Bagi saya, panglima perang terhebat adalah Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih. Beliau adalah seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu’ setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).
Kekaguman saya bertambah setelah membaca salah satu buku berjudul Al-Fatih 1453 karya Felix Siauw yang menceritakan kisah hidup Muhammad Al-Fatih dalam prosesnya merebut kota Konstantinopel dari kerajaan Eropa Timur yang sekarang merupakan ibu kota Turki yaitu Istanbul. Di dalam buku tersebut hal yang paling menarik bagi saya dari seorang Muhammad Al-Fatih adalah kerendahan hatinya untuk terus berserah diri kepada Tuhannya dan kecerdasan strateginya dalam menghancurkan pertahanan kota Konstantinopel yang pada zaman itu merupakan pertahanan terbaik di dunia. Di tambah lagi dengan inovasi dalam menciptakan meriam raksasa yang pada zaman itu masih sangat mustahil untuk diwujudkan.
Menurut saya, salah satu panglima perang terhebat yang berasal dari kaum muslimin adalah Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi atau lebih dikenal dengan sebutan Salahuddin Al Ayyubi, beliau sukses menaklukan Jerusalem dari kekuasaan Guy The Lusignan yang saat itu sebagai raja dari Jerusalem.
Beliau adalah pejuang Muslim kurdi yang Lahir di Tikrit (saat ini daerah Irak Utara). Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud.
Salah satu peperangan paling terkenal dalam sejarah adalah ketika beliau menaklukan kerajaan Jerusalem. Dalam menumbuhkan wilayah kekuasaannya Shalahuddin selalu berhasil mengalahkan serbuan para Crusader dari Eropa, terkecuali satu hal yang tercatat adalah Shalahuddin sempat mundur dari peperangan Battle of Montgisard melawan Kingdom of Jerusalem (kerajaan singkat di Jerusalem selama Perang Salib).
Namun mundurnya Sholahuddin tersebut mengakibatkan Raynald of Châtillon pimpinan perang dari The Holy Land Jerusalem memrovokasi muslim dengan mengganggu perdagangan dan jalur Laut Merah yang digunakan sebagai jalur jamaah haji ke Makkah dan Madinah. Lebih buruk lagi Raynald mengancam menyerang dua kota suci tersebut, hingga akhirnya Shalahuddin menyerang kembali Kingdom of Jerusalem di tahun 1187 pada perang Battle of Hattin, sekaligus mengeksekusi hukuman mati kepada Raynald dan menangkap rajanya, Guy of Lusignan.
