Apa yang dimaksud dengan Dislipidemia ?

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid (=lemak) yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah.

Apa yang dimaksud dengan Dislipidemia ?

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL.

Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Peripheral Arterial Disease (PAD), Sindroma Koroner Akut (SKA).

Dislipidemia
Gambar Dislipidemia

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada saat pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

  1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
  2. Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa Tubuh).
    Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan:

  1. Kadar kolesterol total
  2. Kolesterol LDL
  3. Kolesterol HDL
  4. Trigliserida plasma

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.

Tabel Interpretasi kadar lipid plasma berdasarkan NECP (National Cholesterol Education Program)
image

Diagnosis Banding : -

Komplikasi
Penyakit jantung koroner, stroke

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

  1. Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan melakukan penilaian jumlah faktor risiko penyakit jantung koroner pada pasien untuk menentukan kolesterol- LDL yang harus dicapai.

    Berikut ini adalah tabel faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP-ATP III:

    Tabel Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menentukan sasaran kolesterol LDL
    image

  2. Setelah menemukan banyaknya faktor risiko pada seorang pasien, maka pasien dibagi kedalam tiga kelompok risiko penyakit arteri koroner yaitu risiko tinggi, risiko sedang dan risiko tinggi. Hal ini digambarkan pada tabel berikut ini:

    Tabel Tiga kategori risiko yang menentukan sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai berdasarkan NCEP (Sudoyo, 2006)
    image

  3. Selanjutnya penatalaksanaan pada pasien ditentukan berdasarkan kategori risiko pada tabel diatas. Berikut ini adalah bagan penatalaksanaan untuk masing- masing kategori risiko:

    image

    image

    image
    Gambar Penatalaksanaan untuk masing-masing kategori risiko

  4. Terapi non farmakologis

    • Terapi nutrisi medis
      Pasien dengan kadar kolesterol LDL tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak total dan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan trigliserida tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak

    • Aktivitas fisik
      Pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai kondisi dan kemampuannya.

  5. Tata laksana farmakologis
    Terapi farmakologis dilakukan setelah 6 minggu terapi non farmakologis.

Tabel Obat hipoglikemik dan efek terhadap kadar lipid plasma
image

Tabel Obat Hipolopidemik
image

Konseling dan Edukasi

  1. Perlu adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk mengatur diet pasien dan aktivitas fisik yang sangat membantu keberhasilan terapi.
  2. Pasien harus kontrol teratur untuk pemeriksaan kolesterol lengkap untuk melihat target terapi dan maintenance jika target sudah tercapai.

Kriteria Rujukan

  1. Terdapat penyakit komorbid yang harus ditangani oleh spesialis.
  2. Terdapat salah satu dari faktor risiko PJK

Peralatan
Pemeriksaan kimia darah

Prognosis
Dengan penatalaksanaan yang tepat maka dapat dicegah terjadinya komplikasi akibat dislipidemia.

Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer

Referensi

  1. Azwar, B. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Medan: FK USU.2004. (Azwar, 2004)
  2. Darey, Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2005. (Darey, 2005)
  3. Ganiswarna, Sulistia. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.2007. (Ganiswarna, 2007)
  4. Sudoyo, A. Setyohadi, B. Alwi, I. Setiati, S.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
    Jakarta: FKUI.2009.
  5. PERKENI, Konsensus Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2012 (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2012)

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (Sunita, 2004). Dislipidemia termasuk salah satu dari keadaan dimana terjadi abnormalitas kadar lemak pada penyakit metabolik seperti obesitas dan sindrom metabolik (Adam, 2009). Berikut adalah klasifikasi kolesterol total, LDL, HDL, dan Trigliserida menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl) :

Profil Lipid Interpretasi
Kolesterol Total
< 200 Optimal
200 – 239 Diinginkan
≥ 240 Tinggi
LDL
<100 Optimal
100 – 129 Mendekati optimal
130 – 159 Diinginkan
160 – 189 Tinggi
≥ 190 Sangat tinggi
HDL
≤ 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Trigliserida
< 150 Optimal
150 – 199 Diinginkan
200 – 499 Tinggi
≥ 500 Sangat tinggi