Politik Tubuh. Apa Itu?

Politik tubuh adalah penyatuan gerak sebagai hidup, dan hidup sebagai gerak. Sumbernya dari alam. Berbeda dari politik dalam kancah kekuasaan yang penuh manipulasi dan kebohongan, politik tubuh yang bersumber dari alam hanya mengenal kejujuran.

Di tengah penyebaran wabah Covid-19, kita menyaksikan munculnya mask society. Orang-orang mengenakan masker ketika beraktivitas di ruang pubik. Masker tidak hanya melekat di wajah , tetapi juga didisplay di pinggiran jalan, di toko, di pasar. Masker yang sempat langka kini diproduksi massal dan dijual dimana-mana.

Misalnya, masker itu tidak hanya merefleksikan antisipasi kita terhadap wabah, melainkan juga menunjukkan bagaimana wajah kita ditamplikan di ruang publik saat pandemi. Pertanyaannya siapa yang punya kuasa mengatur bagaimana wajah kita ditampilkan?

Untuk mengurangi penyebarluasan wabah, pemerintah menghimbau masyarakat mengenakan masker ketika di luar rumah. Negara merujuk pada himbauan organisasi di atasnya, WHO, yang punya legitimasi politik lebih tinggi untuk mengatur bagaimana warga dunia menghadapi resiko Covid-19 yang sedang melanda.

Politik tubuh tidak hanya berwujud apa yang harus kita kenakan, tetapi juga kemana kita membawa tubuh kita, dan apa yang mesti kita lakukan terhadap tubuh dihadapan orang lain. Politik tubuh di masa pandemi memaksa kita untuk memikirkan kembali apakah kita benar-benar berkuasa atas tubuh kita sendiri.

Politik tubuh tidak hanya dipraktikkan oleh organisasi atau orang-orang yang punya kekuasaan untuk megatur. Tetapi juga oleh diri kita sendiri. Kita merawat tubuh supaya lebih higienis. Hand sanitizer di depan rumah. Cuci tangan pakai sabun jadi ritual. Bagaimana tidak, karena tubuh kita tidak ada gantinya. Setiap orang hanya punya satu.

Bagaimana menurut Youdics?

sumber https://sosiologis.com/politik-tubuh-di-masa-pandemi