Sekolah seperti sekarang akan digantikan E-learning dimasa depan

:negative_squared_cross_mark: Not Agree

berdasarkan apa yang telah anda katakan, Jika siswa tidak memiliki keinginan untuk sekolah apakah sekolah akan bertanggung jawab penuh atas hal ini? jawabannya simple, yaitu sekolah hanya mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya, kenapa? karena siswa tersebut tidak memiliki keinginan untuk sekolah, sekolah saja dia tidak niat, bagaimana E-Learning bisa tersampaikan kepada mereka mereka yang tidak ada keinginan untuk sekolah?

selain itu, apakah di sekolah hanya diberi materi saja? tentu tidak. guru juga mempunyai kumpulan soal-soal untuk peserta didiknya. sebelum peserta didik itu menerima soal-soal, alangkah baiknya menerima materi terlebih dahulu. setelah itu, siswa mengerjakan soal-soal tersebut. dari sudut pandang ini, kita dapat menemui perbedaannya, jika mengerjakan soal dikelas apabila ada soal yang belum dipahami, mereka bisa menanyakannya kepada guru secara langsung dan jika masih belum paham, guru tersebut masih bisa menjelaskan agar muridnya bisa mengerti. namun apabila dikerjakan dengan metode E - Learning apabila siswa menemukan kesulitan, siapa yang akan menjadi pencerah mereka? Internet? apakah dari internet mereka langsung paham begitu saja? yang jelas banyak sekali bacaan-bacaan dari internet, namun yang membingungkan ketika membaca beberapa referensi dari internet adalah terlalu banyak sumber sehingga tidak menutup kemungkinan banyak juga cara penyampaian yang susah dipahami oleh siswa sehingga kurang efektif dan efisien dalam hal pembelajaran.

:white_check_mark: Agree

Terimakasih atas pendapatnya :slight_smile:

Dengan cara memperkenalkan E-learning lebih dalam lagi ke masyarakat, maka masyarakat pun akan mengetahui kelebihan-kelebihan apa yang aka mereka dapatkan jika mereka menggunakan E-leraning. Hal ini akan membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan E-learning.

Jika dibandingkan dengan negara Finlandia, sistem pembelajaran di Indonesia sangat jauh berbeda. Dalam konteks ini, Indonesia perlu melakukan perubahan, salah satunya dengan menerapkan E-learning. Kenapa harus menerapkan E-learning? Karena ini membahas tentang sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini yang masih belum terlalu efektif dan produktif untuk siswa. :wink:

“Bagaimana E-Learning bisa tersampaikan kepada mereka mereka yang tidak ada keinginan untuk sekolah?” seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, banyak alasan siswa tidak ingin sekolah salah satunya yaitu bosan dengar cara belajar yang hanya itu-itu saja. Dengan menggunakan E-learning, siswa diharapkan bisa belajar dengan cara yang mereka sukai, tidak seperti belajar dikelas pada umumnya yang hanya mendengarkan pengajar bicara. :slight_smile:

Untuk informasi, di E-learning juga terdapat fitur untuk latihan soal atau bahkan ujian online. Jika siswa merasa kesulitan dan belum memahami materi, seperti yang saya sudah jelaskan sebelumnya, mereka bisa melakukan chating atau live video call dengan guru atau teman-teman mereka. Dan di E-learning juga menyediakan materi-materi dimana materi tersebut memiliki cara yang sangat mudah agar dapat dipahami oleh siswa. Membahas hal ini, jika menggunakan sistem belajar dikelas dan siswa merasa kebingungan, bagaimana jika waktu pembelajaran sudah habis? apakah siswa tersebut bisa melanjutkan pelajaran hingga siswa itu bisa mengerti? Sudah pasti mereka akan menunggu sampai ada jam pelajaran selanjutnya yang membahas tentang materi tersebut. Sangat tidak fleksibel bukan? :wink: Ini lah salah satu kelebihan yang dimiliki E-learning, siswa bisa bertanya dan berdiskusi dimana saja dan kapan saja.

http://www.ldphub.com/general-news/why-elearning-is-better-than-facetoface-learning-219492.aspx

:negative_squared_cross_mark: Not Agree

Menambahkan alasan saya mengapa saya tidak menyetujui E-Learning akan menggantikan sistem Sekolah seperti sekarang ini:

  1. Sangat memerlukan koneksi internet. Walaupun zaman sekarang internet sudah mudah dipasang, wifi sudah ada dimana-mana. Namun apakah itu berarti dimanapun kita berada disitu selalu ada internet? Tentu tidak. Jika kita ingin belajar maka kita perlu Internet (menggunakan E-Learning). Namun apa yang terjadi jika suatu hari kita tidak ada Internet? Apakah kita tidak perlu belajar karena alasan tidak ada sambungan internet? Tentu tidak juga. Maka dari ini minus dari E-Learning ini kita selalu bergantung kepada Internet yang kita tidak selalu terhubung dengan itu. Kita hanya bisa belajar jika ada internet. Apakah itu logis? Apa kita harus selalu menyambungan gadget kita dengan Internet?
  2. Self-motivated is a must. Namun melihat kondisi siswa zaman sekarang ini, apakah mereka sudah bisa memotivasi diri sendiri? Belum. Siswa sekarang ini masih perlu dimotivasi oleh orang yang sudah berpengalaman seperti guru/kakak kelas. E-Learning tidak mampu untuk memotivasi usernya kecuali jika usernya sudah bisa motivasi diri sendiri. Tak banyak siswa yang dapat memotivasi dirinya sendiri karena mereka masih dalam perkembangan menuju dewasa.
  3. Kurangnya berkomunikasi, sudah jelas jika menggunakan E-Learning maka tidak ada kegiatan tatap-muka. Maka dari itu E-Learning hanya dapat membantu dan menilai kegiatan kognitifnya saja. E-Learning tidak dapat mencakup kegiatan Afektif dan Psikomotor. Apakah belajar hanya mengerti suatu materi saja? Jelas tidak bukan? Ini sudah menyimpang dari tujuan sekolah yang bukan hanya meningkatkan prestasi akademik saja.

source: http://www.slideshare.net “E-LEARNING vs CLASSROOM”

:white_check_mark: Agree

Terimakasih atas pendapatnya…

Saya akan membahas sesuai dengan poin-poin yang mba @fasbum berikan…

  1. Jika kedepannya sudah menggunakan E-learning, pemerintah pastinya akan memfasilitasi hal tersebut. Sama halnya dengan belajar dikelas, pemerintah pasti memfasilitasi seperti bangunan-bangunan atau kelas yang bisa dipakai untuk belajar. Untuk E-learning sendiri, pemerintah perlu memfasilitasi siswa contohnya dengan memasang wifi dimana-mana agar siswa bisa belajar dimanapun mereka berada.

  2. Pengguna E-learning juga harus dimotivasi oleh orang lain. Sama halnya dengan sekolah, pengguna E-learning juga membutuhkan motivasi agar mereka tetap semangat dalam belajar. Disini E-learning bukanlah sebuah media belajar yang tidak membutuhkan seorang guru,teman, atau orang tua. Maka dari itu, E-learning sendiri memiliki fitur-fitur agar tetap terhubung dengan guru,teman atau orangtua siswa. Dalam sistem pembelajaran apapun, seorang siswa pasti sangat membutuhkan motivasi agar siswa tersebut bisa belajar lebih baik lagi dan tetap semangat dalam belajar. Baik dari sekolah maupun E-learning itu sama saja. Yang membedakan hanyalah cara dan media untuk saling tehubung dalam hal memotivasi siswa.

  3. Untuk hal komunikasi, sebelumnya saya sudah jelaskan bahwa E-learning tidak hanya sarana belajar saja. Tetapi juga memiliki fitur untuk berkomunikasi kepada guru,teman, atau orangtua siswa.

https://elearningindustry.com/6-online-collaboration-tools-and-strategies-boosting-learning

:negative_squared_cross_mark: Not Agree

Sebelumnya terima kasih atas beberapa pendapat yang telah anda sampaikan.
saya akan membahas poin poin yang telah anda sampaikan.

  1. Jika di masa depan sekolah akan menggunakan E-Learning, apakah sudah bisa menjamin bahwa di masa depan pemerintah akan memfasilitasi siswa dengan memasang wifi dimana-mana? sedangkan kondisi saat ini pemerintah masih belum memungkinkan untuk itu. tidak menutup kemungkinan juga wifi tersebut bisa disalah gunakan? apalagi ditempat-tempat umum? apakah E - Learning bisa efektif apabila terdapat wifi dimana-dimana?

untuk poin 2 dan 3 terkait memotivasi dan berkomunikasi. memotivasi siswa sangat memerlukan komunikasi. disini saya hanya berpendapat, komunikasi melalui fitur-fitur tersebut bisa saja, namun alangkah baiknya jika berkomunikasi itu secara face to face, karena kesannya bisa lebih mengerti cara berbicaranya. :slight_smile: