Apa saja bahan-bahan material yang dapat digunakan untuk restorasi gigi?

Restorasi gigi

Restorasi gigi adalah perawatan perbaikan gigi yang berlubang atau rusak, untuk mengembalikannya kepada fungsi bentuk, dan penampilan normalnya. Restorasi (dental filling) dapat dilakukan untuk gigi berlubang, gigi yang patah, maupun restorasi yang bocor atau berubah warna. Selain itu dapat juga dilakukan penggantian restorasi amalgam (berwarna logam) dengan restorasi sewarna gigi agar lebih estetis.

Bahan-bahan yang umum digunakan untuk melakukan restorasi gigi antara lain:

Direct Filling Gold


Material ini dianggap sebagai salah satu material restorasi permanen, karena memiliki sifat yang paling mendekati material ideal. Bahan ini tidak bisa rusak oleh cairan mulut, selain dapat pula beradaptasi dengan dinding kavitas. Berat jenis foil emas rendah, tetapi meningkat selama kondensasi. Koefisien ekspansi termalnya hampir sama dengan struktur gigi. Material ini sangat mengkilat dan tidak rentan terhadap korosi. Sebelum penggunaannya, higiene mulut pasien dan kondisi fisiknya harus dipertimbangkan.

Kelebihan

  • Resiliensi dentin dan adaptasi emas memungkinkan terjadinya kerapatan yang hampir sempurna antara struktur gigi dan emas.
  • Maleabilitas emas menyebabkan marjinnya merapat sendiri secara permanen.
  • Sebagai logam mulia, emas tidak korosif dan bernoda.
  • Koefisen ekspansi termal mendekati dentin.
  • Tidak membutuhkan media semen untuk restorasi
  • Tidak menyebabkan diskolorasi gigi karena adpatasi yang baik dengan marjin dan dinding preparasi.
  • Tidak larut dalam cairan mulut.

Kelemahan

  • Technique sensitive
  • Karena tingginya konduktivitas termal emas, restorasi yang lebih besar dapat meningkatkan sensitivitas gigi.
  • Foil emas lebih mahal dibandingkan material restorasi lain.
  • Tidak dapat digunakan jika estetika dibutuhkan.

Tabel Koefisien linear ekspansi termal (LCTE)

Material restorasi gigi/Jaringan Gigi LCTE (PPM/ C)
Jaringan GIgi
Email 11.4
Dentin 8.3
Material restorasi dental
Amalgam 25
Ionomer Kaca 11
Foil emas 14-15
Seramik 14
Packable composite 28-35

Indikasi

  • Preparasi Kelas I, II, V, dan Kelas VI kecil yang tidak dikenai tekanan oklusal
  • Untuk mereparasi marjin mahkota emas, inlay, dan onlay
  • Untuk terapi hipoplasia atau kerusakan lain pada area fasial atau lingual.

Kontraindikasi

  • Pada pasien muda karena membran periodontium dan prosesus alveolaris tidak tahan menerima tekanan tangan dan tekanan mallet yang dibutuhkan untuk memastikan massa emas terkondensasi dengan baik.
  • Ketika aksesibilitas terbatas
  • Ketika estetika merupakan faktor utama
  • Pada area yang terkena tekanan

Amalgam Dental


Amalgam telah digunakan selama bertahun-tahun dengan sukses, walapun penggunaannya telah berkurang di tahun-tahun terakhir karena meningkatnya kebutuhan estetika dan kepedulian terhadap keracunan merkuri.

Amalgam mudah dimanipulasi, tidak begitu technique sensitive , dan pada saat bersamaan isolasi tidak terlalu crucial khususnya pada restorasi amalgam non-Zn. Amalgam resisten terhadap pengausan dan dapat menahan beban oklusal yang besar, meskipun semua kontak gigi mengenai restorasi. Amalgam memiliki kekuatan tensil rendah karena itu memerlukan preparasi gigi spesifik yang mengorbankan struktur gigi lebih banyak. Amalgam memiliki konduktivitas termal tinggi sehingga diperlukan perlindungan pulpa pada kavitas yang dalam. Hal ini mungkin menjadi penyebab awal terjadinya sensitivitas pasca tindakan.

Koefisien ekspansi termal amalgam hampir dua kali lipat dibandingkan dengan ekspansi termal struktur gigi, yang menyebabkan perkolasi karena perubahan temperatur. Bentuk kegagalan pada aloi tembaga tinggi adalah frakturnya badan tambalan ( bulk fracture). Penyebab lain kegagalan adalah karies sekunder. Di rongga mulut, amalgam mengalami korosi, yang membantu self sealing pada restorasi, sehingga lama kelamaan akan mengurangi kebocoran mikro.

Kelebihan

  • Mudah dimanipulasi
  • Karakter fisik amalgam sebanding dengan email dan dentin
  • Kurang technique sensitive
  • Self sealing
  • Biokompatibel
  • Resisten tehadap aus
  • Lebih murah
  • Restorasi bonded amalgam dapat juga beradhesi dengan struktur gigi.

Kekurangan

  • Kurang estetik
  • Dibutuhkan preparasi luas untuk menahan tumpatan amalgam
  • Tumpatan amalgam dapat mengalami korosi atau bernoda dalam jangka waktu lama, menyebabkan diskolorasi
  • Tidak beradhesi dengan gigi
  • Amalgam tidak cukup kuat untuk memperkuat struktur gigi yang lemah
  • Material yang rapuh karena rendahnya kekuatan tensil.

Indikasi

  • Preparasi Kelas I, II, V dan VI yang tidak memerlukan estetika dan isolasi sulit dilakukan
  • Digunakan sebagai fondasi pada kasus kerusakan gigi berat ketika merencanakan restorasi tuang
  • Digunakan pada restorasi pasca perawatan endodonsia

Kontraindikasi

  • Bila estetik menjadi perhatian utama
  • Preparasi Kelas I dan Kelas II kecil sampai sedang

Semen Ionomer Kaca

*Semen Ionomer Kaca (SIK) atau glass ionomer cement (GIC), diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1972. Semen ionomer kaca adalah rmaterial estorasi sewarna gigi yang mengandung fluor dan dapat digunakan untuk gigi sulung, sebagai pelapik ( pelapik ) dan basis ( base) , untuk sementasi, sebagai penutup pit dan fisur, dan pada pasien dengan risiko karies tinggi. SIK bersifat adhesif, antikariogenik, dan estetik. Fluor SIK dapat “diisi kembali” setelah restorasi mengeras. Untuk meningkatkan penanganan, ketahanan terhadap pengausan, dan estetika, monomer hidrofilik air ditambahkan ke likuidnya dan partikel filer ditambahkan ke dalam bubuknya.

Bahan ini dikenal sebagai ionomer kaca modifikasi resin (SIKMR). Semen ini merupakan material restorasi yang dapat bersifat dual-cured sewaktu terjadi reaksi asam-basa selama setting dan dapat di- light cured setelah semen ditumpatkan. Light curing meningkatkan kekuatan awal restorasi dan mampu memberi proteksi lebih besar pada matriks hidrogel matang. Walaupun translusensi nya meningkat, sifat mekanisnya tidak adekuat sebagai material restorasi posterior.

Keunggulan

  • Adhesi ke struktur gigi secara kimiawi
  • Biokompatibel karena molekul asam poliakr iliknya ysng berukuran besar mencegah asam ini menimbulkan respons pulpa
  • Antikariogenik karena pelepasan fluor
  • Preparasi gigi minimal hingga mudah digunakan pada anak-anak
  • Lebih tidak technique sensitive dibandingkan resin komposit

Kelemahan

  • Rapuh dan ketahanan terhadap fraktur kurang
  • Kurang resisten terhadap keausan
  • Sensitivitas terhadap air selama fase pengerasan memengaruhi sifat fisik dan estetika
  • Bersifat opak sehingga kurang estetik dibandingkan dengan komposit
  • Tidak radiopak

Indikasi

  • Restorasi Kelas V, III dan Kelas I kecil
  • Restorasi gigi sulung
  • Untuk menyemenkan inlay, onlay, mahkota, vinir, pin, dan pasak
  • Sebagai pelapik protektif di bawah komposit dan amalgam
  • Membangun inti
  • Untuk teknik restorasi lain seperti teknik sandwich , perawatan restorasi atraumatik (ART), dan restorasi adhesif ( bonded restoration ).

Kontraindikasi

  • Pada area yang menerima tekanan besar seperti pada preparasi Kelas I, Kelas II dan Kelas IV.
  • Pada kasus penggantian kuspa gigi
  • Pada pasien dengan xerostomia
  • Pada orang dengan pernafasan mulut karenalama kelamaan restorasi dapat menjadi buram, rapuh, dan akhirnya patah.
  • Pada area yang membutuhkan estetik seperti pembuatan vivir gigi anterior.

Komposit


Komposit digunakan untuk merestorasi gigi anterior dan Lesi Kelas I dan II kecil sampai sedang pada gigi posterior yang beban oklusalnya tidak berat. Material ini adalah material restorasi direk yang paling estetis karena warna dan translusensinya serupa dengan gigi. Sifat adhesifnya tidak memerlukan banyak pengambilan struktur gigi dan dapat menguatkan struktur gigi tersisa. Komposit restoratif kontemporer telah menggunakan teknologi nano, dan tersedia dalam beragam warna dan opasitas. Walapun resin komposit telah mengalami peningkatan mutu yang signifikan, penyusutan selama polimerisasi dan tekanan yang dihasilkannya masih merupakan faktor klinis yang harus dipertimbangkan.

Bagian penting dari sensitivitas pada gigi posterior yang direstorasi menggunakan restorasi komposit langsung adalah faktor konfigurasi, makin banyak faktor C makin banyak tekanan polimerisasi. Hal ini menyebabkan degradasi daerah marjin, kebocoran mikro, pewarnaan, retak email, sensitivitas pasca tindakan, dan defleksi kuspa. Defleksi kuspa bergantung kepada kavitas dan beban oklusal, pada kavitas MOD akan lebih banyak disbanding dengan kavitas MO atau DO. Untuk mengurangi efek penyusutan polimerisasi telah dikembangkan komposit indirek, karena material ini dipolimerisasikan di luar rongga mulut dengan menggunakan panas dan tekanan.

Walaupun banyak resin komposit dikatakan dapat melepas fluor setelah mengeras, sebetulnya tidak banyak fluor bebas yang dilepaskan. Karena material ini bersifat hidrofobik, penumpatannya memerlukan isolasi yang baik dan tidak boleh ditumpatkan di area yang kontrol kelembabannya sulit. Penggunaan basis yang dapat mengalir ( flowable base ) untuk mengurangi tekanan internal yang terjadi selama proses polimerisasi sangat efektif dalam menghilangkan sensitivitas pasca perawatan pada restorasi komposit posterior. Basis mudah mengalir yang paling sering digunakan di bawah resin komposit adalah semen ionomer kaca.

Keuntungan

  • Konservasi maksimal struktur gigi
  • Estetik cukup baik
  • Komposit memiliki kondktivitas termal rendah sehingga untuk melindungi pulpa tidak diperlukan basis insulasi
  • Dapat diperbaiki, bukannya digantikan
  • Restorasi komposit menunjukkan rendahnya kebocoran mikro dibandingkan dengan resin nir-filer ( unfilled resin )
  • Dapat beradhesi langsung dengan gigi, membuat gigi lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan tumpatan amalgam
  • Komposit indirek dan inlay dipolimerisasi dengan panas, sehingga meningkatkan kekuatannya.

Kekurangan

  • Akibat penyusutan polimerisasi bisa terjadi pembentukan cclah di marjin, biasanya di permukaan akar. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya karies sekunder dan perubahan warna
  • Lebih sulit dan membutuhkan waktu lama
  • Lebih mahal dibandingkan dengan amalgam
  • Lebih technique sensitive
  • Mudah aus

Indikasi

  • Untuk restorasi dengan preparasi gigi kecil dan menengah Kelas I dan II di semua gigi
  • Restorasi Kelas III, IV dan Kelas V pada semua gigi terutama bila faktor estetik menjadi perhatian utama
  • Prosedur perbaikan estetik seperti laminasi, vinir, dan penutupan diastema
  • Sebagai penutup pit dan fissure
  • Untuk membuat splin periodontium gigi yang lemah atau gigi goyang.
  • Untuk perbaikan mahkota seramik yang patah
  • Untuk adhesi piranti ortodonsia

Kontraindikasi

  • Ketika isolasi daerah operasi sulit
  • Pada area yang tekanan oklusalnya sangat tinggi
  • Ketika peklinik tidak memiliki kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk restorasi
  • Ketika lesi meluas sampai ke permukaan akar
  • Pada pasien yang sangat rentan terhadap karies
  • Ketika preparasi meluas ke subgingiva
  • Pada pasien dengan higiene mulut yang rendah

Inlay Tuang Emas


Di antara semua material yang tersedia untuk restorasi gigi posterior, emas tuang adalah yang paling menguntungkan. Hal ini karena emas tuang tahan aus dan mampu menahan beban oklusal yang tinggi sehingga cocok untuk area yang menerima beban berat. Material ini dapat digunakan untuk merestorasi atau mengubah kontak oklusal sehingga memperoleh kontak yang rapat. Material ini tidak akan rusak dalam rongga mulut dan tidak akan berubah dimensi setelah ditumpatkan. Kekurangannya adalah estetik tidak bagus, tingginya konduktivitas termal, adapatasi yang buruk dengan dinding kavitas, dan perlunya media semen. Hal ini membutuhkan waktu lebih lama dan kunjungan kedua walaupun sebagian besar pekerjaan diselesaikan di laboratorium. Pekerjaan ini bersifat technique sensitive dan dapat menghasilkan kekuatan yang dapat mengungkit atau memisahkan gigi

Inlay Seramik


Seramik digunakan untuk membuat restorasi sewarna gigi. Bahan ini sangat keras dan kuat, namun menjadi rapuh dan mungkin fraktur di bawah beban mastikasi yang berat . Kekuatan seramik sangat bergantung pada kualitas adhesi ke struktur gigi di bawahnya dan ketebalan bahannya. Ketebalan bahan ini menyebabkan dibutuhkannya pengambilan gigi yang lebih besar. Material ini sangat tahan terhadap pengausan namun dapat menggerus struktur gigi antagonis jika permukaannya kasar. Seramik sangat biokompatibel

Tabel Ringkasan material restorasi intrakorona

Material Indikasi Kontraindikasi Kelunggulan Kelemahan
Tumpatan Emas langsung Kavitas Kelas III utamanya di permukaan distal kaninus, Lesi Kelas V pasien semua usia Gigi dengan kesehatan periodontium buruk, Aktivitas karies tinggi, Pasien berisiko Integrtas daerah marjin, Tahan lama Memakan waktu, Estetik buruk
Amalgam perak * Lesi Kelas I, II, V, Lesi Kelas III di permukaan distal kaninus, Restorasi pengendali karies, sebagai fondasi Cacat kecil, Restorasi intrakorona sangat besar Kemampuan self- sealing, Kekuatan baik, Isolasi tidak kritis, Mudah dimanipulasi Warna tidak dapat diterima, Pecah di daerah marjin, Peduli akan keracunan Hg, Butuh desain kavitas spesifik membuang struktur gigi lebih banyak
Semen ionomer kaca Lesi Kelas I, II dan V pada pasien dengan aktivitas karies tinggi, Perbaikan mahkota * Area estetika tinggi, Area kelembaban yang sulit dikontrol, Area yang menerima tekanan besar Pelepasan fluor tinggi, Dapat diisi ulang dengan fluor, Tidak ada sensitivitas pasca tindakan, Tidak butuh waktu lama Opaque, Penyerapan fluor ( fluor uptake )
Semen ionomer kaca modifikasi resin Aktivitas karies tinggi, Perbaikan mahkota, Pasien anak-anak Tekanan oklusal, Lokasi yang mementingkan stabilitas warna Pelepasan fluor tinggi, Tri-cured, Mengeras tanpa cahaya Agak sulit digunakan, Lama kelamaan warna berubah
Kompomer Aktivitas karies sedang sampai tinggi, Perbaikan mahkota, Pasien pediatri Tekanan oklusal, Lokasi yang mementingkan stabilitas warna Pelepasan fluor sedang, Mudah digunakan Lebih baik secara estetika dibanding SIK tetapi warna lama kelamaan terdegradasi
Komposit resin Lesi Kelas I s/d VI, Area yang membutuhkan estetika tinggi, Splinting gigi, Vinir, Laminasi, Membangun inti, Penutupan diastema Jika pasien alergi, Pasien dengan tekanan oklusal berat, yaitu bruxer dan clencher, Jika isolasi tidak dimungkinkan Estetis, Mengkonservasi struktur gigi, Dapat memperkuat gigi, Isolator, dapat diperbaiki Tidak tahan aus, Tidak ada aktivitas kariostatik, Penyusutan polimerisasi, Sensitivitas pasca tindakan, Kebocoran marjin, Karies sekunder, Technique sensitive
Inlay komposit Lesi Kelas II yang memerlukan estetika yang baik, Pasien yang sensitif terhadap logam Kebiasaan parafungsi, Higienis mulut buruk, Sulit dalam penumpatan, Gigi pendek, Marjin subgingiva Estetika baik, Marjin dapat diperbaiki, Dapat dibuat kotak dengan kontur yang tepat, Mampu menyerap getaran, Tidak merusak gigi yang berlawanan, Mudah diperbaiki secara intraoral Mudah aus, Kurang kuat dibandingka n dengan seramik
Inlay emas tuang Restorasi besar, Untuk menambah kekuatan, Rehabilitasi gigi, Penutupan diastema, Perbaikan dataran oklusal, Untuk gigi perjangkaran protesa lepasan Aktivittas karies tinggi, Pasien muda, Estetik, Restorasi kecil Mengembalikani anatomi dengan baik, Tahan lama, Ketahanan terhadap pengausan sama dengan email, Kuat, Biokompatibel, Mengontrol kontur dan kontak Kunjungan beberapa kali dan waktu di klinik lama, Biaya, Estetik buruk, Technique sensitive, Dipertimbangkan sebagai restorasi temporer, Konduktivitas termal tinggi
Inlay seramik Lokasi Kelas II dan V yang estetik-nya penting, Alergi logam, Lesi karies besar Gigi yang rusak berat, Pasien dengan kebiasaan parafungsi, Aktivitas karies tinggi, Restorasi emas/komposit pada gigi antagonis, Marjin subgingiva dengan baik Estetika sangat baik, Dapat memperbaiki marjin, Kontur kontak tepat Dapat menimbulkan sensitivitas jika agen adhesif tidak digunakan, Bisa fraktur selama perawatan