Apa yang dimaksud dengan Keamanan Kolektif (Collective Security)?

keamanan kolektif

Apakah yang dimaksud dnegan keamanan kolektif?

Keamanan kolektif (collective security) adalah perjanjian keamanan politik, regional, atau global yang setiap penandatangannya mengakui bahwa keamanan satu pihak adalah kepentingan semua pihak. Semua negara penandatangan berjanji akan memberi respon bersama terhadap ancaman dan pelanggaran perdamaian.

Keamanan kolektif lebih ambisius daripada sistem keamanan aliansi atau pertahanan kolektif karena mencakup semua negara di suatu kawasan dan menanggapi berbagai potensi ancaman. Meski keamanan kolektif memiliki sejarah yang panjang, pelaksanaannya masih bermasalah. Sejumlah persyaratan harus dipenuhi agar keamanan kolektif bisa terlaksana dengan baik.

Asumsi dasar Keamanan Kolektif

Organski (1960) menjabarkan lima asumsi dasar terkait teori keamanan kolektif:

  • Dalam konflik bersenjata, negara-bangsa anggota akan menyepakati negara mana yang tergolong musuh (agresor).
  • Semua negara-bangsa anggota sama-sama berusaha membendung dan mencegah agresi di manapun sumber atau asalnya.
  • Semua negara-bangsa anggota memiliki kebebasan bertindak yang sama dan kemampuan untuk bergabung dalam aksi melawan musuh.
  • Gabungan kekuasaan anggota aliansi keamanan kolektif cukup untuk mengalahkan kekuasaan musuh.
  • Karena muncul ancaman kolektif dari negara-negara anggota koalisi keamanan kolektif, negara musuh akan mengubah kebijakannya; jika tidak, negara tersebut akan dikalahkan.

Syarat Keamanan Kolektif

Morgenthau (1948) menyatakan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar keamanan kolektif berhasil mencegah perang:

  • Sistem keamanan kolektif harus mampu mengerahkan pasukan militer yang lebih besar daripada pasukan militer musuh sehingga musuh enggan berusaha mengubah tatanan dunia yang dipertahankan sistem keamanan kolektif.
  • Negara-negara tersebut, yang kekuatan gabungannya dapat dijadikan deterensi (pencegah) sesuai syarat pertama, harus memiliki keyakinan yang sama mengenai keamanan tatanan dunia yang hendak dipertahankan.
  • Semua negara harus meninggalkan perselisihan kepentingannya demi kemaslahatan bersama, yaitu pertahanan seluruh negara anggota.

Sumber : wikipedia

Kemanan kolektif atau Collective Security merupakan perjanjian dimana setiap negara didalam sistem, menyetujui bahwa sebuah masalah keamanan merupakan masalah bersama, serta menyetujui sebuah respon secara kolektif dalam menghadapi agresi.

Menurut mantan presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson, sebuah kerjasama militer dibutuhkan dalam penyelesaian sebuah konflik. Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa merupakan latar belakang pernyataan dari Woodrow tersebut, dengan harapan bahwa Liga Bangsa-Bangsa secara ideal, diobligasikan untuk menyelesaikan sebuah perang dengan cara kekerasan.

Liga Bangsa-Bangsa pada akhirnya gagal disebabkan oleh kerasnya kepentingan nasional beberapa negara, yaitu kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam menarik negara-negara besar waktu itu.

Bentuk dari Collective Security sangat beragam. Collective Security dapat berbentuk sebuah system aliansi keamanan, dimana Negara-negara bergabung sebagai respon terhadap sebuah masalah eksternal yang spesifik.

Pada era modern seperti ini, istilah Collective Security dapat menjelaskan mengapa beberapa negara menggabungkan kekuatan militernya, untuk menghadapi sebuah ancaman keamanan yang dihadapi oleh beberapa negara tersebut.

Kunci dari kesuksesan Collective Security adalah kepentingan nasional yang sama dalam menghadapi sebuah ancaman eksternal. PBB sebagai organisasi internasional yang berkomitmen dalam menyelesaikan berbagai konflik yang ada hingga kini.

Referensi

Martin Griffiths dan Terry O’Callaghan, International Relations: Key Concepts, Routledge, London, 2002.

Keamanan kolektif, menurut Inis Claude dari artikel “Keamanan Kolektif sebagai Pendekatan untuk Perdamaian”, dilihat sebagai kompromi antara konsep dunia dan pemerintah negara-negara berbasis keseimbangan daya sistem, di mana yang kedua adalah dianggap sebagai merusak atau bukan cukup baik untuk menjaga perdamaian, dan yang pertama dianggap tidak dapat dilaksanakan saat ini. Ketika keamanan kolektif adalah memungkin, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk bekerjanya keamanan kolektif. Keamanan kolektif adalah salah satu jenis strategi dalam membangun koalisi yang sekelompok negara setuju untuk tidak saling menyerang dan saling membela satu serangan terhadap salah satu dari yang lain, jika serangan itu dilakukan. Dimana "satu serangan terhadap satu pihak, ini adalah satu serangan terhadap semua. “Ini berbeda dari” pertahanan kolektif "yang merupakan koalisi dari berbagai negara yang setuju untuk mempertahankan kelompok mereka sendiri terhadap serangan dari luar.

Oleh karena itu NATO dan Pakta Warsawa adalah contoh pertahanan kolektif, sedangkan PBB merupakan keamanan kolektif. Pendukung dari keamanan kolektif mengatakan ini jauh lebih efektif daripada pendekatan keamanan negara yang mencoba untuk bertindak sendiri, sebagai negara yang lemah mungkin tidak dapat membela diri mereka sendiri, dan negara-negara yang mencoba menjadi sering tidak pernah terlibat dalam perlombaan senjata yang sebenarnya memperkecil, daripada meningkatkan, keamanan mereka selama jangka panjang.

Pecahnya Perang Dunia ke 2 menuntun pada penyelesaian yang ditegaskan dalam Perjanjian Versailles. Perjanjian Versailles merupakan anjuran oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson yang beranggapan bahwa perang dapat dihindari dengan menciptakan organisasi internasional berdasarkan prinsip collective security. Kemudian dibentuklah Liga Bangsa-Bangsa yang beranggotakan Negara-negara yang cinta damai, setiap pelanggaran kedaulatan Negara anggota oleh Negara lain, merupakan suatu agresi yang pada akhirnya mengancam semua, sehingga harus direspon secara kolektif.

Sumber:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25250/Chapter%20I.pdf?sequence=4&isAllowed=y