Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Deskripsi Buku


Bukan besarnya rumah atau luas halaman dari balik pagar rendah yang memesona Rara, melainkan jajaran pot-pot cantik yang ditaruh di depan jendela-jendela besar rumah tersebut.

Belum pernah Rara melihat jendela sedemikian indah. Mulai hari itu, ia punya sesuatu untuk diimpikan. Bapak dan Ibu harus tahu.


Rara adalah gadis yang periang dan suka bermain. Ia dan teman-temannya suka bermain di pinggir-pinggir jalan saat istirahat mengamen, di bawah derasnya hujan, juga di pekuburan tengah kota Jakarta yang menjadi lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai gadis kecil, ia merasa tak kekurangan apa pun, apalagi orangtuanya tak pernah memarahinya seperti ibu-bapak teman-temannya.
Tapi ada satu mimpi Rara yang ingin sekali ia wujudkan. Sebuah mimpi sederhana, untuk memiliki jendela. Ia ingin sekali bisa tetap melihat hujan, dan tak harus menyalakan lampu ketika siang meski pintunya ditutup. Namun Rara tak tahu, keinginan sederhananya diam-diam membuat pusing orang-orang terdekatnya hingga gadis kecil itu harus membayar mahal agar mimpinya terwujud.

Detail Buku


Weight 195 g
Dimensions 13.5 × 20.5 cm
Halaman 221
Tahun Terbit 2017
Author Asma Nadia
Publisher Buku Republika

Detail Pengarang


Asma Nadia dikenal sebagai salah satu penulis best seller paling produktif di Indonesia. Sudah 56 bukunya diterbitkan dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan nonfiksi, selain puluhah antologi bersama.

Berbagai penghargaan di bidang penulisan diraihnya. Derai Sunyi terpilih sebagai novel terpuji Majelis Sastra Asia Tenggara 2005. Istana Kedua (Surga yang Tak Dirindukan) terpilih sebagai novel terbaik IBF 2008. Cerpennya terpilih sebagai cerpen terbaik majalah Annida, 1994-1995. Naskah drama Preh terpilih sebagai naskah terbaik Lokakarya Perempuan Penulis Naskah Drama yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan FIB.

Rembulan di Mata Ibu mendapat penghargaan buku remaja terbaik, 2001. Ia juga mendapat Anugerah Adikarya IKAPI sebagai pemenang Pengarang Fiksi Remaja Terbaik, 2001, 2002, dan 2005. Pada 2011, Asma Nadia dinobatkan sebagai tokoh Perbukuan Islam IKAPI.

Surga yang Tak Dirindukan (SYTD) menjadi film terlaris tahun 2015 dan meraih dua penghargaan di Festival Film Bandung 2015 serta enam penghargaan dalam Indonesia Box Office Movie Awards (IBOMA), dengan salah satu kategori Film Box Office Terlaris.

Assalamualaikum Beijing masuk dalam top 10 film terlaris 2014 dan diputar di Okinawa International Film Festival, Jepang, 2015. Umi Aminah (diadaptasi dari 17 Catatan Hati Ummi) tercatat sebagai salah satu film religius kolosal, 2012. Rumah Tanpa Jendela mengantarkan pemeran utamanya meraih penghargaan Piala Citra. Emak Ingin Naik Haji meraih lima penghargaan di Festival Film Bandung 2009 dan diputar pada festival film di International Writing Program, Iowa, Amerika.

Pada tahun 2016, tiga karyanya telah difilmkan. Pesantren Impian, Jilbab Traveler–Love Sparks in Korea, lalu menyusul Cinta Laki-laki Biasa. Tahun 2017, film Surga yang Tak Dirindukan 2 diangkat ke layar lebar, dan tayang di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sementara novel Cinta Dua Kodi adaptasi filmnya dirilis awal tahun 2018.

Beberapa karya Tokoh Perubahan Republika 2010 ini yang diangkat dalam Film Televisi (FTV) dan diadaptasi ke dalam sinetron, yaitu Aisyah Putri–Jilbab in Love, Catatan Hati Seorang Istri (CHSI), Sakinah Bersamamu, dan Catatan Hati Seorang Istri Season 2.

Asma Nadia, bersama sang suami, Isa Alamsyah, juga membangun grup Komunitas Bisa Menulis (KBM) yang kini beranggotakan lebih dari 417.000 orang.