Ronnie Leten, CEO Atlas Copco

Ronnie Leten

Dalam jangka waktu lima puluh tahun terakhir, Atlas Copco akhirnya dapat menyaksikan meningkatnya penjualan hasil produksinya berupa compressor, alat tambang, pembangkit dan konstruksi. Sejak diangkat menjadi CEO ditahun 2009, harga saham perusahaan meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya, menurut Bloomberg.

Lahir di Belgia pada tahun 1956, Leten mengenyam pendidikan di University of Hasselt dimana dia mendapatkan gelar Master of Science pada Applied Economics. Selama hidupnya, dia hanya pernah bekerja pada tiga perusahaan, dimana hal ini mencerminkan pribadinya yang loyal terhadap perusahaan. Ronnie Leten bergabung dalam Atlas Copco sejak tahun 1985 dimana dia menjabat sebagai Business Area President untuk area bisnis terbesar dari Atlas Copco, Compressor Technique and Division President untuk divisi Airtec and Industrial Air. Selain itu Leten juga pernah memegang bagian manajemen dalam IT, logistik, dan business development dimana semua posisi berada di Belgia.

Diakuinya Leten sebagai seorang pemimpin dan pebisnis yang handal adalah ketika divisi compressor nya dapat menghasilkan seperempat dari keseluruhan pendapatan perusahaan pada pertengahan pertama perusahaan. Pada tahun 2009, Leten pindah ke Swedia untuk menjalankan tugasnya sebagai Presiden dan CEO untuk Atlas Copco Group. Selain itu, Leten juga menjabat sebagai chairman dari Electrolux.

Sebagai seorang CEO di perusahaan pembuat peralatan industri, Ronnie Leten adalah salah satu orang yang dapat membuat perusahaannya bertahan dalam jatuhnya harga komoditi global yang membuat permintaan peralatan tambang, salah satu dari produksi utama Atlas Copco, menurun drastis.

Tetapi bagi Leten, eksekusi adalah segalanya, dan dia memiliki kepercayaan bahwa dengan melakukan perluasan pada sektor servis, meningkatkan market share dan selalu melakukan inovasi untuk membuka pangsa pasar maka Atlas Copco dapat bertahan menghadapi beratnya persaingan pasar dan pergolakan ekonomi di pasar Eropa.

Dari sisi manajemen sendiri, salah satu keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan Swedia ini adalah perusahaan tidak memiliki aset yang sangat gemuk, dimana yang dimaksud adalah pabrik besar yang terpusat untuk melakukan produksi. Sehingga untuk mengatasi jatuhnya permintaan untuk peralatan bor dan penggalian batu, Leten hanya melakukan sedikit restrukturisasi pada bagian pekerjanya. Hal ini pun dilakukan dengan pemikiran matang karena prinsipnya yaitu hanya akan melakukan perubahan dimana dan saat perubahan tersebut dibutuhkan.

Leten dapat dengan jeli melihat peluang besar yang dapat diambil oleh perusahaannya pada servis peralatan yang telah dipasang pada tambang dan pabrik yang ada diseluruh dunia. Hingga akhirnya servis telah menjadi penghasilan terbesar perusahaan dengan total hampir 60 persen.

Menurut Andreas Willi, seorang analis industri yang menulis tentang Leten pada Deutsche Bank, gaya kepemimpinan Leten sangatlah cocok dengan situasi yang ada saat ini yaitu jangan memikirkan apa yang terjadi di dunia, perbaiki saja bisnismu.

Diulas oleh Peter Vanham dalam bukunya Before I Was CEO, Ronnie Leten memberikan pelajaran dalam hidupnya yang dia pegang hingga dia dapat berhasil seperti saat ini.

  • Pimpinlah dari depan
    Leten pernah memimpin sebuah project dimana timnya harus mengubah sistem komputer yang ada di perusahaan. Untuk mencegah adanya gangguan pada operasi harian perusahaan, mereka melakukan perubahan pada saat akhir minggu. Akhirnya teamnya harus lembur dan menginap beberapa malam untuk mengerjakannya. Tetapi hal ini malah menjadi penguat hubungannya dengan koleganya. Leten juga mendapatkan kepercayaan dan loyalty dari mereka. Leten percaya leader yang seperti inilah yang akan diikuti oleh orang lain karena mereka memberikan kepercayaan, loyalty dan hormat.

  • Jujur dan transparan
    Pengalaman yang pernah dialaminya adalah ketika Leten akan dipromosikan untuk kenaikan jabatan tetapi tiba-tiba dengan tanpa penjelasan, pimpinannya memberikan promosi jabatan tersebut ke orang lain. Beberapa minggu kemudian dia keluar dari perusahaan yang dicintainya tersebut. Hingga akhirnya dia mempelajari sesuatu yaitu menjadi seorang pemimpin haruslah jujur dan transparan. Sehingga Leten menjadi orang yang akan mengatakan kenapa seseorang tidak diterima atau tidak dipromosikan.

  • Jadilah orang yang gigih
    Di masa kecilnya, Leten mengalami penyakit yang memiliki dampak jangka panjang, yaitu kehilangan kemampuan untuk berjalan. Untuk memastikan hal ini tidak terjadi, tiap hari Leten harus mengunjungi fisioterapi sebelum sekolah dimulai. Hingga akhirnya penyakit tersebut dapat diatasi. Tetapi bangun dua jam sebelum hari dimulai dan melakukan latihan fisik yang keras bukanlah hal yang mudah. Hingga akhirnya ketika Leten harus mengerjakan projek yang sulit, kegigihannya sangat membantunya.

  • Bekerjalah untuk perusahaan yang nilai dan gayanya cocok dengan milikmu
    Jika kamu ingin membangun karir yang panjang dan berhasil dengan sebuah perusahaan maka kamu harus juga memiliki nilai dan gaya bekerja perusahaan tersebut. Leten bukanlah orang yang pandai berbicara, sehingga dia membiarkan pekerjaannya yang menunjukkan hasilnya dan hal ini berjalan baik dengan Atlas Copco. Leten juga bukanlah orang yang suka berpindah-pindah perusahaan karena prinsip ke stabilan yang dianutnya. Leten juga adalah orang yang penuh prinsip, dimana dia percaya terhadap loyalty, kegigihan, dan transparansi. Hal ini sangat sesuai dengan nilai yang dianut oleh perusahaannya.

Sumber :

1 Like