Apa yang dimaksud dengan Al Ghafuur atau Maha Pengampun ?

al-Ghafuur

Nilai yang terkandung di dalam al-Ghafuur:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Ghafuur” sebanyak mungkin setiap selesai shalat fardhu, Insya Allah dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT.

Apa yang dimaksud dengan Al Ghafuur atau Maha Pengampun ?

Dari segi linguistik, kata Al-Ghafur dan Al-Ghaffar memiliki akar kata yang sama, ghafara. Kata Al-Ghafur dalam Al-Qur`an diulang sebanyak 91 kali, sedangkan Al-Ghaffâr diulang sebanyak 5 kali.

Perbedaan dua asma ini terletak pada keluasan makna yang dikandungnya. Ghaffar menunjukkan derajat pengampunan yang luhur, yakni pengampunan yang berulang-ulang, sedangkan Ghafur mengampuni secara utuh dan menyeluruh, dan karenanya mencapai derajat pengampunan yang paling sempurna.

Selain itu, perbedaan antara Ghâfir, Al-Ghaffâr, dan Al-Ghafûr, di antaranya adalah bahwa Ghâfir adalah pelaku. Jadi, hanya menetapkan adanya sifat “pengampunan”, baik ada yang diampuni atau tidak. Adapun Al-Ghafûr menegaskan bahwa Allah adalah yang menutupi aib atau kesalahan di dunia. Sedangkan Al-Ghaffâr adalah menutupi aib atau dosa di akhirat. Atau, Al-Ghafûr artinya yang banyak memberikan ampunan, sedangkan Al-Ghaffâr mengandung arti banyak dan berulang-ulang.

Dengan demikian, Al-Ghaffâr lebih kuat maknanya dalam memberikan ampunan. Maka, ada yang berpendapat bahwa selama seseorang tidak meninggal dalam kondisi menyekutukan Allah, maka ada kemungkinan Allah akan memberikan ampunan sekalipun ia belum sempat memohon ampun. (Quraisy Syihab: 171).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Ghafûr, akan selalu memohon ampunan kepada-Nya. Ia tidak pernah merasa tidak punya dosa. Selalu hadir di pelupuk matanya, segunung dosa yang siap menimpanya. Maka, ia akan selalu memohon ampunan kepada Allah dan selalu membuka hatinya untuk memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan, tanpa harus menunggu orang yang berbuat kesalahan datang kepadanya. Di antara doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw:

”Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Referensi :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014
  • Sulaiman Al-Kumayi, Asma’ul Husna For Super Woman, Semarang, Pustaka Nuun, 2009