Apa Saja Ciri-Ciri Orang yang Dapat Menerima Dirinya Sendiri?

self acceptance

Menerima diri atau biasa disebut penerimaan diri adalah sejauh mana seorang individu mampu menyadari karakteristik kepribadian yang dimilikinya dan bersedia untuk hidup dengan karakteristik tersebut.

Seseorang yang mampu menerima dirinya memiliki penilaian realistis dari sumber daya atau kelebihan-kelebihan yang ia miliki, dimana hal tersebut dikombinasikan dengan penghargaan terhadap dirinya sendiri tanpa memikirkan pendapat orang lain.

Apa saja Ciri-Ciri orang yang dapat Menerima Diri-nya sendiri?

penerimaan diri

Penerimaan diri pada setiap individu terhadap dirinya sendiri cenderung tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Johnson David ciri-ciri orang yang menerima dirinya adalah sebagi berikut:

1) Menerima diri sendiri apa adanya

Memahami diri ditandai dengan perasaan tulus, nyata, dan jujur menilai diri sendiri. Kemampuan seseorang untuk memahami dirinya tergantung pada kapasitas intelektualnya dan kesempatan menemukan dirinya.

Individu tidak hanya mengenal dirinya tapi juga menyadari kenyataan dirinya. Pemahaman diri dan penerimaan diri tersebut berjalan beriringan, semakin paham individu mengenal dirinya maka semakin besar pula individu menerima dirinya.

Jika seorang individu mau menerima dirinya apa adanya, maka individu tersebut bisa akan lebih menghargai dirinya sendiri, dan memberitahu orang lain bahwa mereka seharusnya mau menerima dan menghormati dirinya apa adanya.

Individu tersebut juga mampu untuk menerima orang lain dan tidak menuntut bahwa mereka harus mencoba untuk menyamai dirinya. Menerima diri sendiri berarti merasa senang terhadap apa dan siapa dirinya sesungguhnya.

2) Tidak menolak dirinya sendiri, apabila memiliki kelemahan dan kekurangan

Sikap atau respon dari lingkungan membentuk sikap terhadap diri seseorang. Individu yang mendapat sikap yang sesuai dan menyenangkan dari lingkungannya, cenderung akan menerima dirinya.

Tidak menolak diri adalah suatu sikap menerima kenyataan diri sendiri, tidak menyesali diri sendiri, siapakah kita dulu maupun sekarang, tidak membenci diri sendiri, dan jujur pada diri sendiri, Dr Paul Gunadi mengatakan bahwa Kelebihan adalah suatu kemampuan karakteristik atau ciri tentang diri kita yang kita anggap lebih baik dari pada kemampuan-kemampuan atau aspek-aspek lain dalam diri kita.

Jadi salah satu penyebab kenapa kita sulit menerima kelebihan kita, kadang kala karena memang kita menginginkan bisa mendapatkan lebih dalam hal itu, maunya lebih dalam hal yang lain.

Kekurangan adalah kemampuan yang sebenarnya kita harapkan untuk lebih baik dari kondisi sesungguhnya namun ternyata tidak. Jadi yang kita anggap kurang, biasanya adalah hal yang kita inginkan lebih baik. Kekurangan ini biasanya melahirkan rasa malu dan rasa minder.

3) Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang lain

Yakni seseorang yang dapat mengidentifikasi dirinya sendiri atau pun dengan orang lain serta memiliki penyesuaian diri yang baik, maka cenderung dapat menerima dirinya dan dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat orang lain pada dirinya. Individu tersebut cenderung memahami diri dan menerima dirinya, karena sesungguhnya seorang individu membutuhkan dirinya sendiri untuk dicintai.

Mencintai diri sendiri dengan menerima segala kekurangan yang ada pada diri sendiri, memaafkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, dan menghargai setiap apa yang ada dan telah dicapai, adalah merupakan sebuah kekuatan besar untuk membangun diri dan berarti memiliki penghormatan tertinggi bagi pikiran, tubuh, dan jiwa.

Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan membuat kita tetap rendah hati walaupun telah diberi kesempatan menikmati banyak kesuksesan. Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan juga dapat membuat kita lebih tegar dalam menyikapi kelemahan kita.

Semua ciptaan Tuhan adalah sempurna menurut fungsi dan tanggung jawab yang kita emban dalam hidup ini. Kita tidak perlu meratapi diri dalam menghadapi kelemahan yang tidak bisa diperbaiki.

Kelemahan ini membuat kita mendapat kesempatan melihat hal-hal lain yang bisa kita lakukan bukan terpaku pada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan lagi.

4) Untuk merasa berharga, maka seseorang tidak perlu merasa benar-benar

sempurna

Referensi :

  • Matthews D. Wayne (1993). Acceptance of Self And Others. North Carolina Cooperative
    Extension Service.

Individu yang mempunyai konsep diri yang stabil akan melihat dirinya dari waktu ke waktu secara konstan dan tidak mudah berubah-ubah. Konsep diri yang tidak stabil, yaitu individu yang pada waktu tertentu memandang dirinya secara positif dan pada waktu yang lain secara negatif akan gagal mendapatkan gambaran yang jelas tentang dirinya yang seharusnya.

Memandang diri secara positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstrucktif (membangun) bagi perkembangan pikiran anda.

Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, suka cita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan.

Apapun yang pikiran anda harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya, berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.

penerimaan diri

Menurut Brooks dan Emmart, orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:

  1. Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan objektif yang dihadapi.

  2. Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.

  3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.

  4. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.

  5. Memiliki keyakinan bahwa dia mampu untuk menghasilkan kerja yang berguna

Menurut Jesild, beberapa aspek yang terkait dengan penerimaan diri, dimana aspek-aspek tersebut dapat mengindikasikan apakah seseorang dapat menerima dirinya dendiri antara lain :

  1. Persepsi mengenai diri dan penampilan
    Individu lebih berpikir realistik tentang penampilan dirinya dan bagaimana orang lain menilai. Bukan berarti penampilannya harus sempurna, melainkan individu tersebut dapat melakukan sesuatu dan berbicara dengan baik tentang keadaan dirinya.

  2. Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan orang lain
    Individu yang memiliki penerimaan diri memandang kelemahan dan kekuatan dirinya lebih baik daripada orang yang tidak memiliki penerimaan diri.

  3. Perasaan inferioritas sebagai gejolak penerimaan diri
    Perasaan inferioritas merupakan sikap tidak menerima diri dan menunggu penilaian yang realistik atas dirinya.

  4. Respon atas penolakan dan kritikan
    Individu yang memiliki penerimaan diri mampu menerima kritikan bahkan dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut.

  5. Keseimbangan antara “real self” dan “ideal self”
    Individu yang memiliki penerimaan diri adalah ia mempertahankan harapan dan tuntutan dari dalam dirinya dengan baik dalam batas-batas kemungkinan individu ini mungkin memiliki ambisi yang besar, namun tidak mungkin untuk mencapainya walaupun dalam jangka waktu yang lama dan menghabiskan energinya. Oleh karena itu, untuk memastikan ia tidak akan kecewa saat nantinya.

  6. Penerimaan diri dan penerimaan orang lain
    Apabila individu mampu menyukai dirinya, ini akan memungkinkan ia menyukai orang lain. Hubungan timbal balik seperti ini membuktikan individu merasa percaya diri dalam memasuki lingkungan sosial.

  7. Penerimaan diri, menuruti kehendak, dan menonjolkan diri
    Menerima diri dan menuruti diri merupakan dua hal yang berbeda. Apabila seorang individu menerima dirinya, hal tersebut bukan berarti ia memanjakan dirinya. Akan tetapi, ia akan menerima bahkan menuntut kelayakan dalam kehidupannya dan tidak akan mengambil yang bukan haknya dalam mendapatkan posisi yang menjadi incaran dalam kelompoknya. Individu dengan penerimaan diri menghargai harapan orang lain dan meresponnya dengan bijak. Namun, ia memiliki pendirian yang terbaik dalam berfikir, merasakan dan membuat pilihan. Ia tidak hanya akan menjadi pengikut apa yang dikatakan orang lain.

  8. Penerimaan diri, spontanitas, dan menikmati hidup
    Individu dengan penerimaan diri mempunyai lebih banyak keleluasaan untuk menikmati hal-hal dalam hidupnya.

  9. Aspek moral penerimaan diri
    Ia memiliki kejujuran untuk menerima dirinya sebagai apa dan untuk apa ia nantinya, dan ia tidak menyukai kepura-puraan. Individu ini dapat secara terbuka mengakui dirinya sebagai individu yang pada suatu waktu dalam masalah, merasa cemas, ragu, dan bimbang tanpa harus manipulasi diri dan orang lain.

1 Like

Ciri – Ciri Orang dengan Penerimaan Diri


Menurut Osbone (1992) ciri–ciri individu dengan penerimaan diri yang positif yaitu:

  1. Tidak dikendalikan oleh ambisi yang berlebihan, melainkan memiliki sifat rendah hati dan dewasa secara emosional

Ambisi yang berlebihan membuat seseorang ingin memiliki dorongan yang berlebihan untuk mengungguli, mengalahkan, lebih menonjol, berkuasa, berkedudukan, dan memiliki segala sesuatu yang dapat melebihi orang lain yang dianggap sebagai saingannya.

  1. Tidak banyak mengeluh

Seseorang yang menerima dirinya merasa memliki kasih dan pengakuan dari setiap orang, sehingga dapat melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik. Dia mengetahui bagian mana yang harus dikerjakan dan bagian mana yang merupakan bagian pekerjaan orang lain. Hal ini menyebabkan dia bekerja dengan benar dan tidak terlalu sibuk, sehingga membuat dia tidak terlalu banyak mengeluh.

  1. Tidak mudah menyerah

Orang yang tidak mudah menyerah memiliki kemampuan keras untuk mengungguli setiap rintangan, belajar dari kegagalan, dan tidak takut mencoba sesuatu yang baru. Memliki semangat yang kuat apabila mengalami kegagalan dan berusaha untuk mengubah keadaan dengan belajar lebih baik.

  1. Tidak mudah tersinggung, sabar, dan berpikir positif terhadap orang lain

Sebenarnya wajar apabila seseorang terluka hatinya karena disepelekan atau disakiti orang lain dan jika terlalu mudah tersinggung dan marah tidak memiliki pengendalian yang baik. Orang yang menerima dirinya memiliki kemampuan mengendalikan emosi, sehingga tidak mudah marah dan tersinggung, hatinya tidak mudah dilukai tetapi berusaha bersabar dan berpikir positif terhadap orang lain.

  1. Mengendalikan kemarahan–kemarahan, pikiran–pikiran, dan emosinya secara benar

Ketika seseorang merasa jengkel dan emosinya muncul, dia akan meredam kemarahannya karena ia sadar bahwa hal tersebut tidak baik untuk dirinya. Orang yang menerima diri akan belajar untuk jujur terhadap diri sendiri termasuk pada pikiran–pikiran serta emosi–emosi yang dimilikinya, sehingga ia dapat mengungkap kemarahannya dengan baik dan benar.

  1. Hidupnya berorientasi saat ini dan masa yang akan datang

Seseorang yang ,memiliki penerimaan diri akan percaya baha dia dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Dia tidak akan mengingat dan menyesali hal – hal yang sudah terjadi di masa lalu, namun segala sesuatu yang dialaminya akan dianggap sebagai hikmah untuk belajar sesuatu dari kehidupannya yang lebih baik di masa kini.

  1. Tidak mengharapkan belas kasihan orang lain

Orang yang memiliki penerimaan diri mengetahui bahwa rasa bahagia yang benar bukan berasal dari orang lain, harta benda, jabatan, dan pendidikan yang dimilikinya, melainkan berawal dari penerimaan diri apa adanya dengan merasa cukup puas akan setiap hal yang dimilikinya.

Selain ciri–ciri di atas, Sheere (dalam Wrastari, 2003) mengemukakan orang yang menerima dirinya memiliki ciri–ciri:

  • Mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi kehidupannya.
  • Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan orang lain.
  • Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.
  • Menerima pujian dan celaan secara obyektif.
  • Tidak menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimilikinya ataupun mengingkari kelebihannya.

Menurut Allport (dalam Wrastari, 2003), seseorang yang menerima dirinya akan memiliki ciri sebagai berikut:

  • Memiliki gambaran positif tentang dirinya.
  • Dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa frustasi atau kemarahannya.
  • Dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka apabila orang lain memberikan kritikan.
  • Dapat mengatur keadaan emosi mereka (seperti depresi, kemarahan, rasa bersalah, dan lain–lain).
  • Mengekspresikan keyakinan dan perasaan dengan mempertimbangkan perasaan dan keadaan orang lain.

Ciri – ciri orang yang mau menerima dirinya, menurut Jhonson (dalam Wrastari, 2003) adalah:

  • Menerima diri sendiri apa adanya.
  • Tidak menolak diri sendiri, apabila memiliki kelebihan maupun kekurangan.
  • Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang lain.
  • Untuk merasa berharga, maka seseorang tidak perlu merasa benar – benar sempurna.
  • Memiliki keyakinan bahwa diia mampu untuk menghasilkan kerja yang berguna.

Berdasarkan hal–hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri–ciri penerimaan diri yang dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui penerimaan diri adalah: tidak dikendalikan emosi yang berlebihan, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak mudah menyerah, tidak mudah tersinggung, belajar mengendalikan kemarahan secara benar, tidak hidup dimasa lampau, tidak mengharapkan orang lain memenuhi atau membahagiakan semua kebutuhannya.

ciri-ciri orang yang menerima dirinya

Self acceptance (penerimaan diri) melibatkan pemahaman diri, kesadaran yang reaslistis, memahami kekuatan dan kelemahan seseorang, sehingga menghasilkan perasaan individu tentang dirinya. Self acceptance (penerimaan diri) merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hal ini didasarkan pada kepuasan individu atau kebahagiaan individu mengenai dirinya serta berpikir mengenai kebutuhannya untuk memiliki mental yang sehat. Sikap penerimaan diri dapat dilakukan secara realistis, tetapi juga dapat dilakukan secara tidak realistis (Hurlock 1999 dalam Agoes 2005). Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta bangga dan terus mengusahakan kemajuannya. Menerima diri sendiri perlu kesadaran dan kemauan untuk melihat fakta yang ada pada diri, baik fisik maupun psikis, sekaligus kekurangan dan ketidaksempurnaan tanda ada rasa kecewa, tujuannya untuk merubah diri menjadi lebih baik.

Chaplin (2005) mengemukakan bahwa self acceptance adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas dan bakat yang ada pada dalam diri, serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan diri. Penerimaan diri ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang yang menunjukkan kualitas diri, hal ini dapat diartikan bahwa tinjauan tersebut akan diarahkan pada seluruh kemampuan diri yang mendukung. Kesadaran diri dengan segala kelebihan dan kekurangan diri harus seimbang dan saling melengkapi satu sama lain sehingga menumbuhkan pribadi yang sehat.

Self acceptance (penerimaan diri) melibatkan pemahaman diri, kesadaran yang reaslistis, memahami kekuatan dan kelemahan seseorang, sehingga menghasilkan perasaan individu tentang dirinya. Hurlock (2000) menjelaskan bila individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul kepribadan yang tidak seimbang, semakin individu menyukai dirinya maka ia akan mampu menerima dirinya dan semakin diterima oleh orang lain yang mengatakan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik akan mampu meneriman karakter-karakter alamiah.

Ciri-ciri Self acceptance


Self acceptance (penerimaan diri) setiap individu terhadap dirinya sendiri cenderung tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Cutrona (1987) ciri-ciri orang yang menerima dirinya adalah sebagai berikut :

  1. Menerima diri sendiri apa adanya
    Memahami diri ditandai dengan perasaan yang tulus, nyata, dan jujur dalam menilai diri sendiri. Kemampuan seseorang untuk memahami dirinya tergantung pada kapasitas intelektual dan kesempatan menemukan dirinya. Individu tidak hanya mengenal dirinya tetapi juga menyadari kenyataan yang dialaminya, jika seorang individu mau menerima diri apa adanya, maka individu tersebut bisa untuk lebih mengahargai dirinya sendiri. Individu tersebut juga mampu untuk menerima orang lain dan tidak menuntut bahwa mereka harus mencoba untuk menyamai dirinya. Menerima diri sendiri berarti merasa senang terhadap apa dan siapa ia sesungguhnya

  2. Tidak menolak apabila memiliki kekurangan
    Sikap atau respon dari lingkungan membentuk sikap terhadap diri seseorang. Individu yang mendapat sikap yang sesuai dan menyenangkan dari lingkungannya cenderung akan meneriman dirinya. Kelebihan merupakan suatu kemampuan karakteristik atau ciri tentang diri dianggap lebih baik daripada kemampuan-kemampuan lain dalam dirinya. Salah satu penyebab seseorang sulit untuk menerima kelebihannya dikarenakan ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dalam hal itu. Kekurangan adalah kemampuan yang sebenarnya diharapkan untuk lebih baik dari kondisi yang sesungguhnya namun ternyata tidak demikian, yang dianggap kurang biasanya adalah hal diinginkan untuk menjadi lebih baik, dan kekurangan bisa melahirkan rasa malu dan minder.

  3. Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, seseorang tidak harus dicintai dan dihargai oleh orang lain.
    Seseorang yang dapat mengidentifikasi dirinya sendiri serta memiliki penyesuaian diri yang baik maka cenderung dapat menerima dirinya dan dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Mencintai diri sendiri dengan menerima segala bentuk kekurangan yang ada dalam diri, memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat , dan menghargai setiap apa yang ada dan telah dicapai, merupakan sebuah kekuatan yang besar untuk membangun diri dan memiliki penghormatan tertinggi bagi pikiran, tubuh, dan jiwa

  4. Tidak perlu merasa sempurna
    Seseorang yang memiliki konsep diri yang stabil akan melihat dirinya dari waktu secara konstan dan tidak mudah berubah-rubah. Memandang diri secara positif merupakan sikap mental yang melibatkna proses memasukkan pikran, kata, dan gambaran yang membangun perkembangan dari suatu pemikiran.

Pendapat lain dikemukakan oleh Bastaman (2007) mengenai beberapa hal yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna, yaitu :

  1. Pemahaman diri (self insight)
    Meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik

  2. Makna hidup (the meaning of life)
    Nilai-nilai yang penting dan bermakna bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi.

  3. Pengubahan sikap (changing attitude)
    Merubah diri yang bersikap negatif menjadi positif dan lebih bijak dalam menghadapi masalah

  4. Keterikatan diri (self commitment)
    Merupakan komitmen seseorang terhadap makna hidup yang ditetapkan. Komitmen yang kuat akan membawa diri pada hidup yang lebih bermakna dan mendalam.

  5. Kegiatan terarah (directed activities)
    Suatu upaya yang dilakukan secara sadar berupa pengembangan potensi pribadi yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk mencapai tujuan hidup.

  6. Dukungan sosial (social support)
    Hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya, dan selalu sedia memberi bantuan pada saat diperlukan