Tak Lekang oleh Waktu

20200421_163811_0000

“Terima kasih sudah menjadi teman saling memperbaiki diri. Maaf atas kesalahan selama ini. Maaf atas sikap yang tak selalu menyenangkan. Kadang malah membuatmu merasa kecewa. Tak ada keinginan untuk menjadi yang tidak baik untukmu. Terlepas dari semua kesalahan itu, aku tetaplah seseorang yang ingin tumbuh bersama. Saling berbagi semangat. Semoga kita tetap menjaga hubungan yang hangat”. -Boy Candra

Ada banyak orang yang aku temui saat menjalankan peranku sebagai makhluk sosial. Dari sekian banyak orang tersebut aku memilih beberapa orang untuk menjalin sebuah relasi pertemanan. Tentunya dalam sampel itu, aku temui berbagai macam kekhasan perilaku, kebiasaan, tingkah laku dan tabiat per individual. Kemudian dalam melakukan berbagai interaksi dan hubungan sosial lainnya aku mulai menyadari ada seseorang yang berkriteria sekali dengan sosok yang sering diumpamakan oleh para penyair dengan sebutan ‘malaikat tanpa sayap’. Pilihan kedua ini mencakup ruang lingkup yang lebih kecil. Dia adalah orang-orang yang terseleksi oleh perasaan. Dia adalah orang yang mampu dan aku ingini berada dalam situasi yang semestinya. Dalam jangka waktu yang sudah tertulis di perjalanan kami, aku dan dia pun saling menyadari bahwa keberadaan kami satu sama lain saling melengkapi. Hingga terikrarkan sebuah janji, terliputi senyum suka dan duka bersama, jari kelingking satu sama lain ikut serta berpelukan, sepakat mengucapkannya dalam hitungan detik yang sama, “Best Friend Forever”.
Makna Quote:

“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”.

Ya, betapa dalam makna kata-kata itu bagi saya. Indahnya sebuah persahabatan. Saat semua dimulai, kita diperkenalkan dengan dunia baru. Asyiknya melakukan sebuah kebiasaan yang sama, serunya berseteru saat dia berpendapat sesuatu hal yang bertentangan dengan opini kita, bahagianya mendengar kicauannya yang menghibur saat kita putus cinta. Saat semuanya terlewati terasa waktu cepat berlalu. Kadang banyak hal yang kita sesali dalam sebuah persahabatan. Apa yang kita alami demi sahabat terkadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah dan memiliki maknanya tersendiri.

Persahabatan tidaklah terjalin secara otomatis, namun membutuhkan proses yang panjang. Memang tak jarang persahabatan menyuguhkan berbagai cobaan tetapi persahabatan yang sejati pasti bisa mengatasi berbagai cobaan itu, bahkan akan bertumbuh bersama karenanya. Persahabatan berawal dari pertemanan dimana proses seorang teman menjadi seorang sahabat tidaklah mudah, melainkan membutuhkan bantuan dari kesetiaan. Bukanlah keadaan yang menuntut semua itu terjalin, seperti disaat kita membutuhkan bantuan barulah kita termotivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru dimulai dari sebuah inisiatif untuk mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh seorang sahabat dan kemudian saling melengkapi. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun sayangnya tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak hal yang bisa menjadi penghancur dalam persahabatan, contohnya seperti masalah ekonomi, ketidakterbukaan, kehilangan kepercayaan, ketidaksetiaan, dan lain-lain. Tetapi apapun penghancur persahabatan itu, pasti bisa dipatahkan oleh orang-orang yang teruji kesejatiannya.

Memang, masa depan adalah sebuah rahasia. Disaat manisnya persahabatan sedang terjalin, bahkan mungkin sedang berada dipuncak rasa keistimewaannya, takdir menawarkan sebuah kehancuran. Terjadi perselisihan dimana sebelumnya kita sudah mengumpulkan kesabaran ekstra dalam menghadapinya, namun nyatanya tak dapat dipertahankan. Jurang kehancuran sudah didepan mata. Sejauh mana kita dan sahabat mampu menghadapinya? Akankah disaat melewati ambang itu kita dan sahabat masih bergandeng erat? Atau justru terlepas dan kembali ke kehidupan masing-masing tanpa membawa warna persahabatan itu lagi?

Hampir masalah ini melanda kisah persahabatan. Tapi bukan berarti kita dapat terpecah belah begitu saja. Dalam persahabatan tidak ada yang selalu mulus. Selalu ada jalan yang berbelok, lucu, dan asyik yang akan kita ceritakan dikemudian hari. Pernah bermasalah denganmu adalah sebuah ketidaksengajaan yang lepas begitu saja. Tapi karena itulah kita tahu mana yang sangat peduli dan tidak dengan kita. Jadi, nikmati saja seperti air yang mengalir. Indah dilihat dan tetap berjalan pada garis yang semestinya.

Tak jarang kita juga rindu ketika berjauhan dengan sahabat kita. Dia sudah seperti saudara bagi kita, jika jarak memisahkan tak sadar sebuah rasa yang bertemakan rindu juga menghampiri. Untuk aku pribadi, aku seolah canggung berkata aku rindu sahabat. Tetapi, dia dengan gampang untuk berkata rindu. Aku beruntung mempunyai sahabat seperti kalian, sahabat yang selalu memberikan hal yang bermanfaat dan juga menyenangkan. Dan saat ini izinkan aku untuk berkata kalau aku ini rindu, biarlah aku yang mencoba untuk mempertanggung jawabkan rasa yang dalam ini kepada dirimu sahabat. Semoga kita dapat terus berjalan beriringan, baik dalam langkah yang jatuh dan langkah yang tegap.

1 Like