Tetap Bekerja Dibawah Ancaman Pandemi

“Pa, dingin”. Peluk Nina gadis cilik usia tiga tahun. “kamu pake jaket bapa ya, maskernya benerin”. Rangkul Dedi memakaikan jaket ojol miliknya kepada Nina, seraya membenarkan masker Nina.

Keduanya berdiri di depan saung kecil depan rumahku, karena saat itu hujan turun dengan derasnya. Aku sebetulnya tidak memperdulikan hal itu, karena memang sudah biasa gardu di depan rumah menjadi tempat meneduh ketika hujan, atau sekedar istirahat oleh orang-orang yang sedang berpergian jauh karena letaknya pinggir jalan.

Tapi hari ini lain, ditengah pademi covid-19, pemerintah sudah menghimbau agar tetap dalam rumah, tetapi seorangojek online (ojol) masih berkeliaran lebih parahnya lagi membawa serta anak kecil. Dengan perlindungan yang minim.

Aku mengambil masker dan memakai hand sanitaizer, menghampiri si ojol itu, tentunya dengan jarak satu meter. "Pa, " sapaku mengagetkan. “iya bu, mohon maaf. Saya dan putri saya meneduh sebenter di gardu ini sampai hujannya reda”. Jawab ojol itu, terlihat kaget ketika aku sapa, mungkin dia berpikir aku tidak enak hati melihat dia berhenti di gardu rumahku. “iya, pak tidak apa-apa. Pak saya mau tanya”.
“tanya apa bu”. Jawabnnya terlihat heran.
“bapak tau gak, kalau sekarang itu di suruh diam di rumah jangan bekerja di luar”. Tanyaku yang tidak ingin kalah deras dengan suara hujan.
“iya, bu. Saya tahu, tapi kalau saya diam di rumah, tidak bisa membeli kebutuhan rumah”. Sambil mengelus-ngelus rambut anaknya yang mulai tertidur.
“tapi, kalau bapak tetap bekerja di luar, ancaman korona lebih besar, apalagi bapak bawa anak yang masih kecil”,
“saya tahu bu, mangkanya saya gunakan masker dan sabun untuk sesekali cuci tangan, dan anak selalu saya bawa, karena tidak ada yang mengurus, dan saya akan lebih hawatir, di rumah kami berdua saja, istri sudah meninggalkan kami dan menikah lagi, sebetulnya anak saya kembar, tapi yang satu lagi di urus oleh kakak saya di Makassar saya mengurus yang ini.”
Ojol itu melanjutkan. “memang bu, saya disebut egois tidak mentaati himbauan pemerintah, tetapi saya juga sedih jika nanti anak saya harus nangis pengen susu atau menahan lapar, semua ini saya lakukan untuk anak saya, saya juga ingin virus korona ini cepat selesai. Karena sekarang orderan sepi tidak seperti biasanya”.
Aku terdiam, mendengar kepiluan ini, betapa piciknya ketika melihat ojol ini tetap menarik pelanggan, aku malah ingin menegurnya, yang aku sendiri tidak tahu untuk alasan apa dia tetap bekerja. Semoga pandemi ini cepat berlalu