Virtual relationship : Bisakah Menuju ke Jenjang yang Lebih Serius?

image

Akhir-akhir ini karena efek adanya pandemi yang berkepanjangan membuat banyak anak muda mulai menjalin hubungan secara virtual dengan orang yang belum pernah ditemuinya di dunia nyata. Fenomena percintaan ini bisa dikatakan sebagai dengan virtual relationship. Virtual relationship sendiri merupakan frasa bahasa Inggris yang memiliki arti hubungan maya. Meskipun belum pernah bertemu sama sekali, virtual relationship ini pun sering juga disebut-sebut dengan LDR. Yang membedakan dengan LDR pada umumnya hanyalah pasangan yang menjalin hubungan melalui dunia maya ini hanya bertemu lewat aplikasi pesan dan sosial media serta belum pernah bertemu secara langsung.

Nyatanya, fenomena virtual relationship ini sudah ada sejak dulu, namun tidak sepopuler saat ini. Pasangan yang melakukan virtual relationship juga nyatanya ada yang sampai menikah dan punya anak, seperti Isti dan Musab seorang youtuber dari Indonesia dan Turki ini sebelumnya menjalin hubungan karena kenal lewat aplikasi cari jodoh.

Jadi bagaimana menurutmu, apakah hubungan dengan cara virtual relationship ini bisa sampai menuju ke jenjang yang lebih serius?

Referensi
1 Like

menurut saya bisa, seperti selebgram Dorippu dengan suaminya Gama, dulunya mereka melakukan hubungan jarak jauh Indonesia - Jepang selama 8 tahun, 1,5 tahun awal menikah juga masih dalam hubungan jarak jauh.

bahkan kalau mengikuti akun instagramnya, bisa diketahui bahwa bahasa kasih keduanya adalah sentuhan! selama ini saya berpandangan bahwa orang dengan bahasa kasih sentuhan tidak akan bisa menjalin hubungan jarak jauh. Ternyata saya salah, karena yang terpenting dari sebuah hubungan adalah komunikasi! mau jarak sedekat apapun kalau komunikasinya kurang baik pasti berpengaruh besar juga pada hubungan percintaan, pertemanan maupun pekerjaan.

Referensi

https://twitter.com/andori/status/1017326194700632064?lang=en
http://www.dorippu.com/blog/lamaran-setelah-7-tahun

1 Like

Menurut saya, tergantung individunya masing-masing. Sebelum memutuskan untuk menjalani hubungan yang lebih serius, seseorang harus mengetahui wujud asli pasangannya, apakah ia benar-benar ada atau menggunakan identitas orang lain, terutama individu yang sejak awal berhubungan tidak pernah bertemu sebelumnya. Setidaknya, mereka harus bertemu sekali untuk mengetahui identitas masing-masing agar dapat meyakinkan. Lalu, kedua orang tersebut harus mengutarakan prinsip dan tujuan masing-masing dari dibangunnya hubungan secara virtual ini, apakah memang benar-benar saling mencintai, atau hanya ingin mencari kesenangan, atau malah justru salah satu individu atau keduanya sudah mempunya pasangan masing-masing. Hal ini tentunya harus diketahui oleh keduanya. JIka sudah mengetahui identitas, dan segala macamnya, barulah virtual relationship itu dapat dilanjutkan. Saya sendiri merupakan tipikal orang yang sulit untuk berhubungan secara virtual, karena pengalaman masa lalu, sehingga sebisa mungkin saya menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah pernah saya kenal atau kalau bisa saya menjalin hubungan dengan teman saya yang sudah saya ketahui siapa dirinya.

1 Like

saya setuju dengan pernyataan dari penulis bahwa karena pandemi banyak orang-orang memanfaat teknologi untuk mendapatkan pasangan atau jodoh. Melakukan virtual relationship memang menbantu kita untuk mengenal banyak orang sekalipun lintas negara karena kecanggihan teknologi yang tidak ada batasnya. Namun, ada beberapa yang membuat virtual relationship itu menjadi bahaya atau terselubung motif-motif kriminal. Contohnya seperti kasus pembunuhan Eni Resiana seorang gadis yang dibunuh oleh pacarnya setelah kenal 1 bulan melalui media sosial. Kemudian juga tak jarang, pasangan yang kenal melalui media sosial sering terkena tipu tentang fisik pasangannya masing-masing karena kecanggihan filter dan teknologi edit foto yang semakin berkembang.
Memang banyak yang berhasil mendapatkan pasangan melalui sosial media namun banyak juga yang berada di posisi bahaya hingga merenggut jiwa karena kenal dengan orang baru di sosial media.

Referensi

Kenal Sebulan di Facebook, Pacaran Tiga Hari, Gadis Tewas Dibunuh - Jawa Pos

1 Like

Saya akui statement dari mbak @nrauliyar bahwa komunikasi adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. Tapi, Saya pernah menemui kasus dimana ada pasangan yang tetap bertukar kabar setiap hari meskipun dalam keadaan jauh, tapi akhirnya tetap saja berpisah karena alasan bosan dan lebih memilih seseorang yang dekat. Jadi, yang ingin saya tanyakan bagaimana menurut mbak @nrauliyar cara agar sebuah pasangan memiliki komunikasi yang baik dan tetap kuat dalam hubungan jarak jauh ini?

Tidak dipungkiri memang banyak kasus kriminal yang terjadi seperti dalam pernyataan mbak @1003_Ajeng. Namun, Saya ingin bertanya. Karena adanya beberapa kasus seperti ini, akankah seseorang akan berhenti melakukan hubungan secara virtual relationship? Dan apakah lebih baik untuk menjalin hubungan real life relationship daripada virtual relationship? Bagaimana menurut pandangan mbak @1003_Ajeng

terkait pertanyaan ini, untuk diberhentikan atau tidaknya ini tergantung pada diri seseorang karena pada dasarnya tidak ada larangan dan hal tersebut masuk ke dalam hak seseorang. Hanya saja dengan cara virtual relationship ini memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi. Jika seseorang tetep ingin melakukan cara tersebut sebaiknya pahami betul bibit bebet bobot dari pasangan, dan lebih sensitif lagi mengenai perilaku dari pasangan yang mengarah ke jalan yang tidak wajar.

dan untuk pertanyaan ini, menurut pandangan saya lebih baik mencari real life relationship agar lebih tahu secara detail karena bertemu langsung dengan lawan bicara.

menurut saya untuk dapat menyatakan bahwa suatu komunikasi yang dilakukan tersebut baik atau tidak itu tergantung kepada kualitas komunikasinya bukan hanya insentitas chatnya.

memang benar bertukar kabar itu sangat penting dalam sebuah hubungan, tetapi bisa dibayangkan jika bertukar kabar yang dimaksud disini adalah hanya sekedar menyampaikan “hari ini aku pulang kerja mau pergi ke mall” lalu saat ditanya oleh pasangan “mau melakukan apa di mall?”

dan jawabannya singkat sekedar “jalan-jalan” tanpa ada penjelasan lebih lanjut dan apabila nantinya mungkin ditanya “sama siapa?” akan terkesan terlalu posesif dan seakan tidak mempercayai pasangan.

tetapi berbeda jika pasangan tersebut menjawab dengan mejelaskan lebih lanjut “aku lagi butuh sepatu baru untuk kerja karena yang lama sudah usang, mungkin sekalian jalan-jalan dan makan malam disana” maka dengan penjelasan tersebut pasangan juga lebih merasakan nyaman dan disayang walaupun jarak memisahkan.

dan topik pembicaraannya pun bisa dilanjutkan seperti “oh mau mencari sepatu yang seperti apa?” atau “wah mau makan apa? di mall itu ada (rekomendasikan tempat makan) makanannya disana enak”

mungkin seperti itu yang bisa saya contohkan dengan mudah, semoga dapat membantu teman-teman lain yang sedang menjalankan hubungan jarak jauh hehe.

terkait hal ini saya rasa bisa dijadikan pelajaran dalam berkenalan dengan orang lain melalui media sosial. Perlu melakukan pencarian lebih jauh terkait orang ini siapa? bagaimana kesehariannya? siapa saja temannya?

menurut saya melakukan stalk secara batas wajar dan hanya dilakukan untuk mencaritahu siapa sebenarnya orang tersebut dan tidak berlebihan itu penting untuk melindungi diri sendiri juga.

yang terpenting jangan memberikan informasi pribadi secara berlebihan, dan gunakanlah sosial media dengan bijak

Menurut saya, bisa atau tidaknya suatu hubungan berlanjut ke jenjang yang lebih serius itu bergantung pada pasangan itu sendiri. Bagaimana niat awal mereka untuk memulai suatu hubungan yang melibatkan orang lain hingga keluarga orang tersebut, tentunya dengan kesadaran bahwa hubungan mereka itu virtual. Apabila kedua pihak merasa sama-sama serius, sudah memiliki rencana, pasti akan ada jalan menuju apa yang mereka inginkan. Komunikasi pun perlu dibangun dengan baik, tentunya dengan banyak pertimbangan seperti perbedaan zona waktu dan kesibukan. Saya rasa, cukup penting untuk melibatkan pasangan dalam aktivitas kita. Paling minim adalah dengan cara memberi kabar tentang apa yang sedang kita lakukan. Jadi, selama pasangan tersebut sudah berkomitmen untuk serius, seharusnya tidak ada yang tida mungkin untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.

1 Like

Menurut saya bisa bisa saja. Yang terpenting dari sebuah hubungan adalah kokmitmen, saling percaya, dan adanya cinta serta saling melengkapi antar keduanya, bukan darimana mereka berasal, darimana mereka bertemu, bagaimana mereka bertemu dsb. Bahkan cinta bisa tumbuh pada pandangan pertama. Jadi, cinta secara virtual karena keterbatasan jarak dan waktu sejatinya juga memiliki potensi yang sama terkait melangkah atau tidaknya ke jenjang yang lebih serius.