Seperti apa alur dan langkah dalam berpikir sistemik?

Sistem, adalah: “Suatu tatanan yang terdiri atas berbagai unsur, di mana antara unsur yang satu dan yang lainnya sangat erat kaitannya sehingga bilamana salah satu unsur tersebut tidak berfungsi maka tatanan tersebut akan tidak berfungsi pula”.

Berikut ini diuraikan contoh-contoh sistem.

  • Salah satu contoh dari sistem adalah sebuah mesin mobil….kalau salah satu sub sistemnya tidak berfungsi, misalnya sub sistem pengapian maka mesin mobil tersebut tidak akan bisa hidup/berfungsi pula.

  • Sistem peredaran darah manusia. Kalau salah satu pembuluh darahnya ada yang tersumbat, seluruh sistem perdaran darah termasuk jantung akan tergangu pula.

  • Sederhana ekosistem yang terdiri atas berbagai elemen, seperti air, udara, tumbuhan, dan hewan, semuanya merupakan satu-kesatuan. Mereka bekerja sama untuk terus hidup atau sebaliknya, jika tidak mereka akan mati.

  • Onderdil-onderdil sepeda: roda sepeda, setir sepeda, sadel sepeda, kerangka sepeda tidak akan berarti apa-apa jika hanya terpisah. Sementara apabila membentuk satu-kesatuan, jadilah sepeda yang dapat bermanfaat.

  • Dalam organisasi, sistem terdiri atas struktur, orang, dan proses yang bekerja sama untuk membuat organisasi sehat atau sebaliknya tidak sehat, bahkan mati.

Ilmu pengetahuan modern telah mencapai kemajuannya dengan memecah- mecah sistem menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mempelajari secara mendalam masing-masing bagian itu. Pendekatan ini tidak berlaku untuk sistem. Sebuah sistem adalah lebih daripada bila seluruh komponennya dijumlahkan dan sistem akan bekerja bila seluruh komponennya terletak dan terhubung pada tempatnya.

Seperti apa alur dan langkah dari berpikir sistemik?

Berpikir sistemik dilakukan dengan cara mengombinasikan antara analisis dan sintesis . Kita harus memahami dan akhirnya memadukan dua kemampuan dasar. Analisis adalah alat untuk memahami elemen-elemen suatu permasalahan. Misalnya: mengapa terjadi banjir dan longsor di suatu daerah? Maka, kita perlu meneliti:

  • saluran air,
  • kondisi tanah,
  • aliran sungai,
  • kondisi gunung atau hutan di hulu, dan
  • curah hujan yang terjadi.

Setelah itu, kita melakukan sintesis, yakni proses untuk memahami bagaimana elemen-elemen itu berfungsi secara bersama-sama. Di sini kita dituntut memahami elemen-elemen tersebut secara mendasar sebelum memadukannya. Kita bisa melihat hubungan yang jelas antara curah hujan yang tinggi dan kondisi hutan atau gunung yang gundul, lalu menyebabkan aliran sungai yang sangat deras dan akhirnya menyembur ke daerah tertentu. Kondisi semakin parah apabila saluran air di daerah sangat buruk sehingga tak bisa menampung aliran air yang melimpah (banjir) dan kondisi tanah yang rawan hingga menyebabkan longsor.

Dalam interaksi antar elemen tersebut, kita memahami bahwa segala hal merupakan bagian dari suatu sistem, dengan kata lain segala hal berinteraksi satu sama lain. Tak ada suatu perkara di atas muka bumi ini yang berdiri sendiri sebab semuanya saling terkait. Memahami proses interaksi ini sulit karena selain banyak ragamnya, juga terkadang tidak tampak kasat mata dan satu sama lain saling memengaruhi sehingga tak jelas faktor mana yang lebih dulu muncul.

Kita perlu pola dari interaksi antar elemen dalam suatu sistem. Untuk memahami bekerjanya suatu sistem akan lebih mudah pada tingkat pola, bukan pada detailnya. Jika kita ingin memahami hutan, kita pandang secara keseluruhan, bukan mengamati pohonnya satu per satu. Berpikir serba-sistem adalah cara agar kita menemukan pola secara sadar dan proaktif.

Dalam satu persoalan yang kompleks, kita membutuhkan cara berpikir sistemik yang berbeda dengan cara konvensional. Ada dua langkah dalam menerapkan berpikir sistemik yaitu:

  • kita mendaftar dan menemukan elemen-elemen permasalahan yang ada, dan
  • menemukan tema atau pola umumnya.

Hal ini berbeda jauh dengan mereka yang menerapkan berpikir non sistemik sebab mereka mungkin menemukan dan mendaftar sejumlah elemen permasalahan, tetapi kemudian memilih elemen tertentu untuk menjadi fokus perhatian. Dalam hal itu, mereka mengabaikan elemen lain yang dipandang tak berpengaruh, padahal mungkin saja justru paling menentukan pola yang berkembang di dalam sistem.