Short Stories : Diam = Emas

image

Saat kita tak memiliki kata-kata yang perlu dibicarakan, diamlah. Cukup mudah untuk mengetahui kapan waktunya berbicara. Namun, mengetahui kapan kita harus diam adalah hal yang jauh berbeda.

Salah satu fungsi bibir adalah untuk dikatupkan. Bagaimana kita bisa memperhatikan dan mendengarkan dengan lidah yang berkata-kata. Diamlah demi kejernihan pandangan kita.

Orang yang mampu diam di tengah keinginan untuk berbicara mampu menemukan kesadaran dirinya. Sekali kita membuka mulut, kita akan temui betapa banyak kalimat-kalimat meluncur tanpa disadari.

Mungkin sebagian kecil kata-kata itu tidak kita kehendaki. Seringkali orang tergelincir oleh kerikil kecil, bukan batu besar.

Butiran mutiara indah hanya bisa tercipta bila kerang mutiara mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia membuka lebar-lebar cangkangnya, maka pasir dan kotoran laut akan segera memenuhi mulutnya.

Inilah ibarat, kekuatan kita untuk diam. Kebijakan seringkali tersimpan rapat dalam diam para bijak.

Untuk itu kita perlu berusaha membukanya sekuat tenaga. Bukankah pepatah mengatakan: “Diam adalah emas“.

Sumber

Perlunya diam dalam menghadapi berbagai persoalan merupakan salah satu kunci agar kita mampu menghindari perdebatan atau perselisihan. Diam yang dimaksud bukanlah diam tanpa tindakan. Diam yang dimaksud adalah sebagai ‘jeda’ untuk kita rehat sejenak dari memikirkan masalah yang ada, kemudian memikirkan cara selanjutnya untuk menghadapi masalah tersebut.Tenang dalam diam adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. Terkadang kamu tidak perlu menjadi seseorang yang terlalu aktif ketika ada masalah. Cukup diam, dan pikirkanlah hal yang positif masalah itu datang menghampiri. Dalam diam, kamu bisa merenungkan apa yang menjadi kendalamu dalam menghadapi ujian hidup ini. Diam bukan berarti kalah atau menyerah. Terkadang diam digunakan sebagai salah satu cara untuk memenangkan pertandingan.