Sistem Kerja 996: Eksesif atau Efektif?

996 working hours system merupakan salah satu budaya kerja di China yang mengikuti sistem kerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam selama 6 hari kerja. Kerja 996 menjadi salah satu norma tak tertulis yang banyak dianut oleh perusahaan-perusahaan startup China dan diikuti oleh aktivis lainnya selama beberapa dekade ke belakang. Budaya kerja 996 sudah dianggap hal lazim bagi para pegawai di China, meskipun dianggap ilegal karena mengeksploitasi sumber daya manusia. Bahkan generasi muda sudah terbiasa dengan sistem ini dan tidak berkeinginan untuk protes karena menurut mereka akan sia-sia saja.

Sistem kerja ini menuai pro dan kontra dari masyarakat. Pihak yang setuju dengan sistem kerja 996 bisa diwakili oleh Jack Ma, CEO Alibaba (ecommerce) dan salah satu orang terkaya di China. Menurutnya, generasi muda harus memiliki passionate dalam dirinya dan kunci kesuksesan adalah dengan kerja keras. Hal itulah yang mengantarkan Alibaba menjadi salah satu platform ecommerce yang paling populer. Masyarakat sekarang harus termotivasi untuk sukses karena ekonomi selalu melangkah luas dan tidak tersedia bagi orang yang bersantai-santai. Sedangkan, pihak yang kontra mengungkapkan bahwa sistem kerja 996 telah merampas hak hidup pegawai. Mereka dipaksa untuk menghabiskan hampir 12 jam/hari di kantor sehingga menghambat mereka untuk menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Hal tersebut juga berdampak pada kreativitas, produktivitas, dan kesehatan fisik serta mental mereka karena memaksakan bekerja.

Bagaimana tanggapan kalian mengenai sistem kerja 996 ini? Benarkah kerja 996 mampu meningkatkan produktivitas dan mengarahkan ke jenjang kesuksesan yang lebih luas? Atau malah sebaliknya?

3 Likes

Dilihat dari sisi pekerja, hal ini jelas merupakan suatu bentuk eksploitasi. Kerja terus-terusan meningkatkan risiko kecelakaan kerja, bahkan menyebabkan rasa sakit fisik. Perlu diingat, kerja berlebih bukannya meningkatkan produktivitas, melainkan sebaliknya. Produktivitas kerja justru menurun di keesokan harinya karena fisik sudah terlampau lelah untuk melakukan aktivitas.

Selain itu dengan kerja yang melebihi batas dapat mengganggu kesehatan mental, bayangkan saja jika kita melakukan kegiatan yang sama terus menerus dengan istirahat yang kurang, maka hal tersebut bisa membuat kita stres dan tidak bahagia secara emosional. Niatan kerja untuk menabung uang justru bisa berbalik menjadi menabung stres jika seperti itu.

2 Likes

Menurut saya sistem kerja tersebut bukanlah hal yang baik. Selama ini jam kerja normal yang diterapkan di banyak negara adalah 8 jam sehari dan apabila ada pekerjaan yang dilakukan di luar jam tersebut seharusnya pegawai diberikan upah lembur. Namun, dalam praktiknya, banyak perusahaan yang tidak memberikan upah lembur kepada pegawai dan menganggap bahwa kerja lembur merupakan hal yang wajar dan harus dilakukan pegawai. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya sistem kerja 996 membuat pegawai kehilangan hak mereka untuk mendapatkan bayaran dari kerja keras yang telah mereka lakukan.

Menurut saya, hal tersebut adalah sesuatu yang wajar. Justru dengan ini saya jadi paham mengapa orang China selalu diidentikan dengan pekerja keras karena ya memang itu yang sehari-harinya mereka lakukan.

Instansi yang memberlakukan sistem kerja 996 adalah perusahaan startup yang didominasi oleh pegawai-pegawai muda atau fresh graduate. Dengan anggapan demikian, saya rasa tidak salah jika perusahaan ingin pegawai mencurahkan hal-hal yang lebih untuk kesuksesan bersama. Pandangan-pandangan inovatif mengenai pertumbuhan ekonomi yang telah mendoktrin para pengusaha dan pegawai untuk mengejar ketertinggalan ekonomi dan berharap dapat menyaingi negara barat. Faktanya, sistem kerja jam 9 pagi sampai 9 malam selama 6 hari ini mampu mendongkrak penghasilan individu dan perusahaan bahkan negara, seperti Alibaba dan JD.com, terlepas dari dampak buruk yang ditimbulkan dari sistem kerja ini.

Dengan adanya sistem kerja 996 ini, seperti menyadarkan saya bahwa tidak ada peluang untuk bermalas-malasan. Di dunia yang serba kompetitif ini, kita dituntut untuk bekerja lebih keras dan memiliki etos kerja yang lebih tinggi.

1 Like

Efektif untuk negara China, namun eksesif untuk diterapkan di Indonesia.

Rata-rata perusahaan startup di Indonesia masih tidak dianggap sebagai sesuatu pekerjaan yang lazim. Masyarakat menilai bahwa bekerja di industri, BUMN, sebagai pegawai negeri akan menghasilkan pendapatan yang lebih nyata. Jika demikian, maka rata-rata jam kerja yang sering diterapkan adalah 5-8 jam/hari. Kita harus mengubah pola pikir masyarakat terlebih dahulu dan dengan disertai kajian yang lebih konkrit untuk bisa memberlakukan sistem kerja 996 di Indonesia.

Faktor sosial masyarakat dan faktor budaya juga turut mempengaruhi sistem kerja 996 ini. Jika di China sistem ini dianggap efektif karena memfasilitasi passionate dan jiwa muda yang menggebu-gebu mengenai masalah finansial, namun di Indonesia ini bisa saja dinilai berlebihan atau excessive karena justru sifat atau karakter ambisius kebanyakan tidak disukai di kalangan para pekerja. Selain itu, sistem kerja 996 ini kurang cocok dipakai di Indonesia karena masyarakat kita menjunjung tinggi jiwa sosial dan kekeluargaan. Dengan bekerja 72 jam dalam 6 hari, tentunya waktu untuk keluarga dan bersosialisasi terkorbankan yang akhirnya mendukung seseorang untuk hidup individualis.

Menurut saya sistem kerja 996 dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bekerja dalam durasi panjang mungkin menguntungkan secara ekonomi, jika karyawan atau pegawai tersebut diberikan bonus atau upah yang lebih atas kerja keras mereka. Tapi, menurut ahli, itu dapat mempengaruhi kesehatan mental, fisik, emosional, dan psikologis karyawan. Menurut Kamna Chhibber, Head (Kesehatan Mental), Departemen Kesehatan Mental dan Perilaku Ilmu pengetahuan di Fortis Healthcare di India, mengatakan bahwa ā€œOrang yang bekerja berjam-jam diketahui memiliki tingkat stres yang tinggi, keseimbangan kehidupan kerja yang buruk, kemungkinan kelelahan, perasaan tidak mampu dan kurangnya interaksiā€. Karena dampak dari kelelahan akibat terus bekerja seharian akan mempengaruhi konsentrasi dan kinerja seseorang, serta dapat meningkatkan resiko sejumlah penyakit, seperti penyakit jantung koroner atau terkena stroke.