Posting Pencapaian: Sombong atau Apresiasi Diri?

Banyak dari kita saat mendapat suatu pencapaian seperti juara lomba, lulus universitas ternama, dan diterima magang ditempat impian, akan langsung mengunggah hal tersebut dilaman social media miliknya. Biasanya saat mendapat suatu capain tertentu dari hasil usaha kita setelah perjuangan yang dilakukan pasti ada rasa ingin memberitahukan kabar baik tersebut kepada semua orang.

Namun disisi lain, pernahkan kamu memikirkan orang yang melihat postingan tersebut bisa merasa iri dan sedih bahkan sebagian orang beranggapan bahwa hal tersebut adalah sebuah kesombongan.

Bagaimana menurut Youdics mengenai hal ini?

Kalau untuk aku pribadi, ya, pernah merasakan seperti itu. Namun tidak ada tujuan untuk menyombongkan diri. Melainkan seperti yang anda nyatakan di atas, yaitu untuk mengapresiasikan diri. Mengapresiasi diri karena perjuangan selama ini yang aku lakukan akhirnya dapat berbuah manis dan terbayarkan. Selain itu, juga untuk sekadar memberi info kepada orang-orang kalau saat ini (misalnya) aku diterima dan sedang berkuliah di universitas A. Kemudian masalah posting pencapaian dan dianggap sombong, itu tergantung kita sendiri bagaimana menanggapinya. Lagipula, menjadi iri juga tidak memberi keberhasilan pada diri kita kok. Jadi, ketika melihat teman di media sosial mem-posting pencapaian, lebih baik kita buat itu menjadi motivasi/penyemangat diri sendiri untuk mencapai impian kita sendiri.

Menurut aku itu tergantung kepada orangnya masing-masing yaa. Seperti pada seseorang orang yang memposting achievement yang ia raih di sosial media. Hal tersebut pastinya tergantung dengan niat dari orang tersebut, apakah dia ingin pamer, atau hanya sekedar ingin berbagi kabar baik kepada teman di akun sosial mediannya, atau bentuk pengapresiasian diri, atau bahkan ingin dapat memotivasikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Nah untuk orang lain yang melihat postingan tersebut, tanggapan dan reaksinya juga pastinya berbeda-beda, dan itu juga tergantung bagaimana orang itu sendiri memandangnya.

Aku sendiri jujur pernah merasakan iri, insecure, dan beranggapan bahwa orang yang memposting achievement yang ia raih ke sosial media terkesan sombong dan ingin pamer. Setelah aku pikir-pikir, aku pun bertanya-tanya kepada diri aku sendiri. Kenapa aku menganggap dia sombong ataupun ingin pamer? Dia bisa berada di posisi itu karena pastinya memiliki kemauan dan usaha yang tinggi, serta kerja keras. Sehingga ketika ada teman sendiri ataupun orang lain yang memposting keberhasilannya, sekarang aku turut senang atas pencapaian mereka, dan menganggap itu sebagai sebuah motivasi buat diri aku untuk terus maju. Jadi, menurutku tidak ada yang salah orang yang memposting achievement yang mereka raih ke sosial media, semuanya tergantung dari diri orang masing-masing, bagaimana niat orang tersebut dalam memposting dan juga bagaimana orang lain yang melihat dan menanggapi postingan tersebut.

Kalau menurutku balik ke pribadi masing-masing orang, bisa jadi itu sombong atau sebaliknya mereka hanya mengapresiasi dirinya karena tiap orang punya hak atas postingan mereka pada sosial media. Apalagi jika postingan itu merupakan perihal kepentingannya. Tak jarang banyak postingan di media sosial yang menampakkan sisi bahagianya saja, cobalah berpikir positif. Bisa jadi dia ingin menyebarkan kebahagiaan yang dia punya agar orang lain bisa ikut berdampak positif. Selain itu, banyak juga orang yang menjadikan media sosialnya untuk menyimpan momen-momen berharga, dan lain-lain.

Jadi, kesimpulannya aku menilai postingan orang lain dari sisi positifnya karena tiap-tiap orang punya alasan kenapa dia posting momen itu. Asalkan tidak menyinggung suatu ras/kelompok tertentu maupun menyalahgunakan dengan postingan yang buruk apalagi ada potensi untuk ditiru banyak orang. Aku rasa sah-sah saja jika hal itu positif. Sebab, aku sendiri tak mau terlalu memikirkan apa yang orang lain posting. Kalau baik diambil manfaatnya sebaliknya kalau kurang baik/membuat diri kurang nyaman mending skip aja postingannya.

Referensi

5 Alasan Orang Posting Kebahagiaan di Media Sosial Bukan Berarti Pamer

Tentunya aku pribadi pernah merasakan hal tersebut, yaitu menerka-nerka apakah orang lain akan menganggap aku sebagai orang yang sombong ketika aku memposting sesuatu yang membanggakan diriku sendiri. Menurutku memang anggapan seperti itu dari orang lain tidak dapat kita pungkiri sebab setiap orang memiliki perspektif dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dan menurutku orang yang bijaksana akan melihat hal tersebut dari sudut pandang yang positif. Contohnya ketika ada seorang kerabatnya memposting suatu achievement, maka hal tersebut dijadikan sebagai motivasi atau dorongan untuknya menjadi lebih baik. Berbeda halnya dengan orang yang melihat hal tersebut dari sudut pandang yang negative mungkin beranggapan bahwa memposting hal tersebut bertujuan sebagai pembuktian diri sendiri bahwa ia lebih baik dari orang lain dan haus akan pujian orang lain. Bahkan tidak jarang pula seseorang yang memposting kelulusannya dari Universitas yang akhir-akhir ini sering kita lihat, berdampak buruk bagi orang lain seperti mudah merasa insecure, cemas hingga menyalahkan dirinya sendiri.

Adapun hal yang mendorong seseorang untuk berbagi melalui media sosial ada presentasi diri. Presentasi diri merupakan adanya suatu keinginan seseorang untuk memiliki kesan yang baik dihadapan orang lain, atau kesan terhadap diri yang ideal (Herring & Kapidzic, 2015) dalam (Akhtar, 2020). Selain itu, presentasi diri juga lebih kepada bagaiamana menciptakan citra diri sehingga orang lain akan memiliki persepsi seperti apa yang kita inginkan.

Dengan demikian berdasarkan pertanyaan di atas, apakah posting pencapaian termasuk sombong atau apresiasi diri, menurutku ini tergantung pada sikap dan persepsi masing-masing individu. Sebab setiap orang pasti memiliki caranya masing-masing untuk mengapresiasi dirinya sendiri. Sehingga apapun itu anggapan orang lain, selagi kita memiliki niat yang baik maka hal itu sah-sah saja. Dan yang perlu kita ingat, bahwa kita tidak bisa terus membuat orang lain merasa terhibur atas diri kita sendiri. Sebaik apapun yang kita lakukan, pasti akan selalu ada orang yang menyalahkannya atau bahkan tidak menyukainya.

Sumber

Akhtar, Hanif. 2020. Perilaku Oversharing di Media Sosial: Ancaman atau Peluang?. 25(2): 257-270

Menurut saya kalau ada teman yang mengunggah pencapaian-pencapaian suksesnya itu hal yang normal, karena siapapun yang bermain sosial media ingin terlihat menarik didalam sosmednya. Dan juga sosial media menurut saya itu adalah semacam media ekspresi yang begitu bebas, kita bisa posting apapun yang kita senangi. Sehingga postingan-postingan pencapaian seseorang tidak bisa kita kendalikan, karena itu hak dia dan itu diluar kontrol kita.

Sama seperti kita ingin mengunggah sesuatu, rasa iri orang lain itu adalah hal eksternal yang diluar kontrol kita. Walau dengan kata santun atau bagaimana pun jika masih ada yang iri itu karena memang sebenarnya bukan tanggung jawab kita. Akan sangat melelahkan sekali jika kita memikirkan dan bertanggung jawab atas hati orang lain. Hati orang lain adalah tanggung jawab dia sendiri untuk bisa lebih mengontrolnya agar tidak iri berlebihan.

Dan juga untuk mengatasi hal ini biasanya saya menggunakan fitur silent, yang sekiranya teman saya yang begitu ambisius dengan pencapaiannya sehingga terlihat sedikit alay tapi juga bukan menginspirasi, jadi mending saya silent aja.

Semua tindakan tentunya selalu berawal dari niat. Untuk kasus ini, tentunya kita tidak tahu menahu mengenai niat setiap orang untuk melakukan hal tersebut. Namun, bagi aku pribadi dan mungkin teman-teman diatas, tentunya pernah merasakan di posisi tersebut. Untuk aku pribadi hal tersebut merupakan apresiasi bagi diri sendiri karena sudah bisa mendapatkan penghargaan tersebut. Seperti yang kita tahu juga bahwa kegunaan media sosial setiap orang pada saat ini juga tentunya untuk bisa menampilkan hal-hal baik saja yang terjadi. Jadi, apabila suatu orang mendapatkan suatu pencapaian atau penghargaan ya itu wajar-wajar saja untuk dipublikasikan kepada khalayak luas.

Bagi orang-orang yang melihat postingan pencapaian orang lain, ya anggap saja itu sebagai kabar atau informasi baik yang bisa kita terima dari teman kita tersebut. Mari berpikiran positif bahwa orang-orang yang membeberkan pencapaian mereka tersebut tentunya sudah menjalani berbagai macam rintangan dan usaha yang keras, jadi apabila mereka mempostingnya ya itu hasil kerja keras mereka, terserah mereka. Namun, apabila kita temui orang yang terlalu toxic soal pencapaian mereka, yaitu misal pencapaian yang biasa namun mereka upload atau sok try hard dengan pencapaian yang mereka dapatkan, ya tinggal dimute atau dihide saja. Tidak perlu dihiraukan, untuk aku pribadi ya tapi.