Apa yang dimaksud dengan Al Ghaffaar atau Maha Pengampun ?

al-Ghaffaar

Nilai yang terkandung di dalam al-Ghaffaar:

Barangsiapa yang beriman dan membaca “Ya Ghaffaar” sebanyak 100x setelah shalat Jum‟at, Insya Allah segala dosanya pada minggu sebelumnya akan diampuni oleh Allah SWT.

Apa yang dimaksud dengan Al Ghaffaar atau Maha Pengampun ?

Kata Al-Ghaffâr dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 5 kali, yaitu ; surat Thâhâ: 83, Shâd: 66, az-Zumar: 5, Ghâfir: 42, dan Nûh: 10.

Al-Ghaffâr berakar pada kata “ghafara” yang berarti menutupi. Ada juga yang mengatakan dari kata “Al-Ghafaru” yang berarti sejenis tumbuhan untuk mengobati luka. Berdasarkan akar kata tersebut, Allah Al-Ghaffâr berarti Allah Maha menutupi aib, dosa, dan kesalahan hamba-hamba-Nya. Dia-lah yang menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya rasa penyesalan atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan, sehingga penyesalan tersebut mampu menjadi energi yang menyembuhkan luka dosa.

Sifat Al-Ghaffâr yang menggunakan wazan mubâlaghah (bentuk kata yang memiliki arti sangat), menunjukan makna yang sangat luas cakupannya. Dengan sifat Al-Ghaffâr, Allah tidak hanya menutupi dosa dengan mengampuninya, tetapi Allah juga menutupi hamba-Nya secara lahiriah, dengan memberikan keindahan jasmani dan berbagai kemudahan bagi manusia untuk mencukupi berbagai kebutuhan primer dan sekunder.

Allah, Al-Ghaffâr, juga menutupi berbagai bisikan hati, pikiran, dan kehendak manusia yang hanya diketahui oleh Allah. Termasuk Allah menutupi berbagai pengalaman-pengalaman masa lalu, rasa sedih, atau sebuah kejadian. Semua Allah tutupi dan dipendam di alam bawah sadar manusia. Sekiranya orang lain dapat mengetahuinya, maka hal itu akan mengakibatkan berbagai masalah yang tidak ringan.

Allah Al-Ghaffâr, Allah Maha Mengampuni segala dosa hamba-Nya yang memohon ampun kepada-Nya. Karena itu, Allah swt menyifati diri-Nya dalam satu ayat Al-Qur`an, yang artinya,

”Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya…” (Ghâfir: 3).

Dan kalam Allah swt, yang artinya,

… Sesungguhnya Rabbmu benar-benar memunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zalim dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya.” (ar-Ra’d: 6).

Dalam hadis qudsi, diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Dzar, dari Nabi saw, dari Rabbnya yang berkalam, yang artinya,

”Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni seluruh dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.”

Oleh karena itu, Allah melarang hamba-Nya dari rasa pesimis. Allah berkalam, yang artinya,

”Katakanlah: ”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar: 53).

Ayat ini menunjukkan bahwa pintu tobat bagi semua manusia yang berdosa akan selalu terbuka luas, meskipun dosa mereka telah mencapai ujung langit sekalipun. Seperti diriwayatkan dari Anas bin Malik, yang berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, yang artinya,

”Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan (dosa) hingga kesalahan kalian memenuhi langit dan bumi, kemudian kalian bertobat, niscaya Allah swt akan menerima tobat kalian.” (HR. Imam Ahmad).

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Ghaffâr, harus selalu bersikap lapang dada, mau memaafkan kesalahan dan kekhilafan orang lain, tidak memiliki rasa dendam kepada siapa pun, sekalipun ia mampu untuk membalasnya. Ia juga selalu berusaha untuk menutupi aib dan kekurangan saudaranya, dengan tetap menasihatinya. Karena orang yang mampu menutupi aib saudaranya di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya kelak di akhirat (HR. Muslim).

Sumber :

  • Dr. Hasan el-Qudsy, The Miracle of 99 Asmaul Husna, Ziyad Book, 2014

Al-Ghaffar adalah nama Allah yang ke-14 dari 99 Asmaul Husna. Al-Ghaffar artinya Yang Maha Pengampun. Nama Al-Ghaffar semakna dengan Al-Ghafur (nama ke-34) yang juga berarti Yang Maha Pengampun. Kata Al-Ghaffar berasal dari kata ghafara yang berarti menutup. Allah dinamai dengan Al-Ghaffar karena Allah menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan anugerah-Nya.

Dalam al-Quran kata Ghaffar terulang sebanyak lima kali, dua di antaranya berdiri sendiri, yakni dalam QS. Nuh (71): 10 dan QS. Thaha (20): 82:

Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (QS. Nuh (71): 10).

Artinya: “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thaha (20): 82).

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunan-Nya.” (QS. an-Najm (53): 32).

Keluasan ini tidak hanya menunjukkan berulang-ulangnya Allah dalam mengampuni dosa, tetapi juga mengisyaratkan banyaknya cakupan dari ampunan-Nya. Allah tidak hanya mengampuni dosa besar atau kecil yang berkaitan dengan pelanggaran perintah dan larangan-Nya, atau yang termasuk dalam hukum syariah, tetapi juga yang berkaitan dengan hukum moral, bahkan mencakup hal-hal yang terkait dengan emosi dan cinta. Terkait dengan hal ini Nabi Muhammad Saw. memohon agar Allah mengampuni beliau menyangkut ketidakadilan hati beliau dalam cinta terhadap isteri-isteri beliau.

Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa Al-Ghaffar berarti yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Selanjutnya al-Ghazali menjelaskan:

  1. Yang ditutupi oleh Allah adalah sisi dalam jasmani manusia yang tidak sedap dipandang mata. Yang ditampakkan adalah sisi lahir manusia yang bisa tampak bersih dan kotor, indah dan buruk;

  2. Yang ditutupi oleh Allah adalah bisikan hati serta kehendak-kehendak manusia yang buruk, yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Allah dan dirinya sendiri;

  3. Yang ditutupi oleh Allah adalah dosa dan pelanggaran manusia yang seharusnya dapat diketahui umum. Allah berjanji akan menukar dosa dan pelanggaran itu dengan kebaikan jika yang melakukan mau kembali kepada-Nya. Inilah makna Al-Ghaffar yang sangat luas jangkauannya.

Begitu besar ampunan Allah, sehingga apa pun bentuk dosa manusia selain syirik kepada-Nya, jika ia mau bertaubat, maka Allah akan mengampuninya. Allah berfirman:

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar (39): 53).

Manusia diperintahkan untuk meneladani Allah dalam memberi ampunan kepada orang lain. Perintah ini ditegaskan dalam firman-Nya:

“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-Jatsiah (45): 14).

Seorang yang memenuhi tuntutan tersebut atau meneladani Allah dalam sifat Al-Ghaffar, akan menutupi kejelekan orang lain dan tidak membeberkannya. Ia akan menampakkan kelebihannya orang lain dan tidak menyiarkan kekurangannya. Nabi Saw. bersabda:

“Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim).

Karena itu, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dendam, mengumpat, membalas kejahatan, dan membeberkan air sesama kita, karena hal itu berarti kita tidak meneladani Allah Swt.