Setujukah Kalian Jika Siswi SMA menggunakan Make Up ke Sekolah?

Setelah lama bersekolah secara daring, saat ini mulai di selenggarakan program tatap muka untuk para murid sekolah. Karena bersekolah di rumah sebelumnya, banyak murid yang mulai merawat kulit dan wajah mereka sehingga lebih terlihat fresh dan mempesona. Atau istilahnya sekarang wajah mereka telah glow up. Karena adanya kebiasaan dalam merawat ini, banyak murid yang meskipun sudah melaksanakan pembelajaran di sekolah, mereka menggunakan Make up tipis seperti dengan bedak tabur, lip balm, atau sedikit foundation.

Dulu,waktu Saya bersekolah kebanyakan sekolah dan guru melarang murid yaitu siswi perempuan untuk berdandan. Tapi, Saya rasa peraturan ini juga masih ada sampai sekarang. Setujukah kalian jika siswi SMA saat ini menggunakan make up ke sekolah?

Sangat tidak setuju. Sebab sekolah tempatnya untuk menimbah ilmu pengetahuan, bukan untuk berdandan. Berbeda dengan SMK dengan menawarkan pembelajan dengan memfokuskan studi kejuruan dibagian tata rias. Dalam hal ini sering sekali kita mendapati bahkan melihat secara langsung, anak-anak SMA yang memakai make-up ke sekolah. Pubertas bagi anak-anak agar dapat diakui dan dapat menjadi pusat perhatian adalah hal ynag wajar. Tetapi dibarengi dengan, pola pikir dalam bertindak dan bersikap serta menempatkan pantas atau tidak memakai make-up ke sekolah. Diman kita tahu bahwa sekolah adalah ajang untuk berlomba-lomba mengukir prestasi bukan untuk memamerkan tampang.

menurut saya tidak apa-apa, selama make up yang digunakan tidak berlebihan. Karena saat saya SMA dulu juga tetap menggunakan sunscreen, bedak tabur dan menggunakan lipbalm sheer colour (ada sedikit warna pink alaminya).

meskipun demikian, tentu saja saya tidak setuju dengan teman-teman lain yang terkadang menurut saya make upnya berlebihan. Misalnya bedaknya terlalu tebal atau menggunakan cushion/fondation yang berlebihan dan sangat terlihat jelas. Selain itu menggunakan lipstick atau liptint berwarna pink menyala atau merah,

Dilarang memakai make up di sekolah bukan berarti kita tidak boleh sama sekali menggunakan make up. Maksudnya dilarang disini adalah siswi sekolah tidak boleh menggunakan make up yang lebih dan terkesan menor apalagi sampai menggunakan make up yang tebal. Tentu saja hal ini akan mengganggu proses pembelajaran dan juga kurang tepat saja jika menggunakan make up tebal ke sekolah, karena sekolah adalah tempat menuntun ilmu bukan sebagai ajang kontes kecantikan. Namun, jika hanya menggunakan bedak tabur dan juga lip balm itu tidak masalah, karena memang itu merupakan jenis make up untuk sehari-hari yang ringan dan juga membuat wajah terlihat lebih segar.

Jadi saya, tidak masalah jika make up yang digunakan sebatas itu dan jangan lupa untuk menggunakan sunscreen untuk melindungi wajah dari sengatan sinar uv yang dapat merusak kulit. Selain itu juga tidak perlu menggunakan lip balm yang memiliki warna terlalu mencolok dan menarik perhatian. Sudah pasti nanti akan mendapat teguran dari guru.

Menurut saya, pemakaian make up di kalangan remaja belum terlalu diperlukan, karena kulit remaja masih memerlukan adaptasi. Walaupun sudah banyak produk make up untuk remaja, memakainya di sekolah saya rasa bukanlah keputusan yang tepat. Membawa make up ke sekolah juga akan membuat fokus siswi teralihkan ke penampilannya daripada materi pembelajaran yang seharusnya mereka dapatkan. Mungkin tidak masalah jika memakai make up untuk menahan kulit agar tidak berminyak atau melembabkan bibir agar tidak kering. Namun, pemakaian make up yang berlebihan seperti blush on, foundation, atau mascara menurut saya tidak perlu dan jika tidak menggunakannya pun tidak akan mempengaruhi juga terhadap belajar.

Setuju dengan pendapat kakak, menurut saya tidak masalah asal tidak berlebihan apalagi menggunakan riasan yang tebal dengan gincu warna merah. Biasanya adek-adek SMA memilih menggunakan liptint, tetapi yang berwarna merah juga, yang menurut saya hasilnya cukup mencolok. Lagi pula sebenarnya penggunaan make up ke sekolah agar wajah tidak terlihat kucel, dan saya menyadari di usia-usia remaja adalah usai di mana mereka mencari jati dirinya. Di usia-usia segitu juga mulai menyadari betapa pentingnya skincare, make up, dll. Jadi menurut saya tidak ada salahnya, asal tidak berlebihan.

Menurut saya tidak masalah jika tidak berlebihan dan tidak menjadi penyakit atau mengganggu kesehatan mereka. Bahkan jika menggunakan make up merupakan passionnya dia, saya rasa itu malah menjadi hal yang baik. Menurut saya sekolah yang benar-benar baku itu sudah tidak benar-benar diperlukan.

Pertama bisa meningkatkan kepercayaan diri seseorang, sehingga diharapkan dapat lebih menonjol di sekolah dan tidak malu-malu. Sama seperti menggunakan pakaian branded yang dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang.

Kedua diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas seseorang lewat make up. Saat ini banyak konten kreator yang melibatkan make up seperti konten cosplay (menirukan karakter-karakter favorit orang-orang), kemudian konten-konten beauty tutorial, konten make up transformasi menjadi orang lain, challenge, unik, horor dan masih banyak lagi.

Make up unik dari salah satu pelajar Indonesia

It’s okay, karena aku juga menggunakan bedak, lipcream nude dan membawa facial wash ke sekolah. Untuk SMK jurusan Perhotelan dan Akuntansi ada '‘beauty class’ dimana pelajar wajib mempunyai dan tau penggunaan dari berbagai macam produk wajah.

Pertanyaan ini berkaitan dengan preferensi dan norma budaya yang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin setuju bahwa siswi SMA boleh menggunakan make-up ke sekolah, sementara yang lain mungkin berpendapat sebaliknya. Hal ini melibatkan faktor-faktor seperti kebijakan sekolah, pandangan masyarakat, dan kebebasan individual. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, namun beberapa argumen dapat dipertimbangkan.

Pertama-tama, make-up bisa dianggap sebagai bentuk ekspresi diri dan kreativitas. Penggunaan make-up dapat menjadi cara bagi siswi SMA untuk mengekspresikan gaya pribadi mereka dan merasa percaya diri. Ini dapat membangun rasa identitas dan membantu mereka mengeksplorasi dunia kecantikan.

Di sisi lain, ada argumen bahwa lingkungan sekolah seharusnya lebih fokus pada pendidikan dan bukan penampilan fisik. Terlalu banyak penekanan pada penampilan mungkin dapat mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih penting, seperti belajar dan pengembangan intelektual.

Selain itu, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa penggunaan make-up pada remaja dapat menciptakan tekanan sosial yang tidak sehat atau standar kecantikan yang tidak realistis. Hal ini bisa memengaruhi persepsi diri dan mengarah pada masalah body image.

Di beberapa sekolah, ada kebijakan tertentu terkait penampilan siswa. Beberapa sekolah mungkin mengizinkan penggunaan make-up dengan batasan tertentu, sementara yang lain mungkin melarangnya sepenuhnya. Penting untuk mempertimbangkan kebijakan sekolah dan membahas apakah ada kebijakan yang adil dan mendukung bagi semua siswa.

Namun, di sisi lain, melarang penggunaan make-up juga dapat dianggap sebagai pembatasan kebebasan individu dan penghakiman terhadap penampilan fisik. Ini bisa menciptakan perasaan ketidakadilan dan ketidaksetaraan di antara siswa.

Kesimpulannya, apakah siswi SMA boleh menggunakan make-up ke sekolah adalah masalah kompleks yang melibatkan nilai-nilai budaya, norma sosial, dan kebebasan individu. Penting untuk mendengarkan berbagai pandangan dan mencari keseimbangan yang memungkinkan siswa merasa nyaman dan mendukung lingkungan belajar yang produktif.