Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan atau Financial Statement?

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan atau Financial Statement ?

Laporan keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan.

Ada beberapa pengertian laporan keuangan yang telah dikemukakan oleh beberapa orang antara lain:

Menurut Siegel yang dialihbahasakan oleh Kurdi (1999), menjelaskan bahwa:

“Laporan keuangan yang diperlukan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan. Ketiganya dapat digabungkan dengan laporan pelengkap untuk melukiskan status keuangan atau kinerja organisasi.”

Menurut Bambang Riyanto (2001):

“Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, di mana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba-rugi (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, yang biasanya meliputi periode satu tahun”.

Menurut Munawir (2002) pengertian laporan keuangan adalah :

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Menurut IAI (2002):

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”

Komponen-komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang lengkap dapat dilihat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2002) yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

  1. Neraca,
  2. Laporan laba rugi,
  3. Laporan perubahan ekuitas,
  4. Laporan arus kas, dan
  5. Catatan atas laporan keuangan.

Komponen-komponen dari laporan keuangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Neraca

Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca umumnya mencakup pos-pos berikut:

  • Aktiva berwujud,
  • Aktiva tidak berwujud,
  • Aktiva keuangan,
  • Investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,
  • Persediaan,
  • Piutang usaha dan piutang lainnya,
  • Kas dan setara kas,
  • Hutang usaha dan hutang lainnya,
  • Kewajiban yang diestimasi,
  • Kewajiban berbunga jangka panjang,
  • Hak minoritas, dan
  • Modal saham dan pos ekuitas lainnya

Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan secara wajar.

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyaji secara wajar selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan laba rugi umumnya mencakup pos-pos berikut:

  • Pendapatan,
  • Rugi laba perusahaan,
  • Beban pinjaman,
  • Bagian dari rugi atau laba perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,
  • Beban pajak,
  • Rugi atau laba dari aktivitas normal perusahaan,
  • Pos luar biasa,
  • Hak minoritas,
  • Rugi atau laba bersih untuk periode berjalan.

Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar.

3. Laporan perubahan ekuitas

Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:

  • Rugi atau laba bersih periode yang bersangkutan.
  • Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
  • Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
  • Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
  • Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode serta perubahannya.
  • Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan dasar yang berisi mengenai aliran kas masuk dan keluar perusahaan. Laporan kas ini merupakan pengganti dari laporan perubahan posisi keuangan yang menyajikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan, dimana pengertian dana dapat didefinisikan sebagai modal kerja (aktiva lancar dikurangi pasiva lancar), ataupun dapat didefinisikan sebagai kas.

Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisah (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan

informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

  • Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
  • Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
  • Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

Arti Penting Laporan Keuangan


Laporan keuangan dapat digunakan sebagai media komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, oleh karena itu akuntansi dinamakan bahasa bisnis.

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan tertentu sangatlah penting untuk mengetahui kinerja dan perkembangan keuangan perusahaan tersebut. Informasi ini bisa diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang merupakan produk dari sistem akuntansi sebagai realisasi fungsinya sebagai penyedia jasa informasi keuangan yang relevan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pihak intern dan pihak ekstern. Pihak intern adalah pihak yang berada didalam perusahaan, seperti pemilik perusahaan, para manajer, dan lainnya. Sedangkan pihak ekstern adalah pihak yang berada diluar perusahaan tetapi memiliki hubungan dengan perusahaan, seperti investor, kreditur, bankir dan pemerintah.

Melalui analisis laporan keuangan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, baik jangka pendek, maupun jangka panjang, mengukur struktur modal, distribusi aktiva, likuiditas, profitabilitas, serta nilai buku per lembar saham.

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan karena laporan keuangan yang disusun perusahaan masih bersifat umum dan ditujukan bukan hanya untuk melakukan interpretasi dan analisis. Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan teknik atau metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan teknik analisis Trend Financial Statement.

Analisis Trend Financial Statement adalah analisis yang dilakukan dengan merancang sebuah tabel perbandingan pos- pos dalam laporan keuangan dan menganalisisnya.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), untuk memenuhi maksud ekstern dari akuntansi yang tertuang dalam laporan keuangan maka laporan keuangan harus memenuhi atau disusun sedemikian rupa sehingga:

  1. memenuhi keperluan untuk:

    • memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi;
    • menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan;
    • menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba;
    • menyajikan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai perubahan-perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan lain-lain informasi yang sesuai dengan keperluan para pemakai;
  2. mencapai mutu sebagai berikut:

    • relevan;
    • jelas dan dapat dimengerti;
    • dapat diuji kebenarannya;
    • mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat;
    • dapat diperbandingkan;
    • lengkap, dan
    • netral.

Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi keperluan mencapai mutu seperti kriteria tersebut di atas maka proses akuntansi dan penyusunan laporan keuangan hendaknya berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia.

Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan penguji dari pekerjaan bagian akuntansi dan sebagai alat untuk menilai, serta menentukan posisi keuangan pada suatu waktu tertentu. Selain itu, laporan keuangan juga dapat memberikan gambaran atau laporan bagi pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan, yaitu:

  1. pemilik perusahaan atau pemegang saham;
  2. manajemen perusahaan yang bersangkutan;
  3. bankir;
  4. investor, dan
  5. pemerintah.

JENIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan dapat disajikan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu:

  1. Posisi keuangan pada suatu saat, lebih dikenal dengan sebutan Neraca.

  2. Perubahan posisi keuangan untuk suatu periode waktu tertentu, yaitu terdiri dari:

    • Laporan Rugi/Laba, dan
    • Laporan Perubahan Modal atau Laba Ditahan (Retained Earning).

Dalam praktek sehari-hari, sering pula disajikan beberapa bentuk laporan, seperti Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Laporan Arus Kas), Laporan Perubahan Modal Kerja, dan laporan lain-lain yang sifatnya dimaksudkan untuk memperjelas 2 (dua) laporan keuangan tersebut, yaitu Neraca dan Laporan Rugi/Laba.

Seorang pembaca atau analis laporan keuangan, sebelum membaca atau menganalisis, harus mengetahui benar dan mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk, prinsip-prinsip serta masalah-masalah lain yang mungkin timbul sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007) :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.”

Berdasarkan definisitersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu laporan keuangan berfungsi untuk :

  • Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai aktiva, hutang serta modal yang dikenal dengan nama Neraca (Balance Sheet).

  • Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai penghasilan, biaya serta laba atau rugi yang diperoleh yang dikenal dengan nama Laporan Laba Rugi (Income Statement).

  • Mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu melalui laporan historis yang secara sistematis memberikan informasi menyeluruh mengenai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi selama periode pelaporan, yang dikenal dengan nama Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owners Equity atau Statement of Stockholders Equity).

  • Setiap laporan tersebut menyediakan informasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya namun saling berkaitan karena mencerminkan aspek yang berbeda dari transaksi-transaksi atau peristiwa-peristiwa lain yang sama.

Pengertian Laporan keuangan menurut ahli

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan. Harry Supangkat (2005)

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Slamet Munawir (2002)

Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Perhitungan Laba-Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Soemarso (2002)

Laporan keuangan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun baku yang bersangkutan. G. Sugiyarso dan F. Winarni (2006)

Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya, sebagai Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia (2004)

Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia (2004), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

  3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Rudianto (2006), secara umum laporan keuangan disusun dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu:

  1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

  2. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber- sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi.

  3. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntasi yang digunakan.

Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004), pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.

Beberapa kebutuhan ini meliputi:

  1. Investor.

    Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

  2. Karyawan.

    Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

  3. Pemberi Pinjaman.

    Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

  4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya.

    Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

  5. Pelanggan.

    Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

  6. Pemerintah.

    Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun stastistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

  7. Masyarakat.

    Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Komponen Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

  1. Neraca, adalah laporan keuangan yang memperlihatkan jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik usaha pada saat tertentu.

    • Aktiva, adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam satuan uang.
    • Kewajiban, adalah utang yang harus dibayar perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang.
    • Modal, adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan.

    Berdasarkan pendapat Agnes Sawir (2005), neraca merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai jumlah harta, utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan.

  2. Laporan Laba-Rugi, adalah suatu daftar yang menggambarkan hasil operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Di dalamnya terdiri dari pendapatan dan beban. Bila pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan akan mendapatkan laba dan bila pendapatan lebih kecil dari beban, maka perusahaan akan menderita kerugian.

    • Pendapatan, adalah aliran penerimaan kas/harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.
    • Beban, adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.

    Berdasarkan pendapat Agnes Sawir (2005), laporan laba-rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya, dan laba perusahaan selama periode tertentu.

  3. Laporan Perubahan Modal, adalah suatu daftar informasi yang menggambarkan tentang perubahan modal pemilik. Perubahan ini biasa disebabkan karena ada tambahan modal atau disebabkan adanya prive (pengambilan untuk kepentingan pribadi pemilik).

  4. Laporan Arus Kas, adalah suatu daftar informasi yang melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama periode tertentu, serta dari mana kas datang dan bagaimana kas tersebut dibelanjakan.
    Di dalam laporan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

    • Aktivitas Operasi, yang berhubungan dengan transaksi-transaksi yang menghasilkan laba bersih.
    • Aktivitas Investasi, yang berkaitan dengan akun-akun dalam aktiva tetap.
    • Aktivitas Pendanaan, yang berkaitan dengan akun kewajiban dan ekuitas pemilik.

Proses Terjadinya Laporan Keuangan

Berdasarkan pendapat Harry Supangkat (2005), berikut ini adalah gambaran mengenai proses terjadinya laporan keuangan.

Proses Terjadinya Laporan Keuangan
Gambar Proses Terjadinya Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Semakin cepat emiten menerbitkan laporan keuangan periodik, baik yang sudah di audit maupun yang belum diaudit, maka akan berguna bagi investor.19 Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba/rugi mencerminkan hasil yang dicapai selama periode tertentu.

Pengguna dan Tujuan Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok, kreditur lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Pengguna tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda Manajemen entitas merupakan penanggung jawab utama penyusanan dan penyajian laporan keuangan. Manajemen memiliki akses informasi tentang pengelolaan entitas, namun yang di sajikan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum sebatas informasi yang ditentukan dalam standar.

Menurut Harahap (2004) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Menurut Sumadji, Pratama dan Rosita (2006) pengertian laporan keuangan adalah : “Catatan tertulis status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis. Dalam laporan keuangan termasuk neraca dan laporan laba-rugi atau laporan operasional. Di dalamnya juga termasuk aliran kas, laporan dari perubahan dalam laba yang ditahan analisa lainnya.”

Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang menggambarkan kegiatan operasional badan usaha atau organisasi untuk berkomunikasi dengan para pemakainya.

Tujuan Laporan Keuangan

Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum, berkaitan dengan pemakai eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakai internal yang spesifik seperti manajemen, menurut Hanafi (2003) :

  1. Informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan

    Tujuan yang paling umum adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfat bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk pembuatan keputusan investasi, kredit, dan investasi semacam lainnya. Dari tujuan yang paling umum diatas, kemudian tujuan berikutnya yang lebih spesifik. Tujuan tersebut berkaitan dengan perkiraan penerimaan kas untuk pemakai eksternal.

  2. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas untuk pemakai eksternal

    Tujuan kedua yaitu laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan. Tujuan ini penting, karena investor atau pemakai eksternal mengeluarkan kas untuk memperoleh aliran kas masuk. Pemakai eksternal harus yakin bahwa ia akan memperoleh aliran kas masuk yang lebih dari aliran kas keluar. Pemakai eksternal harus memperoleh aliran kas masuk bukan hanya yang bisa mengembalikan aliran kas keluar ( return on investment ), tetapi juga aliran kas masuk yang bisa mengembailkan return yang sesuai dengan risiko yang ditanggungnya. Laporan keuangan diperlukan untuk membantu menganalisis jumlah dan saat/waktu penerimaan kas (yaitu dividen, bunga) dan juga memperkirakan resiko yang berkaitan.

  3. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan

    Penerimaan kas pihak eksternal akan ditentukan oleh aliran kas masuk perusahaan. Perusahaan yang kesulitan kas akan mengalami kesulitan untuk memberi kas ke pihak eksternal,dan dengan demikian penerimaan kas pihak eksternal akan terpengaruh.

According to Kieso, Weygandt dan Warfield (2007) be of a certain opinion that financial reporting should provide :

  1. Is useful to present and potential investors and creditors and other users in making rational investment, credit, and similiar decisions. The informastion should be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are willing to study information with reasonable diligence.

  2. Helps present and potential investors, creditors, and other users assess the amounts, timing, and uncertainty of prospective cash receipts from dividends or interest and the proceeds from the sale, redemption, or maturity on securities loans. Since investors and creditors cash flows are related to enterprise cash flows, financial reporting should provide information to help investors, creditors, and other assess the amounts, timing, and uncertainty of prospective net cash inflows to the related enterprise.

  3. Clearly portrays the economic resources of an enterprise, the claims to those resources (obligations of the enterprise to transfer resources to other entities and owners equity), and the effects of transactions, events, and circumstances that change its resources and claims to those resources.

Menurut Darsono dan Ashari (2005) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang menyangkut:

  1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu keadaan pada tanggal tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan.

  2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya aktivitas dan biaya untuk menjalankan aktivitas serta hasil (laba/rugi) dari aktivitas selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Bahkan dengan analisis yang lebih tajam, dapat dilihat kemungkinan ketidakefisienan dan permasalahan dalam fungsi tertentu.

  3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu perubahan kekayaan dan sumber kekayaan selam periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

  4. Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Perlu diingat bahwa setiap aktivitas belum tentu menghasilkan kas/uang sebab bisa jadi perusahaan menjual dengan cara kredit (tidak tunai), sehingga terjadi perbedaan waktu antara aktivitas dengan kas masuk

Laporan keuangan (financial statement) memberikan kesimpulan dalam tiap bidang-bidang fungsional. Pada neraca mewakili kesimpulan tentang keputusan manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan pernyataan laba-rugi mengukur tingkat kemampuan menghasilkan laba (profitability) dari keputusankeputusan manajemen selama periode tertentu.

Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank suatu waktu (periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi suatu perusahaan baik informasi mengenai jumlah dan jenis aktiva, kewajiban (hutang) serta modal, yang kesemuanya ini tergambar dalam neraca. Selain itu dalam laporan keuangan juga memberikan gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disajikan dalam laporan laba rugi. Kemudian laporan keuangan juga memberikan gambaran mengenai arus kas suatu perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan arus kas.

Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuanganatau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut. Pihak pihak tersebut antara lain adalah pemilik perusahaan, manajer, investor, kreditur, karyawan, dan pemerintah

Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dari sebuah laporan keuangan dapat diketahui apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau buruk. Salah satu fungsi dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai kinerja perusahaan. Kinerja disini merupakan penggambaran keadaan atau kondisi keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan dari tahun ke tahun. Hal ini perlu di analisis untuk mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.

Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen atau penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sarana pertanggungjawaban tersebut antara lain meliputi tanggung jawab atas laporan keuangan, komponen laporan keuangan, bahasa laporan keuangan, mata uang pelaporan, kebijakan akutansi, penyajian, konsistensi penyajian, materialisasi dan agregasi, saling hapus, periode pelaporan, informasi komparatif, dan laporan keuangan interim.

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta pembahasan posisis keuangan suatu perbankan syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Selain tujuan diatas, masih ada beberapa tujuan lagi dari pembuatan laporan keuangan syariah. Diantaranya adalah:

  1. Meningkatnya kepatuhan dalam prinsip syariah pada tiap transaksi dan operasional usaha.

  2. Sebagai sebuah informasi yang memperlihatkan kepatuhan perbankan syariah terhadap prinsip syariah, serta memberikan informasi seputar asset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Sehingga dapat diketahui bagaimana perolehannya dan penggunaannya.

  3. Sebagai informasi yang membantu pemimpin atau pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab perbankan syariah terhadap suatu amanah dalam membawa dan menyalurkan dana nasabah.

  4. Memberikan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer.

  5. Memberikan informasi seputar pengelolaan dan penyaluran dana ZISWAF.