Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan Interpersonal?

Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah sebuah bentuk kemampuan dari dalam diri individu untuk memahami serta membedakan suasana hati, motivasi, kehendak serta perasaan orang lain di sekitarnya. Memiliki intuisi yang peka terhadap berbagai ekspresi wajah, gerakan tubuh, serta suara orang lain bahkan mampu memberikan respon positif yang efektif dalam berkomunikasi.

Apa yang dimaksud dengan kecerdasan interpersonal ?

1 Like

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan serta ketrampilan seseorang untuk menciptakan hubungan sosial sehingga kedua belah pihak yang berada didalam situasi benar-benar saling menguntungkan satu sama lainnya. Safaria (2005)

Individu yang memiliki tingkat kecerdasan interpersonal yang tinggi biasanya akan mampu menjalin suatu komunikasi efektif dengan orang-orang lainnya, memiliki empati, dapat mengembangkan hubungan harmonis dengan orang lain disekitarnya, serta mampu dalam memahami sifat, suasana hati, motif, serta temperamen orang-orang lainnya.

Dimensi kecerdasan interpersonal


Menurut Anderson, terdapat tiga tingkat dimensi kecerdasan interpersonal, antara lain adalah:

  1. Social Sensitivity

    Social sensitivity atau yang dikenal dengan senstivitas sosial, merupakan kemampuan seseorang dalam merasakan dan mengamati berbagai macam reaksi pada individu yang kemudian ditunjukkan baik dalam bentuk verbal ataupun non verbal. Ada beberapa indikator di dalam sensitivitas sosial, yaitu:

    • Sikap empati
    • Sikap prososial
  2. Social Insight

    Social Insight merupakan kemampuan dalam memahami serta mencari solusi dari permasalahan yang efektif di dalam interaksi sosial. Sehingga masalah-masalah yang ada tidak akan menghambat hubungan sosial yang sudah terbentuk sebelumnya.

    Pondasi dasar dalam sosial insight adalah berkembanganya kesadaran individu secara baik. Kesadaran diri inilah yang akan membuat seseorang lebih mampu untuk memahami dirinya sendiri mulai dari internal hingga eksternal. Ada beberapa indikator di dalam sosial insight, yaitu:

    • Kesadaran diri.
    • Terampil dalam memecahkan masalah.
    • Paham situasi sosial serta etika sosial.
  3. Social Communication

    Social Communication merupakan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi yang baik, entah itu dalam bentuk verbal ataupun non verbal. Kemampuan berkomunikasi ini mencakup dalam ketrampilan berbicara, menulis, public speaking, hingga mendengarkan dengan efektif.

Karakteristik Kecerdasan Interpersonal


Berikut ini beberapa karakteristik seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi , antara lain adalah:

  1. Dapat mengembangkan serta menciptakan hubungan sosial yang baru dengan efektif.

  2. Mampu berempati dengan orang lainnya, atau dapat dikatakan memiliki kemampuan memahami orang lain secara utuh.

  3. Memiliki kemampuan dalam mempertahankan hubungan sosial nya dengan cara yang efektif, sehingga hubungan sosial yang dibinanya tak akan pernah musnah digerus oleh waktu bahkan senantiasa untuk berkembang semakin mendalam.

  4. Dapat menyadari komunikasi, baik secara verbal ataupun non verbal dari orang-orang lainnya. Dapat dikatakan bahwa, orang-orang dengan kecerdasan interpersonal tinggi memiliki sifat sensitif terhadap perubahan sosial serta tuntutan-tuntutan yang ada.

  5. Dapat memecahkan masalah-masalah yang ada pada hubungan sosialnya, tentunya dengan pendekatan win-win solution. Selain itu, juga dapat mencegah terjadi nya masalah pada hubungan sosialnya.

  6. Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik, dalam hal ini mencakup pada ketrampilan berbicara, mendengarkan, serta menulis secara efektif. Selain itu, mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal juga akan memberikan penampilan fisik yang memang sesuai dengan tuntutan dalam lingkungannya.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain (Amstrong, 2002). Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Kecerdasan interpersonal akan menunjukkan kemampuan anak dalam berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal yang tinggi membuat orang bisa bekerjasama dengan orang lain dan melakukan sinergi untuk membuahkan hasil-hasil positif (Anita Lie, 2003).

Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati secara baik, mampu mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain, menyukai bekerja secara kelompok.

Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menguntungkan (Safaria, 2005).

Kata sosial maupun interpersonal hanya penyebutannya saja yang berbeda, tetapi keduanya menjelaskan maksud dan inti yang sama. Lwin (2008) menjelaskan kecerdasan interpersonal sebagai kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain kemudian menanggapinya secara layak.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami maksud dan perasaan orang lain sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal penting dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup manusia terkait dengan orang lain, begitu juga seorang anak yang membutuhkan dukungan orang-orang disekitarnya. Keterampilan sosial anak terjalin melalui hubungan dengan teman sebayanya.

Karakteristik Kecerdasan Interpersonal


Karakteristik orang yang memiliki kecerdasan interpersonal menurut Muhammad Yaumi (2012) adalah:

  1. Belajar dengan sangat baik ketika berada dalam situasi yang membangun interaksi antara satu dengan yang lainnya.

  2. Semakin banyak berhubungan dengan orang lain, semakin merasa bahagia.

  3. Sangat produktif dan berkembang dengan pesat ketika belajar secara kooperatif dan kolaboratif.

  4. Ketika menggunakan interaksi jejaring sosial, sangat senang dilakukan dengan chatting atau teleconference.

  5. Merasa senang berpartisipasi dalam organisasi-organisasi sosial keagamaan dan politik.

  6. Sangat senang mengikuti acara talk show di tv dan radio.

  7. Ketika bermain atau berolahraga, sangat pandai bermain secara tim (double atau kelompok) daripada bermain sendirian (single).

  8. Selalu merasa bosan dan tidak bergairah ketika bekerja sendiri.

  9. Selalu melibatkan diri dalam club-club dan berbagai aktivitas ekstrakurikuler.

  10. Sangat peduli dan penuh perhatian pada masalah-masalah dan isu- isu sosial.

Secara umum, kecerdasan interpersonal dapat diamati dari perilaku seseorang. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat cenderung mampu berdaptasi dengan lingkungan, senang bersama- sama dengan orang lain, dan mampu menghargai orang lain serta memiliki banyak teman.

Kecerdasan interpersonal atau bisa saja disebut sebagai kecerdasan sosial, baik kata interpersonal ataupun sosial hanya istilah penyebutan saja, namun keduanya menjelaskan hal yang sama.

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan menciptakan, membangun dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling menguntungkan (Safaria, 2005).

Kecerdasan interpersonal lebih dari kecerdasan-kecerdasan lain, kecerdasan interpersonal yang kuat menempatkan kita untuk kesuksesan sebaliknya kecerdasan interpersonal yang lemah akan menghadapkan kita pada rasa frustasi dan kegagalan terus menerus dan keberhasilan kita, kalaupun ada terjadi secara kebetulan saja (Hoerr, 2007).

Kecerdasan interpersonal memungkinkan kita untuk bisa memahami berkomunikasi dengan orang lain, melihat perbedaan dalam mood, temperamen, motivasi, dan kemampuan. Termasuk juga kemampuan untuk membentuk dan juga menjaga hubungan, serta mengetahui berbagai perasaan yang terdapat dalam suatu kelompok, baik sebagai anggota maupun sebagai pemimpin (Cambell, 2006).

Williams (2005) mengungkapkan bahwa kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Kemampuan ini melibatkan kemampuan ini penggunaan kemampuan verbal dan nonverbal, kemampuan kerjasama, menagemen konflik, strategi membangun konsensus, kemampuan untuk percaya, menghormati, memimpin, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan umum. Gordon dan Huggins-Cooper (2013) menyebut kecerdasan interpersonal sebagai kecerdasan sosial, dengan memiliki kecerdasan sosial membantu kita untuk memahami perasaan, motivasi, dan intense orang lain.

Gardner (1999), mendefinsikan kecerdasan interpersonal sebagai: Interpersonal Intellegence is the ability to understand other people : what motivates them, how they work, how to work cooperatively with them (Gardner : 1999). Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang di sekitarnya, yang meliputi kemampuan mengerti dan memahami perasaan orang lain, menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga dapat bekerjasama dalam suatu team yang baik.

Menurut Amstrong (2005), kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain, kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan membaca orang atau menilai orang lain, kemampuan berteman, dan keterampilan berinteraksi dengan orang dalam lingkungan baru. Adi W Gunawan (2006) mengungkapkan kecerdasan interpersonal meliputi kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membangun suatu hubungan yang meliputi kepekaan sosial yang ditandai dengan anak memiliki perhatian terhadap semua teman tanpa memilih- milih teman, pemahaman sosial yang ditandai dengan anak dapat menyelesaiakan konflik atau masalah walaupun dengan dibimbing guru, dan komunikasi sosial yang ditandai dengan anak dapat mengemukakan pendapat kepada teman tanpa didekati oleh teman terlebih dahulu.

Jadi kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain, kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan membaca orang atau menilai orang lain, kemampuan berteman, dan keterampilan berinteraksi dengan orang dalam lingkungan baru (Amstrong : 2005).

Karakteristik kecerdasan interpersonal


Perkembangan dari kecerdasan Interpersonal ditentukan oleh kedekatan seorang individu dengan individu lain. Individu yang cerdas dalam interpersonalnya memiliki karakteristik tersendiri. Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan Interpersonal menurut Amstrong (2002) adalah sebagai berikut :

  1. Mempunyai banyak teman
  2. Banyak bersosialisi di sekolah atau di lingkungan terlibat dalam kelompok di luar jam sekolah
  3. Berperan sebagai penengah keluarga ketika terjadi pertikaian
  4. Menikmati permaianan kelompok
  5. Berempati besar terhadap perasaan orang lain
  6. Dicari sebagai penasihat atau pemecah masalah oleh teman temannya
  7. Menikmati mengajari orang lain
  8. Tampak mempunyai bakat memimpin

Hal ini juga dikemukakan oleh Yuliani Nurani Sujiono (2012), bahwa karakteristik kecerdasan interpersonal mengacu pada keterampilan manusia, dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Menurut Amstrong (2003), terdapat beberapa karakteristik cara belajar anak yang memiliki kecenderungan kecerdasan interpersonal, sebagai berikut :

  1. Cara berpikir anak biasanya dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain agar dapat belajar secara optimal dikelas dan dapat menciptakan komunikasi aktif dengan orang lain.

  2. Kegemaran anak dalam proses belajar biasanya menjadi pemimpin, mengorganisasi kelompoknya, menghubungkan, menebarkan pengaruh, dan menjadi mediator.

  3. Kebutuhan anak yang memliki kecerdasan interpersonal dalam belajarnya adalah teman-teman, permainan kelompok, pertemuan sosial, perlombaan, peristiwa sosial, perkumpulan, dan penasihat. Anak terlibat aktif dalam komunikasi dan jarang terlihat menyendiri.

Menurut Gordon dan Huggins-Cooper (2013), anak dengan kecerdasan interpersonal biasanya menyukai orang lain secara tulus, memiliki banyak teman, pandai mengatasi konflik, dan dapat berkomunikasi dengan anak-anak yang cenderung pemalu. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Campbell (2006) bahwa murid dengan kemampuan interpersonal yang baik biasanya suka berinteraksi dengan orang lain, baik dengan mereka yang lebih tua atau lebih muda dan kadang mereka menonjol sekali dalam kerja kelompok, usaha-usaha kelompok dan juga proyek kolaboratif.

Williams (2005) menyatakan anak dengan kecerdasan interpersonal yang kuat lebih suka bekerjasama daripada bekerja sendirian dan menunjukan keterampilan empati dan komunikasi yang baik diruang kelas, permainan kelompok, corat-coret dan proyek team dapat mendorong timbulnya kecerdasan interpersonal. Menurut Amstrong (2002), terdapat beberapa kriteria anak dengan kecerdasan interpersonal kurang baik, yaitu :

  1. Malu bila bertemu dengan orang-orang baru. Hal ini juga terjadi pada anak-anak yang baru memasuki dunia sekolah, awal tahun ajaran baru biasanya masih banyak anak yang masih malu berkenalan atau memulai komunikasi dengan teman baru.

  2. Sering kali mengalami kesalahpahaman atau bertengkar dengan orang lain. Anak biasanya hanya berpikir dari sisi dia sendiri dan tidak melihat cara berpikir orang lain atau sudut pandang orang lain sehingga sering menimbulkan kesalahpahaman.

  3. Sering bersikap bermusuhan atau membela diri di depan orang lain.

  4. Mempunyai kesulitan besar untuk berempati dengan orang lain.
    Karena anak dengan kriteria seperti ini pada umumnya hanya memikirkan dirinya sendiri dan acuh dengan kondisi psikologi orang lain.

  5. Mempunyai kesulitan dalam membaca suasana hati orang lain, maksud, dan motivasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak dengan kecerdasan interpersonal yang baik mempunyai karakteristik memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki banyak teman, pandai mengatasi konflik, menyukai permaianan kelompok, dan memiliki empati besar terhadap perasaan orang lain.

Dimensi Kecerdasan Interpersonal


Semua anak dapat mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi, untuk itu membutuhkan bimbingan dari orang tua dan pendidik untuk mengembangkan kecerdasan interpersonalnya. Terdapat tiga dimensi kecerdasan interpersonal menurut Safaria (2005), yaitu kepekaan sosial (social sensivity), pemahaman sosial (social insight), dan komunikasi sosial (social communication).

  1. Kepekaan sosial (social sensivity), kemampuan anak dalam mengamati perubahan reaksi pada orang lain, dimana perubahan tersebut ditunjukan secara verbal ataupun non verbal. Anak yang mempunyai sensivitas yang tinggi akan cepat dan mudah menyadari perubahan reaksi dari orang lain, baik reaksi positif dan negatif.

  2. Pemahaman sosial (social insight), kemampuan anak dalam mencari pemecah masalah yang efektif dalam interaksi sosial, sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi penghambat dalam relasi sosial yang telah dibangun anak. Di dalam pemecah masalah yang ditawarkan adalah pendekatan menang-menang atau win-win solution, yang di dalamnya terdapat kemampuan memahami situasi sosial dan etika sosial sehingga anak mampu menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi. Pondasi dari social insight adalah kesadaran diri, kesadaran diri yang baik akan mampu memahami diri anak baik keadaan internal seperti emosi dan eksternal seperti cara berpakaian dan cara berbicara.

  3. Komunikasi sosial (social communication), kemampuan individu untuk masuk dalam proses komunikasi dalam menjalin hubungan antarpribadi yang sehat. Sarana yang digunakan dalam menjalin komunikasi yang sehat yaitu mencakup komunikasi nonverbal, verbal, maupun komunikasi melalui penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan efektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan public speaking dan keterampilan menulis secara efektif (Anderson dalam Safaria : 2005).

Unsur Keserdasan Interpersonal


Goleman (2007) mengemukakan terdapat dua kategori besar dalam unsur kecerdasan sosial, yaitu kesadaran sosial dan fasilitas sosial.

  1. Kesadaran sosial menunjuk pada spectrum yang merentang dari secara instan merasa keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, untuk mendapat situasi sosial yang rumit. Hal tersebut meliputi empati dasar, penyelarasan, ketepatan empati, dan pengertian sosial.

  2. Fasilitas sosial berhubungan dengan bagaimana orang lain merasa atau mengetahui apa yang mereka pikirkan dan tidak melakukan banyak interaksi. Fasilitas sosial bertumpu pada kesadaran sosial untuk memungkinkan interaksi yang baik dan efektif. Fasilitas sosial ini meliputi berinteraksi secara baik dalam kemampuan nonverbal atau sinkron, presentasi diri dan efektif dalam kemampuan mempresentasikan diri sendiri, pengaruh untuk membentuk hasil interaksi sosial, peduli akan kebutuhan orang lain, dan dapat melakukan tindakan yang tepat yang sesuai dengan keadaan tersebut.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/13634/5/Bab%202.pdf

Menurut Mork (Yaumi, 2013) bahwa, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, dan mampu menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Dan menurut (Lwin, et al., 2008), kecerdasan interpersonal adalah kemapuan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita.

Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, tempramen, suasana hati, maksud, dan keinginan orang lain kemudian menanggapinya secara layak. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi melakukan negosiasi hubungan dengan keterampilan dan kemahiran karena orang tersebut mengerti kebutuhan tentang empati, kasih sayang, pemahaman, ketegasan, dan ekspresi dari kebutuhan dan keinginan.

Orang seperti ini mengetahui bagaimana pentingnya berkolaborasi dengan orang lain, memimpin ketika diperlukan, mengikuti jika memang keikutsertaan sangat diperlukan, bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki ketrampilan komunikasi yang berbeda-beda.

Yaumi (2013) mengatakan bahwa, pemahaman terhadap watak orang lain yang menjadi ciri utama kecerdasan interpersonal merupakan faktor penting bagi komunikasi yang efektif. Beberapa istilah yang sering dikaitkan dengan kecerdasan interpersonal adalah komunikasi dan ketrampilan interpersonal.

Menurut Oak (Yaumi, 2013), komunikasi interpersonal adalah bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang yang saling tergantung satu sama lain untuk membagi (sharing) pengalaman, sedangkan ketrampilan interpersonal adalah ketrampilan yang dibutuhkan untuk berinteraksi dalam situasi sosial.

Mork (Yaumi, 2013) juga menekankan bahwa, pada empat elemen penting dari kecerdasan interpersonal yang perlu digunakan dalam membangun komunikasi. Keempat elemen penting tersebut, mencakup: (1) membaca isyarat sosial,(2) memberikan empati (3) mengontrol emosi, dan (4) mengekspresikan emosi pada tempatnya. Untuk memahami secara komprehensif keempat elemen ini, perlu dijelaskan lebih perinci seperti berikut ini.

  1. Membaca isyarat sosial
    Memerhatikan penuh bagaimana orang lain berkomunikasi, memahami komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan dalam berinteraksi.

  2. Memberikan empati
    Mencoba memposisikan diri berada pada perspektif orang lain ketika berdiskusi tentang sesuatu khususnya jika ingin berkolaboratif dengan orang tersebut, membuat keputusan atau menyelesaikan konflik, mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan oleh orang tersebut dalam suatu situasi.

  3. Mengontrol emosi
    Jika merasa sedikit panas atau tegang tentang topik yang sedang dibicarakan, sebaiknya melangkah sedikit ke belakang untuk mendinginkan suasana, kemudian melanjutkan pembicaraan.

  4. Mengekspresikan emosi pada tempatnya
    Mengetahui kapan saatnya mengungkapnkan rasa iba dan kasih saying, hubungan emosional, atau mengungkapkan emosi yang positif.

Yaumi (2013) mengemukakan secara khusus, karakteristik orang yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah:

  1. Belajar dengan sangat baik ketika berada dalam situasi yang membangun interaksi antara satu dengan yang lainnya.
  2. Semakin banyak berhubungan dengan orang lain, semakin merasa bahagia.
  3. Sangat produktif dan berkembang dengan pesat ketika belajar secara kooperatif dan kolaboratif.
  4. Ketika menggunakan interaksi jejaring sosial, sangat senang dilakukan melalui chatting atau teleconference.
  5. Merasa senang berpartisipasi dalam organisasi-organisasi sosial keagamaan, dan politik.
  6. Sangat senang mengikuti acara talkshow di tv dan radio.
  7. Ketika bermain atau berolahraga, sangat pandai bermain secara tim daripada main sendirian.
  8. Selalu merasa bosan dan tidak bergairah ketika bekerja sendiri.
  9. Selalu melibatkan diri dalam club-club dan berbagai aktivitas ekstrakurikuler.
  10. Sangat peduli dan penuh perhatian pada masalah-masalah dan isu-isu sosial.

Sedangkan Lwin, et al. (2008) mengemukakan tanda-tanda kecerdasan interpersonal yang rendah jika dia:

  1. Tidak suka berbaur atau bermain dengan anak-anak lain
  2. Lebih suka menyendiri
  3. Menarik diri dari orang lain, khususnya selama pesta anak-anak
  4. Merebut dan mengambil mainan anak-anak lain
  5. Memukul dan menendang anak-anak lain dan secara teratur terlibat dalam perkelahian
  6. Tidak suka bergiliran
  7. Tidak suka berbagi dan sangat posesif (menonjolkan kepemilikan) akan mainannya
  8. Menjadi agresif dan berteriak-teriak ketika dia tidak mendapatkan yang dia inginkan.

Kecerdasan interpersonal menurut Drs. Saifuddin Azwar, MA (1996) merupakan kemampuan yang digunakan dalam berkomunikasi, kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal menurut Drs. Saifuddin Azwar, MA (1996) merupakan kemampuan yang digunakan dalam berkomunikasi, kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain.

Definisi lain juga diutarakan oleh Dwi Siswoyo,dkk. (2008) yang mengutarakan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan mood, tujuan, motivasi dan perasaanperasaan orang lain.

Karakteristik Kecerdasan Interpersonal

Ada beberapa karakteristik khusus yang dimilikiindividu yang memiliki kecerdasan interpersonal menurut Adi M Gunawan (2005) yaitu :

  1. Membentuk dan mempertahankan suatu hubungan sosial.

  2. Mampu berinteraksi dengan orang lain.

  3. Mengenali dan menggunakan berbagai cara untuk berhubungan.

  4. Mampu mempengaruhi pendapat dan tindakan orang lain.

  5. Turut serta dalam upaya bersama dan mengambil berbagai peran yang sesuai, mulai dari mejadi pengikut hingga menjadi pemimpin.

  6. Mengamati perasaan, pikiran, motivasi, perilaku dan gaya hidup orang lain.

  7. Mengerti dan berkomunikasi dengan efektif baik dalam bentuk verbal maupun non verbal.

  8. Mengembangkan keahlian untuk menjadi penengah dalam suatu konflik, mampu bekerjasama dengan orang yang mempunyai latar belakang yang beragam.

  9. Tertarik menekuni bidang yang berorientasi interpersonal, manajemen, atau politik.

  10. Peka terhadap perasaan, motivasi, dan keadaan mental seseorang.

Beberapa karakteristik lain dari siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal juga diuraikan oleh T. Safaria (2005) yaitu ;

  1. Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif,

  2. Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara total,

  3. Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga tidak musnah dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin intim/mendalam/penuh makna,

  4. Mampu menyadari komunikasi verba maupun non-verbal yang dimunculkan orang lain, atau dengan kata lain sensitif terhadap perubahan situasi sosial dan tuntutan-tuntutannya. Sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dalam segala situasi,

  5. Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution, serta yang paling penting adalah mencegah masalah dalam relasi sosialnya,

  6. Memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan mendengarkan efektif, berbicara efektif dan menulis secara efektif.

Unsur-Unsur Kecerdasan Interpersonal

Beberapa unsur ini dikemukakan oleh Daniel Goleman (2007) diantaranya:

  1. Kesadaran sosial Kesadaran sosial merujuk pada spektrum yang merentang secara instan merasa keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, untuk “mendapatkan” situasi sosial yang rumit. Hal ini meliputi :

Empati dasar : perasaan dengan orang lain, merasakan isyarat emosi non-verbal.

Penyelarasan : mendengarkan dengan penuh reseptivitas; menyelaraskan diri dengan seseorang.

Ketepatan empatik : memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang lain.

Pengertian sosial ; mengetahui bagaimana dunia sosial bekerja (Daniel Goleman, 2007).

Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal

Beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal diantaranya:

  1. Genetik

Genetik merupakan faktor untuk menurunkan sifat dari orang tua kepada anak. Hal ini juga disampaikan oleh Atkinson (Rita Eka izzaty, dkk. 2008: 9) yang menjelaskan bahwa genlah yang menentukan warna rambut,warna kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual.

  1. Pola asuh

Menurut Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 15) bahwa setiap gaya pengasuhan yang diberikan oleh orang tua akan memberikan pengaruh dan dampak berbeda pada setiap individu.

  1. Lingkungan

Lingkungan keluarga dimana anak memerlukan perawatan serta perhatian orang tua.

Pada dasarnya hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal memiliki porsi yang berbeda pada setiap individu. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh seseorang diantaranya,

  1. Genetik,

  2. Lingkungan,

  3. Pengetahuan,

  4. Pengalaman serta

  5. Nutrisi.