Apa yang dimaksud dengan Dilema tahanan atau The Prisoner’s Dilemma?

Dilema tahanan atau Prisoner’s Dilemma adalah sebuah contoh kanonis dari sebuah permainan yang dianalisa dalam teori permainan yang memperlihatkan kenapa dua individu mungkin tidak akan bekerja sama, bahkan jika demi kebaikan mereka sendiri untuk melakukan hal tersebut.

Apa yang dimaksud dengan Dilema tahanan atau The Prisoner’s Dilemma?

Berikut adalah contoh kasus dari Dilema Tahanan atau Prisoner’s Dilemma

Terdapat 2 penjahat yang bernama A dan B. A dan B bersama-sama melakukan perampokan dan B terpaksa membunuh orang yang mereka rampok. Kemudian mereka tertangkap polisi masih dengan membawa senjata api yang digunakan untuk melakukan kejahatan tadi. Polisi dapat dengan mudah membuktikan bahwa mereka membawa senjata api tanpa ijin, tetapi ini hanya cukup untuk menjatuhkan hukuman 1 tahun penjara saja. Polisi mengalami kesulitan untuk membuktikan bahwa kedua orang ini telah merampok dan membunuh, kecuali salah seorang dari mereka mengaku. Kalau salah satu dari mereka mengaku telah membunuh, kedua penjahat ini dapat dihukum mati, atau paling tidak penjara seumur hidup. Tetapi jika kedua penjahat ini tidak mengaku, hukuman yang paling berat adalah satu tahun penjara.

Pertanyaannya adalah, apakah yang akan dilakukan oleh kedua penjahat tersebut ?

Pada dasarnya, kedua penjahat itu masing-masing mempunyai dua pilihan: dia bisa tidak mengaku (T) yang artinya dia tidak mengkhianati patnernya atau mengaku (M). Hukuman untuk pemilikan senjata api tanpa ijin adalah 1 tahun penjara sedangkan hukuman untuk kejahatan membunuh adalah mati. Jika mengaku dia akan mendapat pengurangan hukuman 1 tahun. Sedangkan jika tidak ada yang mengaku maka masing-masing hanya akan mendapat hukuman 1 tahun.

Secara akal sehat, karena tahu konsekwensinya, kedua penjahat itu tidak akan mengaku.

Polisi hanya membutuhkan pengakuan dari seorang penjahat untuk membuktikan kejahatan pembunuhan. Sejak awal polisi memisahkan tempat tahanan kedua penjahat sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi. Mereka juga di interograsi dalam ruangan berbeda. Disini polisi menggunakan GT, agar kedua penjahat ini saling menjatuhkan. Kepada A mereka berkata bahwa jika B mengaku, maka A akan dihukum mati, jika A tidak mengaku. A akan mendapat penjara seumur hidup jika A mengaku membunuh. Ancaman mereka akan menghukum mati A jika dia tidak mengaku dan B mengaku kelihatan masuk akal. Jika A percaya B akan mengaku, maka A akan mendapat keuntungan jika A mengaku. Karena bila A mengaku A akan mendapat hukuman penjara seumur hidup dan bukan hukuman mati.

Polisi juga mengingatkan A bahwa mereka sudah mempunyai bukti yang cukup untuk mengirim kedua penjahat ke penjara, meskipun mereka tidak mengaku. Polisi berkata pada A, dalam masalah senjata api jika B tidak mengaku maka A akan mendapat 1 tahun penjara jika A tidak mengaku dan A akan bebas jika A mengaku.

Jika B tidak mengaku, A masih mendapat keuntungan dari mengaku. A dengan demikian harus selalu mengaku, tindakan apapun yang diambil B, A akan mendapat keuntungan dari mengaku. Sesungguhnya pengakuan adalah strategi utama A. Strategi utama jika strategi itu memberikan hasil yang lebih baik dari strategi yang lain yang digunakan oleh pesaing. Ingat bahwa strategi yang dominan adalah strategi yang yang harus dilakukan tanpa peduli apa yang dilakukan oleh pemain yang lain. Sesudah berhasil membuat A mengaku maka polisi akan menggunakan strategi yang sama pada B. B akan menemukan bahwa mengaku itu merupakan strategi utama baginya.

Dengan menggunakan Teori Permainan secara efektif polisi dapat menempatkan kedua penjahat hukuman mati.

Dalam Teori Permainan, orang selalu dianggap hanya memikirkan kepentingan dirinya, karena itu yang hasilnya secara kolektif adalah lebih buruk. Dengan mengutamakan kepentingan diri sendiri, jika A berpikir bahwa B tidak akan mengaku, A akan tetap lebih baik mengaku. Bahkan jika A dapat meyakinkan B untuk tidak mengaku, A akan tetap mengaku, meskipun karena pengakuannya itu B akan menerima hukuman tambahan.

Contoh diatas menggambarkan konsep utama dari Teori Permainan, yaitu ekuilibrium. Suatu contoh dari strategi utama yang dipilih oleh suatu pihak tidak terpengaruh oleh strategi utama yang dipilih pihak yang lain. Para pengguna menerapkan Nash equilibrium (Nash, 1950). Dalam Nash equilibrium, masing-masing pihak memilih strategi utama dan masing-masing dapat memperkirakan dengan benar bahwa pihak yang lain menggunakan strategi yang sama. Para pihak tidak akan mendapat insentif tambahan jika mereka secara perseorangan merubah strateginya.

Prisoner’s dilemma dapat diterapan pada dunia bisnis. Persaingan harga sering mendorong bisnis ke masalah mirip dengan prisoner’s dilemma. Suatu bisnis dapat meningkatkan labanya dengan menurunkan harga karena mengurangi harga akan menarik pelanggan baru. Dengan menurunkan harga, laba akan menurun tetapi penurunan laba ini diharapkan dapat tertutup dari penjualan kepada pelanggan baru. Masalahnya, dalam pasar persaingan sempurna, para pelanggan baru ini umumnya datang dari bisnis pesaing. Apa yang terjadi jika semua bisnis menurunkan harga untuk menarik pelanggan, kemudian pesaing juga menurunkan harga lebih murah untuk menarik kembali para pelanggan yang pergi tadi? Kemudian penurunan harga ini berlanjut hingga harga menjadi lebih rendah dari harga produksi? Semua bisnis akan menderita.

Disini kita akan menggambarkan keadaan prisoner’s dilemma dengan dua perusahaan yang bisa memasang harga tinggi atau rendah. Perusahaan harus mampu berpikir apa yang akan dilakukan pesaingnya jika suatu tindakan diputuskan akan diambil dan mengantisipasinya. Mengantisipasi tindakan apa yang akan diambil oleh pihak lain adalah hal yang biasa dalam bisnis dan olah raga, tetapi berbeda dengan olah raga yang menghasilkan pemenang dan yang pihak yang kalah, dalam Teori Permainan semua pihak bisa menang, atau bisa juga kalah.

Marilah kita analisa contoh dibawah ini. Dalam dunia bisnis ada dua perusahaan X dan Y yang bersaing dan memproduksi produk yang identical. Jika kedua perusahaan itu bersaing dengan memasang harga yang murah, maka kedua perusahaan itu masing- masing hanya mendapatkan laba sebesar 2000 satuan. Jika perusahaan X memasang harga murah sedangkan perusahaan Y tetap memasang harga mahal, maka perusahaan X akan mendapat laba sebesar 13000 sedangkan perusahaan Y akan bangkrut karena tidak bisa bersaing, labanya 0. Demikian pula sebaliknya. Sebetulnya kedua perusahaan akan jauh lebih baik jika bisa berunding dan menetapkan harga tinggi, tetapi kebanyakan hukum negara melarang adanya kolusi antar produsen untuk menentukan harga. Karena, jika kedua perusahaan dapat memasang harga yang mahal, maka masing-masing perusahaan akan mendapat keuntungan sebesar 1000 satuan.

Ketika suatu tindakan diambil dan (para) pesaing memandang tindakan itu bukan sebagai ancaman atau malah menguntungkan, kecil kemungkinannya para pesaing melakukan pembalasan. Jika suatu perusahaan memandang pesaingnya tidak dengan curiga, maka tindakan ini bisa menghindarkan suatu perang harga. Membayangkan dan mengantisipasi tindakan apa yang akan diambil oleh pesaing merupakan syarat utama dari ekonomi dalam Teori Permainan. Perusahaan menggunakan Teori Permainan untuk mengantisipasi reaksi pesaingnya untuk meningkatkan mutu dari kualitas keputusan mereka sendiri.

Dalam Teori Permainan, apapun yang dilakukan oleh perusahaan yang lain, kedua perusahaan akan lebih baik jika mereka menerapkan harga murah dari pada harga mahal. Jika pesaing memasang harga murah, maka dia akan mendapatkan semua pelanggan kecuali jika kami juga menerapkan harga yang murah. Jika pesaingmu memasang harga mahal, ada baiknya kamu memasang harga yang murah untuk mendapat semua pelanggan. Untuk kedua perusahaan menerapkan harga murah adalah strategi yang dominat, jadi tampaknya hasil dari Teori Permainan ini adalah kedua perusahaan akan menerapkan harga yang rendah.

Sumber : Henry L Njoo, Game theory: prisoner’s dilemma