Siapakah perampok itu sebenarnya ?

Aku ada janji makan malam dengan pacarku. Namun setelah aku sudah mempersiapkan hidangan di atas meja makan, tiba-tiba teleponku berdering.

“Maaf ya Sayang, aku tak bisa datang. Ada janji dengan klien malam ini. Maaf ya.”

Dengan mengamuk, aku membanting telepon itu ke lantai dan mulai makan malam sendirian dengan kesal.

Tiba-tiba lampu di rumahnya padam.

Aku menjerit ketika aku merasakan ada seseorang yang mencengkeram pundakku. Rampok! Ada rampok masuk ke rumahku! Aku segera mengayunkan garpu ke arah belakangku untuk membela diri. Aku mendengar suara tubuhnya jatuh ke lantai dan segera bangkit dari kursiku. Aku langsung berlari keluar rumah (untung saja aku hapal letak perabotan dan pintu depan rumahku). Setibanya di luar aku langsung memanggil polisi dan beberapa saat kemudian mereka datang.

Aku tak berani masuk karena masih ketakutan dan membiarkan para polisi sendiri yang mengeceknya ke dalam.

“Wah Nona, anda berani sendiri. Anda sudah berhasil meringkus perampok itu sendirian. Kami menemukannya sudah tewas di ruang makan dengan garpu menancap di lehernya. Ia pasti mati kehabisan darah.”

“Syukurlah. Apa ada barang-barang saya yang coba diambilnya, Pak?” tanyaku.

“Kami menemukan barang berharga ini di saku perampok itu.”

Namun aku hanya kebingungan karena barang itu bukan milkku. Pasti perampok itu sudah beraksi di tempat lain sebelum masuk ke rumahku. Untunglah aku sudah membunuhnya!

Wahh kasian sekali perampok itu :frowning: Sebenarnya perampok itu merupakan pacarnya yang ingin datang untuk melamarnya. Namun sepertinya nasib malang malah mendatanginya :frowning: