Stres di Tengah Pandemi Corona, Apakah bisa menganggu kesehatan mental?

yeninovita._-20200412-0003

Karantina mandiri sebagai langkah penyebaran pandemi virus corona ternyata memberikan dampak negatif, satu di antaranya terhadap kesehatan mental. Seseorang bisa mengalami stres di tengah pandemi COVID-19. Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus saat ini, Covid-19 menjadi pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona.

Di tengah paparan penyebaran virus corona, isolasi dan social distancing tentu membuat kita mengalami berbagai macam tekanan akibat wabah corona. Mau tidak mau kita harus menerima situasi dan kondisi ini. Dimana, semua rencana terpaksa ditunda maupun dibatalkan. Upaya ini dilakukan semata-mata guna menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia.Tak hanya mengancam kesehatan fisik, dampak virus corona juga kian meluas yakni bisa berakibat mengganggu kesehatan mental seseorang. Padahal, memelihara kesehatan mental ditengah situasi darurat seperti saat ini sangat penting. Gangguan kesehatan mental adalah gangguan yang menyerang emosi, pola pikir, dan perilaku seseorang. Apabila kesehatan mental seseorang mengalami gangguan maka ada berbagai macam hal yang akan terjadi. Diantaranya, stres, berkurangnya kemampuan berpikir dan sulit menentukan pilihan untuk bertindak. Stres menjadi satu dari sekian banyak gangguan kesehatan mental yang paling rentan dialami banyak orang. Bila tidak segera ditangani, stres ringan bisa berujung depresi.

Menurut Sarafino (dalam Smet, 1994) Stres merupakan suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Selanjutnya Hawari (1997) mendefinisikan stres sebagai tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban yang bersifat nonspesifik. Stres dapat juga merupakan faktor pencetus penyebab gangguan atau suatu penyakit.

SEBENARNYA APA SIH COVID-19 ITU?

Coronavirus itu merupakan keluarga besar virus yang dapat menyerang manusia dan hewan. Nah, pada manusia, biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit serius, seperti MERS dan SARS. Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia di daerah Wuhan, Provinsi Hubei, China pada tahun 2019.Maka dari itu, Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus Disease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19.

Gejala Covid-19 ini pada umumnya berupa:

:white_check_mark: Demam 38°C

:white_check_mark: Batuk kering

:white_check_mark: Sesak nafas

Kalau kamu baru berpergian dan 14 hari kemudian mengalami gejala ini, segera ke Rumah Sakit rujukan untuk memeriksakan diri kamu lebih menyeluruh. Saat ke Rumah Sakit, jangan menggunakan transportasi umum . Kenapa? Untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas.

Stres di Tengah Pandemi Corona, Apakah bisa menganggu kesehatan mental?

Bagi saya jika telah membahas mengenai Covid 19 ini yang teringat pada novel Albert Camus "La Peste” dialihbahasakan sebagai “Sampar” itu adalah situasi keadaan isolasi total kota Oman setelah terjangkit sampar terhadap dunia luar, mirip seperti pola social distancing di Indonesia juga kondisi lockdown beberapa Negara lain dalam merespon penyebaran corona.

Sesuai dengan ulasan yang saya paparkan di atas, di tengah paparan penyebaran virus corona, isolasi dan social distancing tentu membuat kita mengalami berbagai macam tekanan akibat wabah corona. Mau tidak mau kita harus menerima situasi dan kondisi ini. Dimana, semua rencana terpaksa ditunda maupun dibatalkan. Upaya ini dilakukan semata-mata guna menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Tak hanya mengancam kesehatan fisik, dampak virus corona juga kian meluas yakni bisa berakibat mengganggu kesehatan mental seseorang. Padahal, memelihara kesehatan mental ditengah situasi darurat seperti saat ini sangat penting. Seseorang bisa terlepas dari gangguan kesehatan mental dengan melakukan beberapa cara. Tentunya tindakan tersebut harus didasari kesadaran dari diri sendiri

Hal yang harus kita lakukan untuk menghilangkan stres di tengah pandemi ini seperti :

  1. Beri kesempatan pada diri untuk merasa tenang dan nyaman meski situasi darurat seperti ini, karena ketenangan bisa menjadi fondasi terciptanya kebahagiaan. Buatlah tubuh dan pikiran kita merasa nyaman, nikmati situasi dan kebijakan isolasi maupun social distancing , bukan selalu memikirkan hal yang negatif terus. seperti yang dikatakan oleh Albert Camus:

    "Lalu, apa yang harus dilakukannya lagi bila seperti itu? Apakah diam diri dan pasrah? Tentu tidak! Bagi Camus pesan yang ingin ia sampaikan melalui Rieux adalah “Lawan! Memberontaklah pada keadaan!.”

  2. Jadilah benteng untuk dirimu sendiri atas informasi yang yang datang silih berganti
    Karena semakin banyak informasi yang belum tentu kebenaranya akan membuat kita menjadi banyak pikiran, sehingga dapat memicu gangguan mental seperti stres tadi. Biasakan untuk memfilter informasi yang diterima dan mencari sumber data yang benar melalui akun resmi pemerintah, agar tidak menambah beban pikiran tadi.

  3. Luangkan waktu bersama keluarga. Sebaiknya, kita lebih baik berdiam diri dirumah dibandingkan harus pergi keluar, karena di tengah situasi seperti saat ini lebih baik memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. kita harus ingat, bukan hanya kita saja yang mengalaminya, hilangkan rasa sepi dengan bercengkrama dengan keluarga dirumah.

  4. Jaga pola makan dan makan makanan bergizi .

  5. Olahraga dan istirahat yang cukup. Untuk meredam gangguan kesehatan mental, kamu bisa melakukan olahraga. Aktivitas berkeringat ini mampu membantu kita untuk menyegarkan kondisi otak. Dengan begitu, tubuh akan terasa lebih baik. Tetap aktif selama masa karantina juga mampu menjauhkan kamu dari risiko stres dan kecemasan berlebih .

    Lakukan aktivitas yang bisa melatih detak jantung, misalnya berkebun, naik sepada, berenang, jalan santai, memasak, bersih-bersih dan lainnya.
    Jangan lupa untuk istirahat dengan tidur yang cukup, untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah stres.

Maka bagaimana kita bersikap atas kondisi pandemi corona ini? Albert Camus memberi pesan lewat Rieux bahwa hal yang penting di tengah wabah adalah :

Menyadari ketidakmampuan manusia dalam menafsirkan segala hal

Di tengah mencuatnya segala macam pandangan isi kepala masyarakat, lebih baik terima keadaan ini sewajarnya dan mencoba tetap hidup bahagia. Tidak perlu panik berlebihan namun tetap waspada. Bagi Camus, wabah malah bisa dianggap titik balik kehidupan yang membuat kita mampu berkenalan dengan kemanusiaan. Boleh jadi itu pula yang terjadi dengan pandemi corona. Intensitas kemanusiaan kita akan semakin meningkat. Pada akhirnya kita akan disatupadukan oleh keadaan, dan bahu membahu menangkal dan menangani wabah secara bersama-sama. Pemerintah, kaum agamawan, ilmuwan, dan masyarakat umum yang “terpaksa” menjadi subjek yang teralienasi ini harus sadar bahwa pemberontakan melawan pandemi corona yang terjadi di Indonesia sekarang merupakan pesan utama Camus perlu dilakukan untuk tidak tunduk pada keadaan.

Jadi , yang perlu dilakukan hari ini oleh masyarakat umum adalah diam di rumah walaupun itu terlihat sia-sia. Untuk yang terpanggil hatinya bantulah mengatasi situasi ini, lakukanlah walau itu terkesan utopia. Karena berada di tengah penderitaan bersama orang lain berarti terpanggil untuk hidup yang bersemangatkan compassion. Hanya dengan semangat itulah manusia dapat memahami dan menyikapi penderitaan sebagai pribadi yang otentik.

Daftar Pustaka

indozone.id
Adisty Wismani . Jurnal Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia. vol 2