Seperti Apakah Biografi Dawam Rahardjo?

Dawam  Rahardjo
Muhammad Dawam Rahardjo terkenal sebagai ekonom dan tokoh agama. Ia telah banyak menulis buku-buku baik tentang ekonomi maupun tentang agama islam. Dawam pernah menjadi ketua dari ICMI se-Indonesia, pemimpin Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur’an, dan ketua yayasan ELSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat). Seperti Apakah Biografi Dawam Rahardjo ?

Biografi Muhammad Dawam Rahardjo

Dawam Rahardjo memiliki nama lengkap Muhammad Dawam Rahardjo. Ia lahir di Kampung Baluwati, Solo, 20 April 1942. Memiliki ayah bernama Zudhi Rahardjo yang berasal dari Desa Tempursari yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren “Jamsaren”, Solo. Zudhi mengenyam pendidikan di Madrasah Mamba’ul Ulum sambil belajar di Pesantren Jamsaren (Rahardjo dalam Rahmanto, 2010: 41).

Juga memiliki kakak bernama Ngali Rahardjo, dikenal sebagai seorang petani tembakau yang tergolong kaya di desa itu. Di desa itu terdapat pembagian antara “orang ndalem”dan “orang luar”. Ngali Rahardjo sendiri tergolong orang luar karena ia tertarik pemikiran-pemikiran modern seperti Muhammadiyah dan perguruan alIslam yang dipelopori oleh K.H. Imam al-Gazali. Mungkin dari latarbelakang ini, orientasi keluarga besar Dawam adalah Masyumi yang dianggap sebagai representasi Islam modern (Rahmanto, 2010: 41).

Setelah lulus, Zuhdi Rahardjo menikah dengan gadis Baluwati yang bernama Muthmainnah. Muthmainnah menjadi guru pada Sekolah Rakyat di Ambarawa. Muthmainna menjadi kebanggaan kakek dan neneknya bangga dengan ibunya hanya karena Muthmainnah adalah seorang putri solo. Sehinnga kakek nenenknya berpesan kepada Dawam Rahardjo agar tidak sekali-kali berkata kasar kepada Ibunya. Zudhi Rahardjo menjadi guru Muhammadiyah dan ikut kakaknya, Haji Asad, seorang bendahara perguruan Al-Islam dan dikenal sebagai juragan batik yang sukses. Peran Muthmainnah amat penting dalam mendukung aktivitas Haji Asad di Al-Islam.

Jalan hidup Zudhi Rahardjo pun berubah saat ia mendapat ilham membuat alat pengikal benang. Profesi sebagai seorang guru Muhammadiyah ia tinggalkan dan menjadi pengusaha yang berhasil. Kerajinan pengikal benangnya memberikan manfaat untuk sekitar yaitu bisa diwariskan kepada kakaknya dan diikuti oleh warga Dusun Tempursari, sehingga Desa itu dikenal sebagai sentra industri pengikal benang. Zudhi Rahardjo sendiri menjadi pengusaha batik dan tenun dan bersama-sama dengan saudaranya menjadi pendukung dana Perguruan Al-Islam. Ayahnya memiliki cita-cita agar anak sulungnya, Dawam dapat meneruskan usahanya, sehingga Dawam selalu dilibatkan dalam merintis usaha tersebut. Ia harus membantu ayahnya menyusun pembukuan, mencatat pekerjaan, mengirim dan memasarkan produksi batiknya ke pasarpasar bahkan sampai keluar kota. Hal inilah yang dikehendaki oleh sang ayah pada anaknya. Karena itu Dawam dididiknya sebagai seorang pengusaha, namun diakui Dawam, bahwa yang lebih penting dari aktivitas perdagangan itu adalah gejala ekonominya bukan dari hasil ekonominya. Sehingga mungkin dari “bakat kecil” ini pula, saat dewasa kelak Dawam tumbuh sebagai pemuda yang senang terhadap ilmu ekonomi, terutama ekonomi pembangunan. Dikemudian hari, Dawam dikenal sebagai seorang ahli ekonomi dan diangkat menjadi guru besar ekonomi pembangunan di Universitas Muhammadiyah Malang (Rahmanto, 2010: 43).

Sejak kecil, Dawam gemar membaca buku. Ayahnya juga tidak pernah menolak memberi uang banyak untuk membeli buku. Dari sini, minat membaca Dawam mulai tumbuh. Dimulai dari kegemaran mendengarkan dongeng, terutama dongeng dari tantenya, Ba’diyah, yang gemar bertutur tentang hikayat Amir Hamzah. Biasanya hal itu dilakukan setelah belajar membaca Al-Qur’an. Setelah usianya menjelang dewasa, Dawam suka mendengar dongeng dari kakak angkatnya sendiri, Widodo, tentang Falsh Gordon. Ia mulai membeli komik seperti ”Tarzan”, tukang sulap Mandrake yang disajikan oleh Harian Abadi (dokumentasi Unisma 1945 Bekasi, 1999: 43).

Karya- Karya Dawam Rahardjo

Menjadi cendekiawan muslim serta intelektual yang sangat cemerlang dan komprehensif menjadikannya mampu baik secara formal sebagai seorang akademisi ekonomi, maupun dalam pengetahuan dan karya-karya ilmiahnya yang tidak terbatas pada satu disiplin ilmu saja, melainkan beberapa disiplin ilmu dimulai dari bidang ekonomi, sosial, politik, filsafat, dan agama. Majalah, surat kabar, jurnal (dalam dan luar negeri), serta dalam bentuk buku maupun editorial menjadi sarana dalam menuangkan buah pikirannya. Sumbangan gagasan dan pemikiran Dawam Rahardjo yang paling berharga adalah sumbangan pemikiran dalam ekonomi Islam. Adapun beberapa karyakarya Muhammad Dawam Rahardjo secara komprehensif sebagai berikut : Pertama, di bidang ekonomi diantara karyanya sebagai berikut :

  • “Etika Manejemen dan Ekonomi”. (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1989).
  • “Esai-esai Ekonomi politik”. (Jakarta : LP3ES, 1983).
  • “Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja”. (Jakarta : UI Press, 1985).
  • “Bank Indonesia Dalam Kilasan Sejarah Bangsa”. (Jakarta : LP3ES, 1995).
  • “Pragmatisme dan Utopia, Corak Nasionalisme Ekonomi Indonesia”. (Jakarta : LP3ES, 1992).
  • “Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi”. (Kontributor, Jakarta : UIP, 1985).
  • “Ekonomi Pancasila : Jalan Lurus Menuju Masyarakat Adil dan Makmur”. “Kapitalisme; Dulu dan Sekarang”. (Jakarta : LP3ES, 1987).
  • “Perekonomian Indonesia :Pertumbuhan dan Krisis”. (Jakarta : LP3ES).
  • “Habibi Economics :Telaa Pemikiran Pembangunan Ekonomi”. (Jakarta : 1995).

Kedua, di bidang keagamaan diantara karyanya sebagai berikut :

  • “Paradigma Al-Qur’an : Metodologi Tafsir dan Kritik Sosial”. (Jakarta : PSAP, 2005).
  • “Ensiklopedia Tafsir al-Qur’an ; Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci”. (Jakarta : Paramadina, 2002).
  • “Islam dan Transformasi Sosial-Budaya”. (Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf, 2002).
  • “Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi”. (Jakarta : LSAF, 1999).
  • “The Question of Islamic Banking in Indonesia” dalam “Islamic Banking in Sountheast Asia”. (Singapura : ISEAS, 1992).
  • “Pendekatan Ilmiah Terhadap Fenomena Keagamaan”dalam “Metodologi Penelitian Agama : Sebuah Pengantar”. (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1989).
  • “Perspektif Deklarasi Makkah : Menuju Ekonomi Islam”. (Bandung : Mizan, 1987).
  • “Refleksi Sosiologi al-Qur’an” dalam “Perspektif Islam Dalam Pembangunan Bangsa”. (Yogyakarta : PLP2M, 1985).
  • “Insan Kamil : Konsepsi Manusia Menurut Islam”. (Jakarta : Grafiti Press, 1985).
  • “Pergulatan Dunia Pesantren : Membangun Dari Bawah”. (Jakarta : P3M, 1985).

Ketiga, di bidang sosial-politik diantara karyanya sebagai berikut :

  • “Masyarakat Madani : Agama, Kelas Menengah dan Perubahan Sosial”. (Jakarta : LSAF-LP3ES, 1999).
  • “Orde Baru Orde Transisi : Wacana Kritis Atas Penyalahgunaan Kekuasaan dan Krisis Ekonomi”. (Yogyakarta : UII Pres, 1999).
  • “Tantangan Indonesia Sebagai Bangsa : Esai-Esai Kritis Tentang Ekonomi, Sosial, dan Politik”. (Yogyakarta : UII Press, 1999).
  • “Relegion, Society, and State” dalam “ Religion and Contemporary Development”. (1994).
  • “Intelektual Intelegensi, dan Prilaku Politik Bangsa : Risalah Cendekiawan Muslim”. (Bandung : Mizan, 1993).

Sumber:

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7953/6.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y