Secara umum, psikopat disebabkan oleh masalah psikososial dan biologis. Menurut Dr. Limas Sutanto, mengatakan bahwa psikopat merupakan gejala seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Hal ini ditandai dengan adanya keengganan untuk menaati norma-norma sosial umum yang biasanya diataati orang dewasa ditengah kehidupan sehari-hari. Penyebab gangguan tersebut menurutnya ada dua yaitu, psikososial dan biologis.
Namun pendapat bahwa psikopat ditentukan oleh dua faktor tersebut kurang disetujui oleh Dr. Robert Hare, seorang ahli psikologis dunia, didalam bukunya, Without Conscience. Beliau mengatakan bahwa penyebabnya masih belum bisa diprediksi secara pasti apakah hal tersebut merupakan pengaruh dari faktor eksternal (kehidupan sosial, lingkungan), faktor internal (genetik, kerusakan fungsi otak), atau mungkin juga faktor keduanya. Walau kini banyak ahli yang menyetujui bahwa faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.
Faktor Internal
Contoh kasus bahwa faktor internal (genetik, kerusakan fungsi otak) berpengaruh terhadap faktor penyebab gangguan jiwa psikopat adalah ketika Hare memeriksa seorang pasien psikopat berusia 46 tahun bernama Al. Pada otak Al terbukti ditemukan kelainan. Al tidak dapat memisahkan stimulus yang bersifat rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah sekaligus oleh belahan otak kiri (pusat rasio) dan otak kanan (pusat emosi). Karena itu, menurut Hare, seorang psikopat tidak sekedar berbohong atau hipokrit, tapi juga ada sesuatu yang lebih serius, yakni ada kelainan di otaknya.
Dengan adanya faktor biologis ini juga muncul dalam penelitian Pridmore, Chambers dan McArthur pada tahun 2005. Mereka melaporkan adanya hubungan antara gejala psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural, dan kelainan fungsional pada otak. Temuan lain disampaikan pula oleh Litman setahun sebelumnya. Ia menyebutkan, penderita psikopat mengalami kelainan neurologik pada sindrom Erotic Violence . Pada tahun 2003, Raine juga mengungkapkan ada kelainan Corpus Collosum pada sosok psikopat.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal (kehidupan sosial, lingkungan) berpengaruh terhadap faktor penyebab gangguan jiwa psikopat diutarakan oleh Kirkman (2002), seorang ahli kesehatan dan sosial Universitas Bolton, Inggris. Ia menyatakan, pengidap kepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. Anak-anak salah asuh ini akan tumbuh menjadi orang-orang yang tidak bisa berempati dan tidak memiliki kata hati.
Menurut Dr. Kartini Kartono, seseorang dapat menderita psikopat karena kurang atau tidak adanya kasih sayang yang diterima dari lingkungannya, terutama keluarga. selama lima tahun pertama dalam hidupnya, dia tidak pernah merasakan kelembutan, kemesraan, dan kasih sayang, sehingga individu yang bersangkutan gagal dalam mengembangkan kemampuan untuk menerima dan memberikan perhatian dan kasih sayang pada orang lain.