Setujukah kamu dengan statement "tidak masalah mulut kotor asal hati baik"?

Saya juga kurang setuju jika ada yang beranggapan bahwa suka berkata kasar otomatis hatinya tidak baik, tetapi saya juga tidak bisa membenarkan anggapan “tidak masalah mulut kotor asal hati baik”. Kalau bisa keduanya dijadikan baik, kenapa mesti milih satu?

Benar, orang yang kerap bicara kasar belum tentu hatinya buruk. Namun, bukankah lebih mudah meyakini bahwa orang yang sungguh-sungguh berhati baik akan berbicara dengan baik juga? Jika hati benar-benar baik, tutur dan tindak pun otomatis akan baik, santun.

Jadi, berhentilah menormalisasi sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dianggap wajar. Kebiasaan menganggap wajar sesuatu yang buruk—meskipun memang sudah banyak kejadiannya—hanya akan menambah rusak moral bangsa.

Saya termasuk orang yang dulunya sangat anti mendengar kata kotor, anggapan saya orang yang mudah memaki berarti bukan orang baik bahkan tidak layak didekati. Tetapi anggapan itu sekarang perlahan-lahan mulai luntur, mungkin pengaruh normalisasi tersebut. Kata-kata kotor sekarang lebih mudah di dengar, bahkan anak-anak kecilpun kerap kali mengucapkannya.

Tetapi saya tetap tidak membenarkan perilaku tersebut. Ada beberapa hal yang harus digarisbawahi, pertama kata-kata kasar bisa diucapkan bukan dengan tujuan mengutuk seseorang atau digunakan saat kita mencaci orang lain dalam keadaan marah. Kata kotor yang dapat saya maklumi adalah kata yang digunakan sebagai candaan sesama teman dan tidak ada ketersinggungan diantara keduanya. Orang yang berkata kotor juga harus bisa menempatkan diri dengan lawan bicara.

Sebagai bangsa yang berbudaya dan menjaga etika, saya rasa kata kotor tidak seharusnya diucapkan kepada mereka yang berusia lebih tua (orang tua) apapun keadaannya. Sekalipun kita benar-benar emosi dibuatnya, sebisa mungkin tidak mengatakan hal-hal yang buruk.

Juga sebaliknya orang yang lebih tua juga tidak boleh semena-mena mengatakan hal-hal kotor kepada anak-anak karena emosi. Kembali pada poin diatas bahwa kata-kata kotor sebaiknya hanya digunakan untuk bahasa tongkrongan saja dengan teman-teman sepermainan.

Izin berpendapat ya kak.
Saya tidak setuju dengan statement ini karena perkataan yang kotor/buruk dapat menyakiti perasaan orang lain, tentunya bagi orang yang dapat menerimanya sebagai bercandaan biasa mungkin tidak masalah. Tetapi, bagi orang yang tidak dapat menerimanya pasti akan sakit hati.

Saya setuju dengan tanggapan2 diatas bahwa pada saat ini apa yang keluar dari mulut sesorang belum tentu menggambarkan perasaan orang itu yang sesungguhnya, bisa saja sebaliknya. Seseorang yang sering mengeluarkan kata2 kotor tapi hatinya baik atau seseorang yang selalu berkata baik tapi hatinya kotor. Namun, kita harus tetap menjaga lisan kita. Tentunya dimulai dari diri kita sendiri.

1 Like

Halo, izin berpendapat.
Memang, sebagai manusia kita tidak bisa mengatur cara orang lain berbicara sehingga menurut saya kita harus lebih fokus kepada tutur kata diri sendiri. Berbicara lah menggunakan bahasa yang baik ketika sedang berbicara, dengan begitu orang lain akan melihat kita sebagai pribadi yang baik.

Namun menurut saya kita tidak bisa menggeneralisasi pribadi seseorang dari cara orang berbicara. Memang ucapan seseorang adalah cerminan dirinya, tapi tidak semua ucapannya menggambarkan pribadinya secara keseluruhan. Saya percaya bahwa setiap orang pernah berkata buruk karena setiap orang pernah melakukan kesalahan.

Jadi menurut saya tutur kata seseorang tidak dapat digeneralisasi pribadinya. Berbicara dengan baik memang penting untuk saling berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Untuk dapat melihat pribadi seseorang secara keseluruhan dapat dilihat dari perilakunya, bukan hanya dari ucapannya.

Nope. Perkataan kotor tapi hati baik? Manusia terlahir suci dan bersih. Berbuat baik sudah menjadi keharusan. Dan perkataan kotor biasanya terjadi karena pergaulan. Lingkungan yang biasa menyebut kata kotor akan membuat kita terbawa arus, untuk itu penting memilih circle pergaulan.

aku izin berpendapat ya kak, aku kurang setuju mengenai statement "nggak masalah mulutnya kotor asal hatinya baik” karena first impresion seseorang selain dilihat dari penampilan ia akan diliaht dari caranya bertutur kata. mungkin iya penggunaan kata kotornya hanya di lakukan kepada teman terdekatnya, tapi tidak ada yang tau kan ketika ia sedang ngobrol dengan temannya menggunakan kata kata yang kotor mungkin saja ada orang lain yang mendengar. maka penilaian orang lain terhadap dirinya ya buruk. dan dengan kita menggunakan kata-kata kotor/ buruk lambat laun akan menutup value diri kita yang sebenarnya baik.

statement “tidak masalah mulut kotor asal hati baik” menurut ku ini ga bisa dibenarkan, karena apa yang keluar dari mulut itu berasal dari hati. jadi menurut aku statement ini keluar hanya sebagai pembelaan terhadap diri sendiri.

Gak bisa gitu dong. Tingkah laku dan tutur kata seseorang itu kan yang mencerminkan kepribadiannya. Kalau tutur katanya buruk, otomatis kepribadiannya juga buruk. Kepribadian buruk tapi hati baik? Jelas gak mungkin, mana mungkin kepribadian tidak selaras dengan hati

Saya tidak terlalu setuju dengan statement tersebut karena dari ucapan buruk yang keluar dari mulut seseorang bisa saja menyakiti hati orang lain. Jadi menurut saya orang yang berhati baik haruslah bisa menjaga lisannya juga.

1 Like