereka. Pengalaman ini mendorong pola pikir kreatif dan imajinatif.

  2. Pembelajaran di ruang terbuka membantu memperbaiki kemampuan belajar, perilaku, dan pemahaman anak di dalam kelas.

  3. Pembelajaran diruang terbuka memberikan pengalaman belajar yang kuat. Pengalaman ini membantu anak mengembangkan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.

  4. Pembelajaran di ruangan terbuka secara nyata berdampak positif pada rasa percaya diri, harga diri, dan pengendalian diri anak.

  5. Belajar di ruang terbuka sering kali melibatkan banyak pengalaman praktis dan langsung. Semuanya ini sangat menguntungkan bagi pembelajar kinestetik, yaitu anak yang lebih cepat mempelajari sesuatu dengan mengerjakannya secara langsung.

  6. Belajar di ruang terbuka sangat menyenangkan bagi guru dan siswa.

Menurut Muslisch M (2009), Pembelajaran luar kelas adalah guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. melalui pembelajaran luar kelas peran guru adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan.

Keuntungan dari belajar di luar kelas


Keuntungan dari belajar di luar kelas, menurut Sudjana, 2007, antara lain :

  1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.

  2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alamiah.

  3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.

  4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain- lain.

  5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain- lain.

  6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.

Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar. (Sudjana, 2007) misalnya:

  1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya, menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan apa yang harus dipelajarinya, berapa lama dipelajari, cara memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain- lain.

  2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.

  3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu diantaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungannya.

Langkah dan Prosedur Penggunaan


Menurut Sudjana (2007), ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar yaitu:

1. Langkah persiapan

  • Guru dan siswa menetukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.

  • Menentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi.

  • Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya mencatat yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau wawancara. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi LKS dalam kegiatan belajar.

  • Guru dan siswa mempersiapkan perijinan jika diperlukan.

  • Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar seperti tata tertib di perjalanan, di tempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.

2. Langkah pelaksanaan

Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan yaitu:

  • Kegiatan belajar diawali dengan penjelasan guru mengenai objek yang dikunjungi.

  • Siswa harus bisa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing.

  • Siswa mencatat semua informasi yang diperoleh dari penjelasan guru.

  • Guru memberikan LKS pada setiap kelompok.

  • Selanjutnya siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil- hasil belajarnya untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajari.

3. Tindak lanjut

  • Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan.

  • Setiap kelompok melaporkan hasil-hasil belajarnya untuk dibahas bersama.

  • Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya.

  • Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa dan dikerjakan secara individu.

  • Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang telah dicapai.

Karya wisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri. Karya wisata dalam pembelajaran berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.

Menurut Jumanta Hamdayama dalam bukunya Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter metode karya wisata adalah metode pembelajaran dengan cara mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik, dan tempat-tempat lainnya.

Menurut Mulyasa merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.

Karakteristik metode karya wisata

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sebagai metode pembelajaran:

  1. Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar.

  2. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.

  3. Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai pedagogis.

  4. Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum.

  5. Membuat dan mengembangkan program field trip secara logis dan sistematis

  6. Melaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah dirancang

  7. Menganalisis apakah tujuan telah tercapai atau tidak.

Langkah-langkah metode karya wisata

Menurut Abdul Majid dalam strategi pembelajaran ada langkah-langkah pokok saat pelaksanaan metode karya wisata, yaitu:

  1. Perencanaan karya wisata
  • Merumuskan tujuan karya wisata

  • Menetapkan obyek karyawisata sesuai dengan tujuan yang hendak di capai

  • Menetapkan lamanya karya wisata

  • Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karya wisata

  • Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.

  1. Pelaksanaan karyawisata

Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan.

  1. Tindak lanjut

Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun tulisan mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.

Kelemahan dan kelebihan metode karya wisata

Penggunaan teknik ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar pelaksanaannya dapat berhasil guna dan berdaya guna ialah sebagai berikut. Karyawisata biasanya dilakukan diluar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu menggunakan transportasi, hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang dari pada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak yang tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus ataupun hal-hal yang berbahaya.

Bila pengalaman tersebut sangat bermakna bagi anak, maka anak akan menampilkannya dalam kegiatan tertentu, seperti dalam percakapan, kegiatan membangun, menggambar, bermain drama, dan sebagainya. Sebaliknya bila pengalaman itu tidak bermakna baginya maka adalah lebih bijaksana bila guru tidak memaksa anak untuk menampilkannya dalam kegiatan tertentu.

Setelah mengamati berbagai hal dalam kegiatan karyawisata, ada dua hal yang mungkin dilakukan oleh anak:

  1. Berusaha untuk mempertajam kesan pengamatannya sehingga memperjelas pengertian tentang sesuatu hal: kantor pos, kebun binatang, pabrik roti, dan sebagainya. Pemahaman merupakan penguatan bagi anak untuk mempelajari lebih lanjut hal yang diminatinya.

  2. Berusaha untuk mereproduksikan hal-hal yang diamati. Reproduksi lebih mudah dikomunikasikan kepada guru atau anak lain dibandingkan bila dikemukakan melalui kata-kata.