Quotes Pendek Aan Mansyur

AanMAnsyur
Aan Mansyur merupakan penulis karya sastra yang berasal dari Makassar.

Salah satu quotes menariknya berbunyi:

“Aku paham. Sering kali ada sesuatu yang terlalu besar sehingga hanya mampu ditampung oleh rahasia.”

1 Like

M Aan Mansyur lahir di Bone, Sulawesi Selatan. Dia bekerja sebagai petugas pepustakaan di Katakerja dan kurator program untuk Festival Penulis Internasional di Makassar. Dia menulis puisi, prosa, dan esai. Buku-bukunya yang diterbitkan termasuk kompilasi cerita pendek Kukila (2012), dan buku puisi Aku Hendak Pindah Rumah (2008), Tokoh-toko yang Melawan Kita dalam Satu Cerita (2012), Melihat Api Bekerja (2015), Tidak Ada New York Hari Ini – There Is No New York Today (2016), Cinta yang Marah (2017), dan Perjalanan Lain Menuju Bulan (2017).

CONTOH QUOTES


“Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang. Untuk itu ia menitipkan surat-kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan”
M. Aan Mansyur, [ Kukila ]

“Kau harus tahu lupa adalah lahan subur kenangan-kenangan. Biarkan ia mengalir seumpama sungai. Saatnya akan tiba, kau akan betul-betul lupa.”
M. Aan Mansyur, [ Kukila ]

“Mantan kekasih persis seperti utang, kita tidak pernah betul-betul melupakannya. Kita hanya selalu pura-pura melupakannya.”
M. Aan Mansyur, [ Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi ]

“Berapa harga sebuah Januari? Aku ingin memiliki Januari yang basah. Bulan yang menghapus gerah-gerah. Tapi Januari atau September bukan cincin yang dipajang dietalase toko, yang bisa kita beli kalau uang cukup dan kita jual atau kita tukar bila tidak suka. September adalah utusan Tuhan untuk menemani manusia yang memanggil dosa-dosa di pundaknya.”
M. Aan Mansyur, [ Kukila ]

“aku bercakap dengan kau
dan seorang lain di dalam kau.
aku ingin mengenal dia, orang
yang tinggal di dalam kau.”
M. Aan Mansyur, [ Kepalaku: Kantor Paling Sibuk di Dunia ]

“Dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada. Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan.”
M. Aan Mansyur, [ Kukila ]

“Semua benda bicara jika kau mau menyimak,
namun mereka mengatakan hal-hal yang tidak
mau kau dengarkan. Pecahan-pecahan dirimu
yang kau tolak.”
M. Aan Mansyur, [ Tidak Ada New York Hari Ini ]

“Tidak ada yang indah dalam hal-hal mudah.”
M. Aan Mansyur, [ Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi ]

Sumber:

http://idwriters.com/writers/m-aan-mansyur/