Self diagnosis, berbahayakah?

The-Powers-and-Dangers-of-Self-Diagnosis-1440x810

Seringkali saat sedang menjelajah di media sosial ditemui beberapa influencer maupun seseorang yang membagikan cerita tentang dirinya sendiri menderita suatu penyakit baik itu penyakit fisik maupun mental. Tak jarang juga beberapa dari mereka merasa memiliki penyakit tersebut dari hasil diagnosis pribadi berdasarkan research di google maupun youtube. Namun terkadang hal tersebut dapat membantu memahami diri sendiri dan menambah motivasi agar mendatangi ahli yang lebih profesional untuk mendapatkan pertolongan.

Menurut Youdict, apakah self diagnosis dapat membahayakan diri sendiri? Bahkan bisakah hal itu juga membahayakan orang lain?

menurutku bahaya. karena kita yang mengalami penyakitnya terkadang jadi tersugesti kalo kita memiliki gejala penyakit yang mematikan dari sumber yang kita percayai. dengan zaman yang semakin berkembang, sangat banyak platfrom yang menyediakan konsutlasi online dan terkadang itu disediakan secara gratis. jadi lebih aman dan terpercaya, bahkan dokternya juga bisa memberikan resep secara online dengan begitu mengurangi interkasi kita secaa langsung di masa pandemi sekarang ini.
bisa membahayakan orang lain karena tidak memberikan informasi yang akurat. kita bukan ahli dalam kesehatan, dan tidak bisa memberikan diagnosis atas suatu gejala. seorang dokter memerlukan waktu yang lama untuk menjadi seorang profesional dalam mengenal gejala suatu penyakit dan mengobatinya. kita yang hanya bermodalkan membaca tdak bisa memberikan suatu diganosis terhadap suatu gejala baik itu gejala yang umum.
boleh untuk kita melihat hal-hal tersebut dari platfrom-platfrom terpercaya, namun tidak unutk dipercaya sepenuhnya. karena ada beberapa penyakit yang memiliki gejala awal yang sama. jika kita mempercayai sepenuhnya self diagnosis bisa jadi kita salah memilih pengobatan. maka dari itu , berikanlah sesuatu itu kepada ahlinya.

1 Like

Self-diagnosis jelas berbahaya. Hal ini dapat membuat diri kita menjadi wrongful treatment. Ketika diri kita menyimpulkan sendiri keluhan atau penyakit yang dirasakan tanpa adanya analisis secara medis, maka diri kita dapat diberikan treatment yang salah sehingga keluhan atau penyakit yang ada tidak teratasi.

Self-diagonosis biasa dilakukan menggunakan search engine yang ada di Internet, padahal hal itu sangat berbahaya. Berdasarkan hasil studi Microsoft, ketika mencari tentang sakit kepala, maka ada kemungkinan muncul tumor otak dan penanganannya. Hal ini jelas berbahaya sehingga kemungkinan terjadi self-diagnosis.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghindari hal-hal tersebut, seperti lakukan konsultasi dengan orang profesional mengenai masalah kesehatan. Jika menggunakan internet, carilah informasi dari sumber-sumber yang terpercaya atau berbagai website konsultasi kesehatan online.

Summary

https://highlandspringsclinic.org/blog/dangers-of-self-diagnoses/

Self diagnosis adalah diagnosis diri sendiri bahwa mengalami gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan atau informasi yang didapat sendiri tanpa adanya pengetahuan langsung dari pihak berwenang seperti psikolog, atau tenaga medis lainnya. oleh karena itu perlu adanya informasi lebih detail gejala yang dialami kepada psikolog atau dokter untuk mendapatkan informasi yang tepat.
jika tidak maka dampak self-diagnosis dapat menyebabkan rasa kekhawatiran yang seharusnya tidak perlu, kemudia juga bisa berujung pada gangguan kecemasan umum atau munculnya masalah kesehatan mental tertentu, jadi lebih baik jika mengalami gejala maka sebaiknya perlu datang kepada pihak yang berwenang seperti pada psikolog, dokter atau lainnya agar mendapatkan informasi yang benar dan jelas.
Sumber :
Makarim, F. R. (2020, Oktober Selasa). Bahaya Self-Diagnosis yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental. Diambil kembali dari halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/bahaya-self-diagnosis-yang-berpengaruh-pada-kesehatan-mental

Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami melalui melalui internet.

Dari hasil pencarian, kamu ternyata mendapati bahwa sakit kepala yang sering muncul bisa mengindikasikan penyakit otak serius, seperti tumor otak. Lalu, kamu merasa khawatir dan stres karena mengira kamu mengidap tumor otak. Padahal, belum tentu kamu memiliki penyakit serius tersebut, namun kamu sudah merasa sangat kekhawatiran.

Bukan tidak mungkin lama-kelamaan kamu bisa mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis . Gangguan kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.

Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian, melainkan juga disertai oleh gangguan mental lainnya.

Misalnya, kamu mungkin diliputi kecemasan dan berasumsi bahwa kamu mengalami gangguan kecemasan. Namun, gangguan kecemasan bisa menutupi gangguan depresi mayor. Sekitar dua pertiga orang yang mengunjungi klinik rawat jalan dengan gangguan kecemasan juga mengalami depresi.

Ketika dua atau lebih sindrom terjadi bersamaan pada orang yang sama, hal ini disebut komorbiditas. Nah, self-diagnosis menyebabkan seseorang melewatkan komorbiditas yang ada. Itulah bahaya self-diagnosis terhadap kesehatan mental.

Jadi, sebaiknya jangan menjadi dokter bagi diri sendiri dengan melakukan self-diagnosis . Bila kamu mengalami gejala kesehatan tertentu, sebaiknya tanyakan pada dokter mengenai penyebab gejala kesehatan yang kamu alami.

Tentu berbahaya. Melihat survei dari Millennial Mindset: The Worried Well pada tahun 2014, 37% responden Gen Y, terkadang melakukan Self-Diagnosis terkait masalah kesehatan mental yang sebenarnya tidak mereka miliki. Kecenderungan untuk menggunakan internet untuk diagnosis dapat menciptakan siklus ‘pencarian dan stress’, dengan 44% dari Gen Y menyatakan bahwa melihat informasi kesehatan online menyebabkan mereka khawatir tentang kesehatan mereka.

Seperti apa bahaya yang didapatkan ketika melakukan diagnosis terhadap diri sendiri?

  1. Tidak dapat membedakan penyakit medis yang menyamar sebagai sindrom kejiwaan.
  2. Diagnosis yang salah.
  3. Gangguan kesehatan yang serius tidak terdeteksi.
  4. Salah minum obat.
  5. Kita mampu melihat dan mengenal diri sendiri, namun kita membutuhkan cermin (dokter/psikolog) untuk melihat diri kita lebih jelas.
  6. Menganggap keadaan diri sendiri sangat buruk. Kenyataannya tidak seburuk itu atau bahkan baik-baik saja.
  7. Menyangkal tentang gejala yang dialami (denial).

Namun, sebenarnya self diagnosis itu bisa juga memberikan pandangan positif. Mengapa?
Ahli psikiatri Universitas Indonesia dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ(K) mengatakan, dampak positif self diagnosis adalah membuat seseorang lebih sadar, karena dengan adanya awareness atau kesadaran seseorang, dia biasanya akan mengetahui apa yang harus ia lakukan dan cenderung akan menghindari hal-hal yang membuatnya merasa “sakit”. Selain itu karena ia memiliki kesadaran, ia akan pergi ke dokter atau psikolog untuk penanganan lebih lanjut.