Apa yang dimaksud dengan Manajemen Strategis berbasis Balanced Scorecard?

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas sahashanashsafinisinya, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

Apa yang dimaksud dengan Manajemen Strategis berbasis Balanced Scorecard ?

Manajemen strategis biasanya dipicu oleh adanya persaingan antar perusahaan, bukan customer, sehingga startegic initiatives yang dipilih lebih didominasi dengan langkah-langkah yang ditempuh untuk mengalahkan pesaing, bukan untuk memuasi kebutuhan customer.

Manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard berorientasi ke customer. Manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dipacu oleh usaha untuk menghasilkan value terbaik bagi customer, sehingga dikenal pula dengan nama customer value-based model of strategic management.

Tiga pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam proses manajemen berbasis Balanced Scorecard adalah:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan customer apa kita berbisnis?
    Pertanyaan pertama menunjukkan bahwa proses manajemen strategik merupakan customer-driven process, proses yang dipacu oleh usaha untuk memenuhi kebutuhan tertentu customer; bukan proses yang dipacu oleh kebutuhan internal perusahaan, sebagaimana proses manajemen strategik dalam manajemen tradisional.

    Manajemen strategik menuntut manajemen untuk melakukan eksplorasi ke lingkungan makro dan lingkungan industri yang akan dijadikan tempat beroperasinya perusahaan.

  2. Bagaimana kita dapat menyediakan value terbaik untuk memuaskan kebutuhan customer tersebut?
    Pertanyaan kedua menuntut manajemen untuk mencari inisiatif strategik yang mampu menghasilkan value terbaik untuk memuasi kebutuhan customer, kemudian menjabarkan inisiatif tersebut ke dalam langkah-langkah tactical dan operational.

  3. Apa yang dapat kita peroleh dari penyediaan value tersebut?
    Pertanyaan ketiga menuntut manajemen untuk melipatgandakan laba perusahaan dari hasil pemenuhan customer, agar perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dan bertumbuh.

Tahapan-tahapan dalam Manajemen Strategis

Manajemen strategis tradisional terdiri dari empat tahap: perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian, dan pengendalian. Manajemen strategis berbasis Balanced Scorecard terdiri dari enam tahap yaitu : perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian, dan pemantauan.

Perencanaan laba jangka panjang dalam manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dipecah ke dalam tiga tahap yang berpisah: perumusan strategi, perencanaan strategik, dan penyusunan program.

Perencanaan laba jangka panjang dimulai dari langkah pertama berupa perumusan strategi yang menghasilkan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi.

Langkah berikutnya adalah perencanaan strategik yang berupa proses penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif strategik yang komprehensif, koheren, terukur, dan terimbang.

Langkah terakhir adalah penyusunan program berupa proses penjabaran inisiatif strategik ke dalam program; rencana kegiatan jangka panjang disertai dengan sumber daya yang diperoleh dari dan dikorbankan untuk perwujudan sasaran-sasaran strategik.

Ruang Lingkup dalam Manajemen Strategis

Manajemen strategik tradisional mencakup lingkup yang sempit, hanya berfokus ke perspektif keuangan. Sedangkan manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard mencakup lingkup yang luas, melampaui perspektif keuangan.

Dengan digunakannya Balanced Scorecard sebagai alat penerjemah misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi, perencanaan strategik menghasilkan sasaran strategik yang komprehensif; mencakup perspektif keuangan, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Perluasan cakupan ke perspektif customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan ini dimaksudkan untuk memfokuskan usaha personel ke pemacu sesungguhnya kinerja keuangan perusahaan, sehingga perusahaan mampu menjadi institusi pelipatganda kekayaan.

Koherensi

Dalam manajemen tradisional, koherensi keluaran yang dihasilkan oleh tahap perencanaan strategik, penyusunan program, dan penyusunan anggaran tidak dipandang penting. Sebagai akibatnya, perencanaan strategik hanya menghasilkan daftar sasaran-sasaran strategik, dan diantara sasaran strategik yang satu dengan sasaran strategik yang lain tidak dibangun hubungan sebab akibat.

Bahkan di antara misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi tidak dibangun keterkaitan erat dengan sasaran strategik dan inisiatif strategik.

Dalam manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard, ada lima koherensi sebagai berikut:

  1. Koherensi antara hasil trendwatchingi dan SWOT analysis dengan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi.

  2. Koherensi antara misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi yang dirumuskan pada tahap perumusan strategi dengan sasaran-sasaran strategik yang dirumuskan pada tahap perencanaan strategik.

  3. Koherensi antara inisiatif strategik yang dipilih pada tahap perencanaan straegik dengan program yang dirumuskan pada tahap penyusunan program.

  4. Koherensi antara program yang dipilih pada tahap penyusunan program dengan anggaran yang dirumuskan pada tahap penyusunan anggaran.

  5. Koherensi di antara sasaran strategik di berbagai perspektif: keuangan, customer, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.

Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan pendekatan Balanced Scorecard sebagai kerangka berpikir strategis dalam penyusunan peta strategi (strategy map). Contoh strategy map yang menggunakan pendekatan balanced scorecard adalah sebagai berikut.