Apa yang dimaksud dengan Manajemen Strategis atau Strategic Management?

Manajemen Strategis atau Strategic Management adalah perumusan dan pelaksanaan tujuan jangka panjang dan inisiatif utama yang diambil oleh manajemen perusahaan atas nama pemilik, berdasarkan pertimbangan sumber daya dan penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal dimana organisasi berkompetisi.

Apa yang dimaksud dengan Manajemen Strategis atau Strategic Management ?

Strategic Management adalah rangkaian proses atau rencana dalam mencapai sasaran dan tujuan dan mengalokasi segala sumber daya dari suatu organisasi atau perusahaan. Strategic Management bersifat mendasar dan jangka panjang yang disusun oleh pimpinan dan para manajemen puncak yang dibuat berdasarkan visi dan misi organisasi atau perusahaan tersebut.[1]

Proses


Secara garis besar terbagi menjadi 4 bagian yang meliputi Enviroment Scanning, Strategy Formulation, Strategy Implementation dan Strategy Evaluation. [2]

1. Environment Scanning

Bagian pertama adalah menganalisa keadaan di ruang lingkup organisasi atau perusahaan baik dari sisi internal maupun dari eksternal. Analisa keadaan lingkungan sekitar akan menentukan seberapa besar ruang lingkup pekerjaan dari organisasi atau perusahaan untuk beroprasi menjalankan program kerjanya. Analisa harus difokuskan sesuai dengan visi dan misinya, namun tidak langsung mengabaikan faktor – faktor di luar visi dan misi. [3]

Faktor - faktor yang perlu diperhatikan

  • Event atau acara yang sering diadakan
  • Trends yang sedang beredar di masyarakat
  • Isu tentang permasalahan yang terjadi di sekitar kita
  • Ekspetasi orang terhadap visi misi organisai atau perusahaan
  • Faktor eksternal di luar lingkup kerja

2. Strategy Formulation

Penentuan langkah yang dilakukan setelah mendapat informasi dari analisa di bagian pertama. Mentukan sumber daya apa saja yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi atau perusahaan. Mengenali apa saja kelemahan dan kelebihan dari rencana – rencana yang telah dirumuskan sehingga pada akhirnya akan terpilih formulasi rencana yang memiliki peluang terbesar untuk sukses pada saat nanti dilaksanakan

Penggabungan faktor internal dan faktor ekternal dapat memungkinkan untuk mendapatkan Formula Strategi yang baik

3. Strategy Implementation

Mengeksekusi rencana yang telah disusun sebelumnya dan ini merupakan bagian yang penting karena akan menentukan sukses tidaknya oraganisasi atau perusahaan untuk mencapai visi dan misinya. Agar proses berjalan dengan baik dibutuhkan pendistrubusian sumber daya yang efektif dan efisien dan manajemen sumber daya manusia yang baik.

4. Strategy Evaluation

Mengevaluasi hasil dari implementasi rencana yang telah dijalankan sebelumnya. Pada proses ini akan dilihat bagian mana yang menjadi penghambat saat proses berjalan maupun faktor – faktor yang diluar dugaan yang munculnya saat implementasi sedang berjalan. Proses ini menetukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya untuk mencapai visi dan misi dari organisasi atau perusahaan sehingga kedepannya bisa memperoleh hasil yang lebih baik lagi dari sebelumnya. [4]


Dari diagram proses Strategic Management diatas, setiap tahap bisa mempengaruhi ke tahap lainnya, sehingga prosesnya berkesinambungan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka tahap awal harus dibangun dengan matang sehingga saat dilanjutkan ke tahap selanjutnya proses tetap berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan

Referensi
  • Nag, R.; Hambrick, D. C.; Chen, M.-J (2007). “What is strategic management, really? Inductive derivation of a consensus definition of the field” [1]
  • Mintzberg, Henry and, Quinn, James Brian (1996). The Strategy Process:Concepts, Contexts, Cases. Prentice Hall. ISBN 978-0-13-234030-4. [2]
  • Porter, Michael E. (1980). Competitive Strategy. Free Press. [3]
  • Cameron, Bobby Thomas. U sing responsive evaluation in strategic management. Strategic Leadership Review 4 (2), 22-27 [4]

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus memiliki perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mengenai strategi. Strategi dalam suatu dunia bisnis atau usaha sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan misi yang sudah di terapkan oleh perusahaan, maupun untuk pencapaian sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Menurut David (2011) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

Menurut Tjiptono (2006) istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan tert entu.

Sedangkan Menurut Pearce II dan Robinson (2008), strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan Perusahaan dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa pengertian dari Strategi adalah sebuah tindakan proses perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, dengan melalukan hal-hal yang besifat terus menerus sesuai keputusan bersama dan berdasarkan sudut pandang kebutuhan pelanggan.

Rangkuti (2013) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2005), konsep strategi dapat di definisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu :

  1. dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intens to do), dan
  2. dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).

Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengertian strategi adalah hal hal yang perusahaan ingin lakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.

Berikut adala beberapa pendapat ahli tentang definisi strategis :

  1. Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

  2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth : Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.

  3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner : Strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi.

  4. Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

  5. Andrews, Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

  6. Hamel dan Prahalad : Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “ apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.

Definisi Manajemen Strategis


Pengertian manajemen strategis menurut Pearce II dan Robinson, Jr (2008) adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formula dan implementasi dari rencana yang telah didisain untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan menurut Kuncoro (2006:7), Manajemen strategi terdiri dari analisis, keputusan, dan aksi yang di ambil organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Menurut Robbins (2007) manajemen strategis adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi. Manajemen strategis penting karena dapat membuat perbedaan dalam seberapa baik kinerja suatu organisasi dan berhubungan dengan kenyataan bahwa organisasi dari semua jenis dan ukuran menghadapi situasi yang terus berubah.

Dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa pengertian dari manajemen strategis adalah serangkaian atau sekumpulan keputusan dan tindakan untuk menciptakan keunggulan kompetitif serta menentukan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan jangka panjang.

Menurut David (2011) Manajemen strategis dapat di definisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mecapai tujuannya. Sebagaimana di siratkan oleh definisi ini, manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Jadi manajemen strategis adalah suatu perumusan atau tindakan yang berfokus pada tujuan manajemen di dalam perusahaan atau organisasi.

Menurut Siagian (2007), Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan di implementasi oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangkai tujuan organisasi tersebut.

Menurut Hubies dan Najib (2008), Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis di definisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari rumusan dan implementasi pada rencana yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan serta bagaimana mengevaluasi dan melaksanakan tindakan tersebut demi tercapainya tujuan organisasi, yang mencakup perumusan, implementasi dan evaluasi rencana strategi.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa manajemen strategis adalah kumpulan keputusan dan tindakan manajerial yang dibuat manajemen puncak demi tercapai tujuan organisasi yang mencakup perumusan, implementasi dan evaluasi rencana strategi.

Menurut Jorfi, Yaccob dan Shah (2011), Manajemen strategis merupakan salah satu mata pelajaran yang sedang dibahas dan semakin menarik bidang manajemen pembangunan. Manajemen strategis adalah pendekatan sistematis untuk utama dan semakin bertanggung jawab penting dari manajemen umum untuk posisi dan berhubungan organisasi dengan lingkungannya dalam cara yang akan memastikan kesuksesan dan membuatnya aman dari kejutan.

Menurut kirovska (2011), Manajemen strategis adalah proses proaktif untuk mencapai kompatibilitas jangka panjang dari area yang terkait di bidang pariwisata yang di rencanakan. Sedangkan menurut York dan Miree (2012), Manajemen strategis adalah program bisnis yang menantang untuk mengajar karena melakukan integrasi baik di tingkat konseptual dan operasional manajemen.

Definisi Strategi Bisnis


Tunggal ( 2004 ) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan strategi yang harus di jadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi teknologi informasi karena dalam strategi tersebut di sebutkan visi dan misi perusahaan beserta target kinerja masing-masing fungsi dan struktur organisasi.

Jatmiko (2004) menyatakan bahwa strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan dirancang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksplorasi kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan spesifik.

Dari beberapa defini diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi bisnis adalah serangkaian tindakan yang terintegrasi dan terkordinasi yang di jadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif

Tahapan Manajemen Strategis


Strategi yang baik dan tepat memiliki proses yang lebih terperinci. Menurut David (2011) Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Tahapan tersebut, yaitu :

  1. Perumusan Strategi
    Perumusan strategi terdiri dari:

    • Pengembangan Visi dan Misi
    • Identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi
    • Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal
    • Penetapan tujuan jangka panjang
    • Pencarian strategi-strategi aternatif
    • Pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan

    Isu – isu perumusan strategi mencakup penentuan bis nis apa yang akan di masuki, bisnis apa yang tidak akan di jalankan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, perlukah ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan, perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah mager atau penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tak terbatas, para penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang akan paling menguntungkan perusahaan.

  2. Penerapan Strategi
    Pada tahap penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi strategi yang telah di rumuskan dapat di jalankan.

    Tahap penerapan strategi terdiri dari :

    • Pengembangan budaya yang suportif pada strategi
    • Penciptaan struktur organisasional yang efektif
    • Pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran
    • Penyiapan anggaran
    • Pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi
    • Pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi

    Sering kali dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan, namun bila tidak di terapkan tidak ada gunanya.

  3. Penilaian Strategi

    Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Tahap aktivitas penilaian strategi tediri dari :

    • Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini
    • Pengukuran kinerja
    • Pengambilan langkah korektif

    Penilaian strategi di perlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak perlu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda, organisasi yang mudah berpuas diri akan mengalami kegagalan.

Strategi memiliki kaitan yang erat dengan konsep perencanaan dan pengambilan keputusan, sehingga strategi berkembang menjadi manajemen strategi. Pengertian manajemen sendiri adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Stoner, 2006). Sedangkan menurut Follet (2006) Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

Fred (2006) menyatakan bahwa manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut Glueck dan Jauch (1989) manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Pearce dan Robinson (2008) menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.

Pengertian yang lain dinyatakan oleh Mulyadi dalam Darmawan (2004) ; “Manajemen Strategi adalah suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi”.

Dari definisi-definisi tersebut terdapat empat (4) hal yang penting. Empat (4) hal tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Manajemen strategi merupakan proses.

  2. Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi.

  3. Strategi digunakan untuk menyediakan customer value terbaik guna mewujudkan visi organisasi.

  4. Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategi.

Proses Manajemen Strategi


Proses manajemen strategi dapat digambarkan sebagai pendekatan yang objektif, logis, dan sistematis untuk membuat keputusan besar dalam organisasi. Proses ini berusaha untuk mengelola informasi kuantitaif dan kualitatif dalam bentuk yang memungkinkan keputusan efektif dapat diambil dalam kondisi yang tidak menentu. Proses adalah arus informasi melalui beberapa tahap analisis yang saling terkait menuju pencapaian tujuan atau cita-cita.

Proses manajemen strategi adalah serangkaian penuh komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai daya saing strategis dan menghasilkan laba diatas rata-rata (Hitt et all, 2001). Hitt membagi tiga (3) tahapan utama, yaitu :

  1. Input strategis
    Berasal dari analisis lingkungan eksternal dan internal, diperlukan untuk formulasi dan implementasi strategi yang efektif.

  2. Tindakan strategis
    Prasyarat untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan bagi daya saing strategis dan laba di atas rata-rata

  3. Output strategis

Dess (et all, 2006) menyatakan proses manajemen strategi terdiri dari tiga (3) tahap utama, yaitu :

  1. Strategy analysis
  2. Startegy formulation
  3. Strategy implementation

Menurut Glueck dan Jauch (1989) proses manajemen strategi adalah cara atau jalan dimana perencana strategi menentukan sasaran dan membuat keputusan strategi. Beberapa tahapan penting yang dirumuskan, yaitu :

  1. Menetapkan misi dan tujuan perusahaan.
  2. Meneliti ancaman dan peluang.
  3. Meneliti kekuatan dan kelemahan.
  4. Mempertimbangkan alternatif strategi.
  5. Memilih strategi.
  6. Implementasi strategi.
  7. Evaluasi strategi.

Sedangkan proses manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson (2008) memuat sembilan (9) tugas penting, yaitu :

  1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.

  2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan.

  3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya.

  4. Mengalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

  5. Mengidentifikasikn pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

  6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

  7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strastegi utma yang telah ditentukan.

  8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan, di mana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur,teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan.

  9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan pengambilan keputusan dimasa mendatang.

Model Manajemen Strategi Pearce dan Robinson
Gambar Model Manajemen Strategi Pearce dan Robinson. Sumber : Pearce dan Robinson, 2008.

Pengertian dan Konsep Strategi

Ditinjau secara etimologi, strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos yang merupakan gabungan kata terdiri dari stratos berarti militer atau tentara dan ego berarti pemimpin, stratego diterjemahkan sebagai komandan militer. Dalam bahasa Inggris, strategic berakar dari kata strategy yang berarti seni dan ilmu untuk merencanakan dan pengarahan dari operasi militer dalam skala besar.

Strategi dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas simultan dan berkelanjutan yang didalamnya memuat proses perumusan gagasan, perencanaan, penetapan dan implementasi teknis suatu organisasi . Strategi memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Seperti yang dikemukakan Porter (2002), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

Pentingnya strategi bagi suatu perusahaan menentukan maju atau mundurnya dalam persaingan bisnis. Selain menjadi jalan menuju keberhasilan dalam menemukan ketepatan dan efektifitas perusahaan, strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Selanjutnya strategi juga menjadi pembeda menuju persaingan kompetitif suatu kehidupan unit usaha bisnis. Salah satu fokus strategi adalah merumuskan pilihan strategi sekaligus memutuskan bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.

Umumnya strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan pilihan kritis, untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya, yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal, yang berkelanjutan dengan cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal, dari individu atau organisasi. Artinya strategi harus mampu mencapai tujuan melalui proses membaca kekuatan dan kelamahan dari internal perusahaan dan mengkombinasikan dengan tantangan dan ancaman secara eksternal untuk mewujudkan strategi yang tepat bagi perusahaan.

Syafruddin (1999), menyatakan bahwa manajemen strategi (sebagai proses perencanaan, tindakan dan evaluasi strategi) harus didasarkan pada teori kecocokan . Secara khusus Syafruddin membangun asumsi prediksi bahwa di masa yang akan datang (satu dekade hingga beberapa dekade kemudian), segala sesuatu pasti berubah secara radikal. Perubahan-perubahan secara mendasar kemudian merubah paradigma model manajemen secara keseluruhan baik peran dari manusia maupun karakteristik organisasi secara keseluruhan. Selanjutnya hal tersebut akan mempengaruhi terhadap model manajemen strategi baik secara keseluruhan ataupun parsial, seperti kontrol organisasi, produksi dan pemasaran.

Berdasarkan serangkaian penjabaran diatas, dapat diartikan bahwa strategi pada prinsipnya menggabungkan serangkaian analisis internal dari kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan dengan analisis eksternal untuk menghasilkan strategi yang berhasil dan mampu untuk diadaptasikan. Analisis eksternal mengarahkan pada pemahaman tentang dinamika pasar dan bertujuan untuk memahami pelanggan, kompetitor atau pesaing dan tren penting dalam lingkungan eksternal bisnis yang dinamis.

Sebagai dasar penyusunan strategi, perusahaan harus peka terhadap berbagai situasi dan perubahan lingkungan serta pasar yang dinamis agar menjadi keunggulan yang berkelanjutan demi terwujudnya kemampuan perusahaan untuk memenangkan persaingan. Chandler (2002) mengatakan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Konsep-konsep tersebut adalah:

  • Distinctive Competence adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibanding pesaingnya.
  • Competitive Advantage adalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Manajemen Strategi

Manajemen menurut Prawiro (2001) adalah suatu ilmu dan seni yang berkaitan dengan rangkaian aktivitas terpadu, untuk mensinergikan tenaga manusia, sumber daya alam dan teknologi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, serta dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan terpadu ini diformulasikan dalam bentuk perencanaan ( planning ), pelaksanan ( implementing ), pengawasan ( controlling ) berdasarkan etika kerja dan evaluasi ( evaluating)

Muatan fungsi manajemen antara lain adalah analisis strategi ( strategic analysis ), inovasi ( innovation ), pengendalian lebih dari satu unit bisnis ( multiple businesses ), realisasi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan pengembangan dasar pertumbuhan. Manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun (memproduksi) dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi, dalam mencapai tujuan organisasi, dalam mencapai nilai kepuasan pada proses, kebutuhan, permintaan, pertukaran ( exchange) dan pemasaran.

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (f ormulatin g), penerapan ( implementing ) dan evaluasi ( evaluating ) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang. Proses manajemen strategis berusaha mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu.

Menurut David (2009), manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi atau perusahaan untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu manajemen strategis juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini.

image

Klasfikasi Strategi
Strategi menurut Wheelen – Hunger (2003), proses pendekatan strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing terdapat tiga kelompok strategi utama, yakni :

  1. Strategi Pertumbuhan (Growth)
    Pada prinsipnya, strategi ini menekankan pada produk, pasar dan fungsi-fungsi perusahaan lain, karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan.

    • Strategi Perumbuhan Konsentrasi
      Strategi ini terkonsentrasi dan bertumbuh-kembang pada semua atau hampir semua sumber daya yang sejenis yang terbagi ke dalam dua kelompok :

      • Horizontal
        Dari sisi internal, segmen pasar diperluas untuk mengurangi potensi persaingan, sehingga skala ekonomi menjadi lebih besar. Sementara dari sisi eksternal, perusahaan dapat melakukan akuisisi ( joint-venture ) dengan perusahaan lain pada industri yang sama.

      • Vertikal
        Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengambil alih fungsi yang sebelumnya disediakan oleh pemasok atau distributor.

  2. Strategi Pertumbuhan Diversifikasi
    Strategi ini menuntut perusahaan untuk tumbuh dengan cara menambahkan produk atau divisi yang berbeda dengan produk atau divisi yang telah ada . Sasaran dari strategi produk untuk menjaga pangsa pasar, mengurangi persaingan, menekan biaya dan meningkatkan keuntungan. Strategi ini terbagi dua, yakni :

    • Terpusat (konsentrasi)
      Melakukan penambahan produk atau divisi yang sudah ada pada perusahaan.

    • Konglomerasi
      Melakukan penambahan produk atau divisi yang tidak ada hubungannya dengan lini produk atau jasa yang telah dimilki sebelumnya.

  3. Strategi Stabilitas (Stability)
    Strategi ini sesuai bagi perusahaan yang berhasil pada industri dengan daya tarik industri medium. Ada empat bentuk strategi utamanya, yaitu :

    • Strategi Istirahat ( Pause Strategy ) Sebagai strategi sementara agar perusahaan dapat mengkonsolidasikan sumber daya yang ada setelah menghadapi pertumbuhan cepat.

    • Strategi Waspada ( Proceed with Caution Strategy ) Perusahaan tetap menjalankan usahanya dengan hati-hati karena adanya faktor-faktor penting yang berubah pada lingkungan eksternal.

    • Strategi Tanpa Perubahan ( No Change Strategy ) Perusahaan tidak perlu melakukan perubahan-perubahan yang berarti. Di sini perusahaan tetap melakukan usaha yang sedang dijalankan dan hanya sedikit melakukan penyesuaian, misalnya karena terjadinya inflasi.

    • Strategi Laba ( Profit Strategy ) Strategi ini lebih mengutamakan keuntungan saat ini walau memiliki resiko besar dengan mengorbankan pertumbuhan masa depan. Seringkali kesuksesan jangka pendek menghasilkan stagnasi dalam jangka panjang

  4. Strategi Penciutan ( Retrenchment )
    Strategi ini bertujuan untuk melakukan penghematan atau penciutan bila suatu perusahaan mempunyai posisi persaingan yang lemah dibandingkan dengan daya tarik industrinya. Terdapat empat bentuk strategi utama penciutan, yaitu :

    • Strategi Turnaround
      Strategi ini menekankan pada upaya perbaikan efisiensi operasional yang pada tahapannya terdiri dari dua tahap :

      • Kontraksi
        Yaitu upaya-upaya yang tujuannya mengurangi biaya-biaya perusahaan dan pengeluaran yang dianggap tidak perlu.
      • Konsolidasi
        Yaitu pengembangan program-program untuk menstabilkan perusahaan yang sudah mengalami perambingan tahap kontraksi.
    • Strategi Captive Company
      Pada strategi ini, beberapa aktivitas dari bagian tertentu yang kurang menarik perlu dikurangi, kemudian diusahakan agar fungsi-fungsi lain menjadi lebih menarik.

    • Strategi Sell-Out / Divestment
      Perusahaan terpaksa harus dijual dan investor segera meninggalkan bisnis. Jika perusahaan memiliki banyak bidang usaha, maka divisi yang merugikan sebaiknya ditutup karena tergolong divestasi.

    • Strategi Bankruptcy
      Strategi ini disebut juga dengan pailit, dapat membantu perusahaan menghindar dari tanggung jawab atas utang-utang dan juga dapat menyatakan tidak berlakunya kontrak-kontrak kerja yang telah disetujui. Bagi perusahaan multi bisnis, hendaknya divisi yang mengalami kesulitan dapat dilokalisasi agar tidak berdampak pada divisi-divisi yang lain.

    • Strategi Liquidation
      Strategi terakhir ini dapat dilakukan oleh manajemen karena perusahaan sudah relatif tidak memiliki prospek lagi. Prinsipnya lebih baik melakukan likuidasi secepatnya daripada menunggu kebangkrutan , karena bagi pemegang saham, harga saham likuidasi jauh lebih baik daripada saham perusahaan yang dinyatakan bangkrut.

Menurut Rangkuti (2015) pada prinsipnya strategi dikelompokkan kedalam tiga tipe strategi, yaitu :

  1. Strategi Manajemen
    Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misal: strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

  2. Strategi Investasi
    Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha melakukan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.

  3. Strategi Bisnis
    Strategi bisnis ini juga sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misal: strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Referensi

Porter, Michael E. (2002). Menciptakan dan Mepertahankan Kinerja Unggul. Erlangga: Jakarta.

Syafruddin, Muchamad. (1999). Manajemen Strategi dalam Lingkungan Bisnis Baru. Jurnal Bisnis Strategi, 3 (2), hal: 50-62.

David. (2006). Strategi Manajemen: Konsep dan Kasus. Edisi 10. Salemba Empat: Jakarta.

Rangkuti, Freddy. (2015). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia: Jakarta.

Pearce/Robinson (2008) mendefinisikan manajemen strategis sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menhasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.

Manajemen strategis terdiri atas Sembilan tugas penting :

  1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.
  2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan.
  3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya.
  4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan eksternal.
  5. Mengidentifikasikan pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.
  6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.
  7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.
  8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumberdaya yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan system penghargaan ditekankan.
  9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di masa mendatang.

Certo (2010)mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis.

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.

Pengertian Manajemen Strategis menurut beberapa ahli yaitu :

  1. Menurut (Wheelen, 2008)manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-keputusan dan tindakan-2 manajerial yang mengarah kepada penyusunan strategi-2 efektif untuk mencapai tujuan perusahaan dengananalisa S.W.O.T.

  2. Menurut (Pearce/Robinson, 2008) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

Begitu banyak pengertian Manajemen Strategi, namun pada dasarnya Manajemen Strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi.

Komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya,

  1. Sasaran dan tujuan operasional,
  2. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa
  • fungsi pengorganisasian,
  • fungsi pelaksanaan dan
  • fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal,
  • fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Sesuai dengan proses manajemen strategi di atas, menjalankan Manajemen Strategi berarti pebisnis juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Berikut merupakan 10 formulasi Manajemen Strategi yaitu :

  1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemen nya adalah hal yang mendasar.

  2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

  3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

  4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.

  5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

  6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.

  7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha.

  8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha harus hati-hati melakukan ekspansi.

  9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.

  10. Merencanakan ke depan. Usaha harus memformulasikan secara kritis dan menantang, pencapaian yang masih, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.

Karakteristik Manajemen Strategis


Manajemen strategisini sungguh berbeda dengan lainnya dimana manajemen strategi ini senantiasa menyikapi dinamika terjadinya suatu perubahan lingkungan sehingga bisa mempengaruhi terhadap implementasi manajemen itu sendiri serta berupaya untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan dengan sejalan pada hal tersebut maka berikut ini akan ditunjukkan karakteristik manajemen strategik :

  1. Manajemen strategik bersifat jangka panjang,
  2. Manajemen strategik bersifat dinamik,
  3. Manajemen strategik merupakan sesuatu yang berpadu oleh manajemen operasional,
  4. Manajemen strategik perlu dimotori oleh unsur-unsur pada manajer tingkat puncak,
  5. Manajemen strategik berorientasi dan mendekati untuk masa depan.
  6. Manajemen strategik senantiasa harus didorong dan didukung dalam pelaksanaannya oleh semua sumber daya ekonomi yang tersedia.

Manfaat Manajemen Strategis


Manajemen strategis memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam membentuk masa depannya; memungkinkan perusahaan untuk memulai dan memengaruhi (bukan hanya merespon terhadap) aktivitas – dengan demikian memiliki kontrol terhadap nasibnya.

Secara historis, manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategi. Semakin banyak institusi dan korporasi yang menggunakan manajemen strategis untuk membuat keputusan yang efektif. Tetapi manajemen strategis tidak menjamin keberhasilan, ia dapat menjadi disfungsional jika digunakan secara kacau.

  1. Manfaat Finansial
    Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakannya. Bisnis yang menggunakan konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktifitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis. Perusahaan dengan sistem perencanaan yang sangat mirip dengan teori manajemen strategis menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik dibanding industrinya.

  2. Manfaat Nonfinansial
    Manajemen strategis juga menawarkan manfaat yang nyata lainnya, seperti meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan. Manajemen strategis meningkatkan kemampuan organisasi untuk menghindari masalah karena ia membantu interaksi antarmanajer di semua divisi dan fungsi. Manajemen strategis dapat memperbaiki kepercayaan atas strategi bisnis saat ini atau menunjukkan dimana dibutuhkan tindakan korektif.

Beberapa jurus Manajemen Strategi yang terbukti jitu dalam strategi bisnis antara lain:

  1. Manajemen Strategi yang berorientasi pada product leadership (keunggulan produk). Perusahaan yang mengunakan Manajemen Strategi ini selalu berupaya menciptakan produk-produk dengan kualitas premium, dan selalu one step ahead dibanding produk kompetitor. Mereka tak segan-segan mengeluarkan dana besar untuk bagian R & D nya demi terciptanya produk yang berkualitas.

  2. Manajemen Strategi yang berorientasi pada operational excellence (keunggulan operasional). Dalam Manajemen Strategi ini yang paling utama adalah membangun proses bisnis yang efektif & efisien. Sehingga dengan proses bisnis yang efektif & efisiensi ini, mereka mampu menekan biaya produksi, sehingga dengan Manajemen Strategi ini mereka mampu menjual produknya dengan harga yang lebih kompetitif dibanding competitor - kompetitornya.

  3. Manajemen Strategi yang berorientasi pada customer intimacy (Keakraban/Keintiman dengan pelanggan). Yang paling utama dalam Manajemen Strategi ini adalah membangun hubungan yang akrab/intim dengan semua pelanggannya sehingga akan membentuk mitra bisnis/ relasi yang langgeng dan berkelanjutan.

Referensi

Yunus, Eddy. Manajemen Strategis. http://repository.unitomo.ac.id/576/1/5.%20Buku%20Manejemen%20Strategi.pdf

Manajemen strategi terdiri dari analisis, keputusan, dan aksi yang di ambil organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Berikut adalah pengertian manajemen strategi menurut beberapa ahli :

  • Menurut Pearce II dan Robinson, Jr (2008), Manajemen strategis adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formula dan implementasi dari rencana yang telah didisain untuk mencapai tujuan perusahaan.

  • Menurut Robbins (2007), manajemen strategis adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi. Manajemen strategis penting karena dapat membuat perbedaan dalam seberapa baik kinerja suatu organisasi dan berhubungan dengan kenyataan bahwa organisasi dari semua jenis dan ukuran menghadapi situasi yang terus berubah.

  • Menurut David (2011), Manajemen strategis dapat di definisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mecapai tujuannya. Sebagaimana di siratkan oleh definisi ini, manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Jadi manajemen strategis adalah suatu perumusan atau tindakan yang berfokus pada tujuan manajemen di dalam perusahaan atau organisasi.

  • Menurut Siagian (2007), Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan di implementasi oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangkai tujuan organisasi tersebut.

  • Menurut Hubies dan Najib (2008), Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis di definisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari rumusan dan implementasi pada rencana yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan serta bagaimana mengevaluasi dan melaksanakan tindakan tersebut demi tercapainya tujuan organisasi, yang mencakup perumusan, implementasi dan evaluasi rencana strategi.

  • Menurut Jorfi, Yaccob dan Shah (2011), Manajemen strategis merupakan salah satu mata pelajaran yang sedang dibahas dan semakin menarik bidang manajemen pembangunan. Manajemen strategis adalah pendekatan sistematis untuk utama dan semakin bertanggung jawab penting dari manajemen umum untuk posisi dan berhubungan organisasi dengan lingkungannya dalam cara yang akan memastikan kesuksesan dan membuatnya aman dari kejutan.

  • Menurut Kirovska (2011), Manajemen strategis adalah proses proaktif untuk mencapai kompatibilitas jangka panjang dari area yang terkait di bidang pariwisata yang di rencanakan.

  • Sedangkan menurut York dan Miree (2012), Manajemen strategis adalah program bisnis yang menantang untuk mengajar karena melakukan integrasi baik di tingkat konseptual dan operasional manajemen.

Tahapan Manajemen Strategis


Strategi yang baik dan tepat memiliki proses yang lebih terperinci. Menurut David (2011) Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Tahapan tersebut, yaitu :

  1. Perumusan Strategi

    Perumusan strategi terdiri dari:

    • Pengembangan Visi dan Misi
    • Identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi
    • Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal
    • Penetapan tujuan jangka panjang
    • Pencarian strategi-strategi aternatif
    • Pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan

    Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan di masuki, bisnis apa yang tidak akan di jalankan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, perlukah ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan, perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah mager atau penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan. Karena tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tak terbatas, para penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang akan paling menguntungkan perusahaan.

  2. Penerapan Strategi

    Pada tahap penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi strategi yang telah di rumuskan dapat di jalankan. Tahap penerapan strategi terdiri dari :

    • Pengembangan budaya yang suportif pada strategi
    • Penciptaan struktur organisasional yang efektif
    • Pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran
    • Penyiapan anggaran
    • Pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi
    • Pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi

    Tahap ini sering kali dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen strategis. Penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan, namun bila tidak di terapkan tidak ada gunanya.

  3. Penilaian Strategi

    Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Tahap aktivitas penilaian strategi tediri dari :
    Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini

    • Pengukuran kinerja
    • Pengambilan langkah korektif

    Penilaian strategi di perlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak perlu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda, organisasi yang mudah berpuas diri akan mengalami kegagalan.

Tingkatan Strategi


Menurut Wheelen dan David (2008), terdapat beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan besar, ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan yaitu :

  1. Strategi Korporasi (Corporate strategy)
    Merupakan strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan manajemen berbagai macam bisnis lini produk. Ada 3 macam strategi yang dapat dipakai pada strategi tingkat korporasi ini, yaitu :

    • Strategi pertumbuhan (growth strategy) adalah strategi berdasarkan terhadap tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan.

    • Strategi stabilitas (Stability Strategy) adalah strategi dalam menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan.

    • Retrenchment strategy adalah strategi yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

  2. Strategi Bisnis (Business Strategy)
    Merupakan strategi yang terjadi pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifik industri atau segmen pasar tertentu.

    Ada tiga macam strategi yang dapat digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu “Strategi Keunggulan Biaya, Strategi Diferensiasi dan Strategi Fokus”.

    Strategi fokus itu sendiri terdiri dari fokus biaya dan fokus diferensiasi. Pada tingkat bisnis, strategi bersifat departemental. Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis yang bersangkutan. Strategi yang diterapkan pada unit bisnis sering disebut dengan generic strategy.

    Strategi bisnis merupakan dasar dari usaha yang dikoordinasikan dan ditopang, yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan usaha jangka panjang. Strategi bisnis menunjukkan bagaimana tujuan jangka panjang dicapai. Dengan demikian, suatu strategi bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan umum yang menyeluruh yang mengarahkan tindakan-tindakan utama suatu perusahaan.

    Sedangkan yang dimaksud dengan strategi bisnis perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan- tujuan yang menghasilkan kebijakan, perencanaan untuk mencapai tujuan. Strategi perusahaan berlaku bagi seluruh perusahaan baik itu perusahaan besar atau perusahaan kecil, sedangkan strategi bisnis hanya berfokus pada penentuan bagaimana perusahaan akan bersaing dan penempatan diri diantara pesaingnya.

  3. Strategi Fungsional (Functional Strategy)
    Merupakan strategi yang terjadi di level fungsional seperti, operasional, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia. Riset dan pengembangan dimana strategi ini akan meningkatkan area fungsional perusahaan sehingga mendapat keunggulan bersaing. Strategi ini harus mengacu pada strategi bisnis dan strategi korporasi. Memfokuskan pada memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan (customer). Strategi fungsional sering juga disebut Value-based-strategy.

Tipe Tipe Strategi


Tipe-tipe strategi menurut David (2009) adalah sebagai berikut :

1. Strategi Integrasi

  • Integrasi ke Depan (forward integration)
    Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak perusahaan manufaktur (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi kedepan dengan cara mendirikan situs web untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan gejolak di sejumlah industri.

  • Integrasi ke Belakang (Backward integration)
    Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat di gunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Persaingan global juga memacu perusahaan untuk mengurangi jumlah pemasoknya dan menuntut pelayanan dan mutu yang lebih baik dari yang ada sekarang ini.

  • Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
    Strategi pertumbuhan integrasi horizontal dilakukan melalui akuisisi perusahaan pesaing yang memiliki line of business yang sama. Yang dapat dilakukan dalam strategi ini adalah dengan meningkatkan ukuran perusahaan, meningkatkan penjualan, keuntungan dan pasar potensial dari perusahaan .

2. Strategi Intensif

  • Penetrasi Pasar (Market Penetration)
    Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering di gunakan sendirian atau di kombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan upaya publisitas.

  • Pengembangan Pasar (Market Development)
    Pengembangan pasar terdiri dari upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru. Berikut ini adalah panduan mengenai kapan pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang efektif :

    • Ketika ada saluran-saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah, dan bermutu baik.

    • Ketika organisasi sangat berhasil dalam hal yang di kerjakannya.

    • Ketika ada pasar baru yang belum di manfaatkan dan belum jenuh.

    • Ketika organisasi mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang di perlukan untuk mengelola operasi yang semakin besar.

    • Ketika organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan.

    • Ketika lingkup industri dasar organisasi menjadi global dengan cepat.

  • Pengembangan Produk (Product Development)
    Pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

    Lima hal yang bisa dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi pengembangan produk secara efektif, yaitu :

    • Ketika organisasi mempunyai produk sukses yang mencapai tahap kematangan dalam daur hidupnya; idenya adalah menarik para pelanggan yang puas untuk mencoba produk-produk baru (yang lebih baik) karena mereka memiliki pengalaman positif dengan produk atau jasa organisasi saat ini.

    • Ketika organisasi bersaing dalam industri dimana perkembangan teknologi terjadi sangat cepat.

    • Ketika para pesaing utama menawarkan produk dengan mutu lebih baik dan harga yang sebanding.

    • Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh cepat.

    • Ketika organisasi mempunyai kemampuan penelitian dan pengembangan yang sangat kuat

3. Strategi Diversifikasi

  • Diversifikasi Konsentris
    Enam hal yang bisa menjadi pedoman kapan diversifikasi konsentris tepat dilakukan,yaitu :

    • Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat.

    • Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, akan meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini secara signifikan.

    • Ketika produk baru, namun masih terkait, dapat di tawarkan dengan harga yang sangat bersaing.

    • Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan perusahaan tersebut saat ini.

    • Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup produk yang menurun.

    • Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.

  • Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)
    Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal (Horizontal diversification). Risiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan yang sudah ada.

  • Diversifikasi konglomerat (Conglomerate Diversification)
    Menurut Purwanto (2008:120) “Strategi ini dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang memiliki line of business yang sama sekali berbeda”.
    Strategi ini dilakukan untuk beberapa alasan, di antaranya :

    • Perusahaan di dalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi perusahaan yang berada dalam industri yang berkembang cepat dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan total.

    • Perusahaan yang memiliki kelebihan uang cash sering mendapatkan bahwa investasi dalam industri yang berbeda merupakan strategi yang sangat menguntungkan.

    • Perusahaan yang mengakuisisi, memiliki kemampuan manajemen, finansial dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan yang lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba perusahaan yang lemah
      tersebut.

    Perusahaan melakukan diversifikasi dengan maksud membagi-bagi risiko ke dalam beberapa industri.

4. Strategi Defensif

  • Rasionalisasi biaya (Retrenchment)
    Rasionalisasi biaya (retrenchment) terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.

  • Divestasi (Divestiture)
    Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi (Divestiture). Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.

  • Likuidasi (Liquidation)
    Likuidasi (liquidation) adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.

Menurut Duncan dkk (1995) manajemen strategis adalah filosofi dalam mengelola organisasi eksternal dan menghubungkan antara perencanaan dengan pengambilan keputusan operasional. Manajemen strategis mencoba mencapai kesesuaian produktif dan kreatif antara lingkungan eksternal organisasi dan keadaan internalnya.

Tahap Manajemen Strategis

Tahap-tahap manajemen strategis adalah :

  1. Formula strategi, meliputi proses mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi kesempatan dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menentukan tujuan jangka panjang, mengembangkan strategi-strategi alternatif dan memilih strategi yang sesuai. Dalam formulasi strategi ditentukan bisnis apa yang dimasuki dan mana yang ditinggalkan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah dengan ekspansi operasi atau diversifikasi, apakah masuk pasar internasional, apakah merger atau melakukan joint venture dan bagaimana menghindari pengambilalihan oleh lawan.

  2. Implementasi strategi merupakan upaya-upaya yang antara lain berupa tujuan tahunan, pola kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi dapat dijalankan. Di dalam implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya penunjang strategi, membentuk struktur organisasi yang efektif, mengarahkan upaya marketing, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan mendayagunakan sistem informasi dan menyesuaikan kompensasi bagi karyawan sesuai kinerja organisasi.

  3. Evaluasi strategi adalah usaha untuk memperoleh informasi apakah strategi tertentu tidak berjalan dengan semestinya. Terdapat tiga kegiatan dasar dari evaluasi strategi yaitu menilai kembali faktor eksternal dan internal, mengukur kinerja dan melakukan tindakan korektif.

Formulasi Strategi

Menurut David (2004), cara menentukan strategi utama adalah dengan membagi formulasi menjadi tiga tahap, yaitu :

1. Input Stage (Tahap Input)

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui posisi organisasi pada saat ini, dimana mekanisme yang dilakukan meliputi analisis internal dan eksternal.

  • Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, mengevaluasi kapasitas atau kemampuan untuk menanggapi isu-isu, masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan.

Menurut Gasperz (2004), penilaian internal dari organisasi publik dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

  1. Ruang lingkup dan fungsi organisasi
  • Perspektif sejarah, kejadian-kejadian penting

  • Ekspektasi pelanggan, pandangan publik

  • Struktur dari program dan sub program

  • Pencapaian kinerja organisasi

  • Pengujian dari ukuran-ukuran kinerja yang ada sebagai alat ideal untuk mencapai kesuksesan

  1. Aspek Organisasi
  • Ukuran/komposisi dari tenaga kerja (banyak karyawan, komposisi profesional, teknikal, dsb)

  • Struktur organisasi dan proses-proses (divisi/departemen, gaya manajemen dan kualitas, kebijakan manajemen kunci, karakteristik operasional, dll)

  • Lokasi dari organisasi (kantor pusat, kantor cabang), kebutuhan perjalanan, lokasi dari populasi yang dilayani,dll.

  • Sumber daya manusia (pelatihan, pengalaman, kompensasi, tingkat keluar masuk, semangat, dll)

  • Peralatan modal ( capital assets ) dan kebutuhan untuk peningkatan

  • Teknologi informasi, tingkat otomatisasi, telekomunikasi, kualitas dari rencana-rencana teknologi informasi organisasi, pengumpulan data, sistem penelurusan dan pemantauan.

  • Kejadian-kejadian organisasional yang penting dan lingkup perubahan, dampak pada organisasi, tanggung jawab organisasi terhadap perubahan, dll.

  1. Aspek Fiskal
  • Besar anggaran

  • Perbandingan dari biaya-biaya operasional terhadap organisasi publik yang lain

  • Hubungan dari anggaran terhadap struktur program/subprogram

  • Tingkat dimana anggaran yang ada memenuhi kebutuhan dan ekspektasi yang sekarang.

  1. Data dasar
  • Ukuran dan kinerja internal

  • Kecenderungan dan ramalan ( trend and forecasting )

  • Analisa Lingkungan Eksternal

Penelitian eksternal mengidentifikasi kesempatan ( oppurtunities ) dan ancaman ( threats ) yang ada dalam lingkungan yang sekarang dan antisipasi perubahan-perubahan lingkungan dimasa mendatang.

2. Matching Stage

Pada Matching Stage ini dapat dipilih satu atau beberapa dari lima alat formulasi strategi, antara lain matriks TOWS, matriks SPACE, matriks BCG, matrik IE, dan matriks Grand Strategy. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari input stage. Mencocokkan faktor penentu kesuksesan ( critical success ) eksternal dan internal merupakan kunci agar dapat tersusun secara efektif strategi-strategi alternatif yang layak diimplementasikan.

Manajemen strategi merupakan proses suatu organisasi atau perusahaan menata perumusan dan pengimplementasian strateginya. Keputusan strategi merupakan keputusan yang berkenaan dengan pengembangan organisasi perusahaan jangka panjang, dalam rangka peningkatan kompetensi yang nyata berbeda dari organisasi perusahaan terssebut. Strategi perusahaan merupakan konsep keputusan yang berorientasi, terpusat dan terintegrasi, serta juga berorientasi pada eksternal, yang menekankan bagaimana organisasi menjalankan aktivitas bisnisnya untuk mencapai tujuan organisasinya.

Penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai pada suatu jangka waktu di masa depan, merupakan awal dari manajemen strategi. Kemudian diikuti oleh pengkajian situasi dan kondisi organisasi itu pada saat sekarang ini. Selanjutnya dalam manajemen strategi ditetapkan bagaimana organisasi beraktivitas dalam upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Setiap organisasi bisnis maupun sub unit organisasinya, masing – masing harus mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas rumusannya, sehingga dapat digunakan sebagai arah untuk menjadi pilihan yang telah dipertimbangkan. Dengan melihat situasi persaingan yang selalu berubah, maka program yang jelas merupakan keharusan untuk memungkinkan strategi yang telah ditetapkan tersebut dapat efektif. Oleh karena itu, agar setiap strategi yang ditetapkan dapat efektif, maka harus dilakukan identifikasi yang tepat serta didukung oleh pemimpin yang kuat dan dapat berfikir sangat logis dalam setiap pelaksanaan keputusan yang diambil, dengan mempertimbangkan kesempatan yang dihadapi dan waktu serta keadaan lingkungan yang ada.

Manajemen strategi merupakan proses penetapan visi, misi dan tujuan organisasi, serta pengembangan kebijakan dan program pelaksanaan untuk mencapainya.2 Oleh karena itu, untuk menjalankan manajemen strategi, suatu organisasi perlu mengetahui di mana posisi organisasi perusahaan itu sekarang berada, kemana tujuan perusahaan yang direncanakan akan dituju, serta bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan dasar ini, maka strategi organisasi perusahaan merupakan penetapan sasaran organisasi jangka menengah, pendek dan panjang, diikuti dengan tindakan kebijakan oleh pelaksanaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan tersebut

Strategi organisasi bisnis atau perusahaan adalah mengarahkan bagaimana organisasi berupaya memanfaatkan lingkungan dan pengorganisasian kapabilitas perusahaan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Tujuan penetapan strategi diarahkan pada upaya memenangkan persaingan. Strategi perusahaan menekankan bagaimana organisasi perusahaan bertindak dalam menghadapi persaingan bisnis, dengan upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penyempurnaan sikap pengoganisasian bisnis perusahaan guna mencapai kinerja yang diharapkan dalam tujuan organisasi.

Manajemen Strategis dibagi atas dua kegiatan yang saling berkaitan, yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan strategis. Perencanaan strategis berhubungan dengan visi dan misi organisasi, proyeksi, pedoman dan taktiktaktik yang menunjang dalam pencapaian tujuan organisasi. Perencanaan strategis lebih berhubungan dengan analisis terhadap internal organisasi. Yaitu analisis terhadap bentuk organisasi, apa tujuan organisasi, kekuatan dan kelemahannya, peluang dan tantangan yang dihadapi serta analisis terhadap pasar/masyarakat dari organisasi tersebut. Dengan terjawabnya pertanyaanpertanyaan tersebut, maka sebuah organisasi akan mempunyai sebuah perencanaan yang baik sehingga sebuah organisasi akan lebih siap menghadapi lingkungannya.

Pada dasarnya, manajemen strategi menekankan kegiatan perusahaan sebagai upaya mencapai posisi keunggulan bersaing di atas para pesaingnya dalam melayani pelanggan sasaran perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih senang menjadi pemenang dalam industri yang digelutinya. Keunggulan bersaing merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menciptakan suatu nilai, yang lawan (pesaingnya) tidak dapat melakukannya. Keunggulan suatu perusahaan dari lawan (pesaingnya) dapat ditimbulkan dari kecanggihan teknologi, atau dari jaringan distribusi yang dimiliki perusahaan tersebut.

Referensi

Sondang P. Siagian. (1998). Manajemen Strategik , Jakarta: Bumi Aksara

R. Edward Freeman. Manajemen Strategik. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo

Hunger, David .J dan Thomas L.Wheelen. (2003). Manajemen Strategis . Jogjakarta: Andi Jogjakarta.

Hutabarat, Jemsley dan Martani Huseini. (2006). Manajemen Strategis Kontemporer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo