Pengertian Berpikir Positif
Berpikir dapat diartikan sebagai aktivitas kerja akal seseorang untuk menghasilkan pemikiran. Pemikiran tersebut dapat berupa negatif ataupun positif, pemikiran yang positif diarahkan pada kebiasaan pemecahan masalah. Individu yang menggunakan pola berpikir positif dalam menghadapi permasalahan akan mempunyai ciri-ciri optimis daam menghadapi permasalahan.
Menurut Albrecht (dalam Canpil dkk, 2013) bahwa āberpikir positif berkaitan dengan perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang positif (positive verbalization)ā. Perhatian positif berarti memusatkan perhatian pada hal-hal dan pengalaman-pengalaman yang positif, sedangkan perkataan yang positif adalah penggunaan kata-kata ataupun kalimat-kalimat yang positif untuk mengekspresikan isi pikirannya, hal ini pada akhirnya akan menghasilkan kesan yang ppositif pada pikiran dan perasaan. Hal yang serupa juga dikatakan oleh Peale (dalam Canpil, 2013) bahwa āberpikir positif adalah memandang segala persoalan yang muncul dari sudut pandang yang positif karena dengan berpikir positif individu mempunyai pandangan bahwa setiap hasil pasti ada pemecahannya dan suatu pemecahan yang tepat diperoleh melalui proses intelektual yang sehatā.
Albrecht (dalam Octariana dan Fuad, 2008) mengatakan bahwa āberpikir positif tampaknya kurang mendapat perhatian dari sebagian besar ahli pikir karena teknik aktualnya yang sangat sederhana yaitu hanya berarti mengarahkan perhatian pada hal-hal yang positif dan menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk dan mengekspresikan pikiranā.
Berdasarkan paparan mengenai berpikir positif menurut para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa berpikir positif adalah kemampuan individu dalam memusatkan perhatian dan perkataannya dari hal-hal yang positif baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi.
Aspek-Aspek Berpikir Positif
Menurut Albrecht (dalam Marseto dan Bachtiar, 2007) mengatakan bahwa berpikir positif mempunyai beberapa aspek sebagai berikut :
a. Harapan yang positif
Harapan yang positif akan membuat mahasiswa merasa optimis dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga mahasiswa melaksanakan sesuatu lebih pada kesuksesan, pemecahan masalah, dan menjauhkan diri dari rasa takut akan kegagalan.
b. Afirmasi diri
Afirmasi diri akan membantu mahasiswa dalam menerima keadaannya, berpikir bahwa setiap orang sama berharganya dengan orang lain, sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan kelebihannya dan tidak memfokuskan pada kekurangannya.
c. Pernyataan yang tidak menilai
Pernyataan tidak menilai akan membantu mahasiswa untuk berpikir objektif dan rasional, mahasiswa lebih menggambarkan kadaan daripada menilai keadaan, fleksibel, dan tidak fanatik dalam menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan.
d. Penyesuaian diri terhadap kenyataan
Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan membantu mahasiswa untuk mengakui kenyataan dan segera menyesuaian diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi, serta menyalahkan diri sendiri.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Positif
Ada dua faktor yang dapat memengaruhi seseorang dalam berpikir positif, yaitu:
a. Faktor Internal
1. Religiusitas
Peale (dalam Daniati dan Sri Muliati, 2007: 6-7) mengatakan bahwa āagama dapat membantu individu mendapatkan penyembuhan dari sakit pikiran, hati, jiwa dan tubuh. Agama dapat menyingkirkan ketakutan, kebencian, kesakita, kekalahan moral sehingga dapat memberi kekuatan dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kebaikanā.
2. Percaya pada diri sendiri
Peale (dalamDaniati dan Sri Muliati, 2007: 6-7) mengatakan bahwa: individu yang mampu mempercayai dirinya sendiri dapat dengan mudah berpikir positif terhadap kondisi yang sedang dihadapinya, individu dapat mengembangkan kepercayaan kreatif (kepercayaan yang dapat dibenarkan) kepada diri sendiri. Kepercayaan diri yang kuat, mantap, dan masuk akal dapat membuat menarik keberhasilan itu kearah dirinya.
b. Faktor Eksternal
Dukungan Sosial
Peale (dalamDaniati dan Sri Muliati, 2007: 7) mengatakan bahwa āindividu membutuhkan dukungan dari orang-orang disekitarnya untuk dapat menimbulkan perasaan dibutuhkan dan diinginkan yang akan membawa individu pada pemikiran positif terhadap dirinya sendiriā
Referensi
https://lib.unnes.ac.id/20930/1/1511410037-s.pdf