Serat sisal sebagai filler komposit

Sisal adalah tanaman yang berasal dari Amerika Utara dan Selatan, namun sisal juga dapat tumbuh dengan baik di Afrika, Hindia barat hingga Timur jauh. Tanaman sisal dapat menghasilkan 200-250 daun, dimana masing-masing daun terdiri dari 100-1200 bundel serat yang mengandung 4% serat 0,75% kutikula 8% material kering, dan 87,25% air (Murhejee dan Satyanarayana, 1984).

Serat sisal biasanya digunakan sebagai tali, benang, karpet dan kerajinan karena kekuatannya yang baik, tahan lama, strech, dan afinitas terhadap zat warna yang baik. Akhir-akhir ini, pemanfaatan serat alam sebagai filler komposit telah diaplikasikan secara komersial diberbagai bidang seperti bidang otomotif dan kontruksi. Mudah didapatkan dengan harga yang murah, mudah diproses, densitasnya rendah, ramah lingkungan dan dapat diuraikan secara biologi menjadikan serat ini populer di bidang industry komposit.

gambar

Serat sial merupakan penguat polimer yang efektif. Sifat mekanis dan sifat fisis serat sisal tidak hanya dipengaruhi oleh asal, komposisi dan usia tanaman saja, namun juga tergantung pada kondisi percobaan seperti diameter serat, panjang alat ukur, kecepatan dan suhu pengujian.

Serat sisal sebagai komposit potensial digunakan untuk bahan bangunan, kendaraan, rel kereta api, geotekstil, hingga kemasan. Sebagai bahan bangunan, sisal sering digunakan sebagai komposit substitusi kayu, kusen, pintu, atap hingga pada bangunan tahan gempa.

Sumber :

Kusumastuti, A 2009, Aplikasi Serat Sisal Sebagai Komposit Polimer, Jurnal Komperensi Teknik , Vol.1, No.1, Hal: 27-31

Murherjee P.S., Satyanarayana K.G, 1984, Structure and properties of some vegetable fibres, part I Sisal fibre, Journal of Materials Science , No. 19. pp.3925-3934.