Tokoh Seni Optik

Munculnya seni optik tidak terlepas dari berbagai peranan termasuk Bauhaus, konsep konstruktivisme, abstrak geometris yang dasar pemikirannya eksak, matematik, geometris serta bentuk-bentuk tiga dimensional yang pengerjaanya melalui ilmu cahaya dan ilmu warna untuk menampilkan efek kedalaman dan presisi tinggi. Siapa saja tokoh yang berperan dalam perkembangan seni rupa jenis optik ini?

Tokoh seniman optik yang sering dinamakan sebagai Bapak Seni Optik ialah M.C.Escher. Dia adalah seorang seniman grafis dari Belanda. Melalui karya litografinya, dia menampilkan karya - karya optik di Italy. Escher mengolah kedalaman ruang dengan perspektif yang sangat unik. Di dalam karyanya yang unik menampilkan pula bentuk-bentuk detail. Misalnya dia mengolah bentuk figur dan latar melalui perubahan bentuk latar dan langit menjadi bentuk burung dengan tepat sekali dan sempurna. Perspektifnya sangat menarik dan mengecoh mata kita. Sehingga akan sulit bagi kita untuk membedakan antara mana yang di atas atau yang di bawah. Atau mana yang dekat dan mana yang jauh. (Lihat karyanya: Jendela Burung‘).

Albers adalah seniman optik yang banyak menggali kemungkinan visualisasi optik pada karya lukisannya yang mendemonstrasikan semua nuansa relativiitas dan ketidakstabilan warna dan ketegasannya melalui berbagai interaksi dalam serial lukisannya yang diberi nama Homage to The Square. Ia telah memperlihatkan bagaimana warna-warna yang berbeda dapat dibuat agar tampak sama dan tiga warna dapat terlihat sebagai dua atau empat warna. Seni Albers merupakan seni sensasi murni. Secara visual karyanya tidak mengejutkan atau mengganggu, seperti yang terjadi pada lukisan-lukisan hitam putih Bridget Rimey, atau ilustrasi yang diberikan sebagai contoh psikologi dan fisiologi persepsi (sebagai ciri-ciri yang paling pokok dalam seni optik atau seni retinal).

Seniman lain yang dikenal dengan penciptaan karya yang menstimulans mata hitam putih telah mulai berkiprah sejak tahun 1935. Di antara karyanya adalah komposisi papan catur dengan buah buah caturnya. Dalam lukisannya ia menggunakan ambiguitas dan disorientasi optik melalui penggunaan ritme yang disinkopasi, dan pola-pola geometris. Hitam dan putih, berwarna, dan konstruksi-kosntruksi tiga dimensional merupakan ekspresi gagasan Vasarely tentang hubungan yang seharusnya terjadi antara karya-karya dan pengamat. Ia percaya bahwa mengalami kehadiran suatu karya seni adalah lebih penting daripada memahaminya