Pola asuh Otoriter akan merusak mental anak?

pola asuh

Dariyo (2011:207) menyebutkan bahwa Pola asuh otoriter ini adalah segala ucapan, perkataan , maupun kehendak orang tua dijadikan patokan yang harus di taati oleh anak-anaknya. Sikap orang tua dengan pola asuh seperti ini sangatlah mengendalikan, serta memiliki tuntutan yang tinggi namun respon penghargaan yang minim terhadap anak.

Bagaimana menurut mu? Apakah hal ini akan merusak mental dan memberikan dampak yang negatif saat anak beranjak dewasa?

Berdasarkan yang terjadi disekitar kehidupan saya,

saya merasa hal tersebut membawa dampak negatif ke dalam kehidupan si anak. contohnya karena terbiasa dikendalikan oleh orang tuanya anak tersebut jadi kurang mampu untuk menentukan apa yang baik dan tidak baik untuk dirinya sendiri.

selain itu, anak tersebut juga kurang berani untuk bisa menyampaikan pendapatnya sendiri entah itu di rumah ataupun di tempat lain dimana lingkungan kehidupannya berada.

1 Like

Saat kita mendengar atau membaca mengenai pola asuh otoriter, yang terlintas dibenak kita yaitu pola asuh yang sangat menakuti karena anak tidak bisa berpendapat dengan sepenuhnya.

Jika kita menindak lajuti lebih dalam lagi, dengan mengadakan penelitian sederhana mengenai pola asuh otoriter ini, kita akan mendapati bahwasanya pola asuh otoriter memiliki nilai positif dan negatif.

Dampak positif yaitu jika anak dipaksa melakukan sesuatu yang hukumnya wajib misalnya mengerjakan sholat, ibadah dan taat kepada orang tua maka akan berdampak positif terhadap moral, sedangkan dampak negatifnya yaitu jika anak diberi aturan yang banyak, ditekan, sering dibentak, dicaci maki, dan menuntut kepada anak makan akan berdampak negatif pada perilaku moral anak.

References
Yuliyanti Bun, Bahran Taib, Dewi Mufidatul Ummah, (2020). Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Perkembangan Moral Anak

1 Like

Pola asuh adalah tata cara mendidik dan memelihara serta membimbing keluarga dimana orang tua harus meletakkan dasar-dasar moral, etika, dan perilaku yang baik pada anak-anaknya agar tercipta suatu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri. Sebelum membicarakan tentang kesehatan mental anak, untuk pola asuh otoriter sendiri sebenarnya memiliki dampak positif dan negatifnya.

  1. Pola asuh otoriter dicirikan dengan sifat yang memaksa, tidak mengenal kompromi, dan komunikasi yang terjadi satu arah. Akibatnya arahan yang diberikan kepada anak bersifat tegas dan tidak bisa dilawan. Dalam hal yang positif, misalnya mengenai kewajiban beribadah, kewajiban rumah tangga, etika dan tata krama, kebiasaan personal, menurut saya pola asuh yang seperti perlu diterapkan sesekali. Ancaman-ancama yang diberikan jika tidak memenuhi arahan orang tua dalam kasus atau keadaan yang telah disebutkan, tidak lain adalah untuk kebaikan mereka sendiri.

  2. Pada beberapa kasus, tidak bisa dipungkiri bahwa karakter anak adalah kebebasan. Menurut saya, ketika mereka secara terus-menurus memenuhi arahan orang tua yang mungkin tidak disanggupinya, maka mereka cenderung memiliki pikiran negatif, misalnya untuk kabur dari rumah, mencari kebebasan hingga terjerumus pada hal yang salah.

Lebih lanjut saya mengutip perkataan dari Meriyati, M.Psi, Psi, seorang psikolog RS Pondok Indah-Puri Indah.

Anak yang diasuh dengan pola otoriter akan tumbuh menjadi anak yang pandai dalam mengikuti aturan sebab ia terbiasa dengan lingkungan yang serba menuntut. Namun di sisi lain, anak tidak terbiasa untuk mengeksplorasi dan bertindak secara mandiri karena batasan dan ukuran standar selalu ditetapkan oleh orang tua mereka. Dalam kondisi serius, bisa saja mereka mengalami gangguan depresi, komunikasi yang buruk, atau bertindak agresif.

Referensi

Pranita, E. (2021). Pola Asuh Otoriter Bikin Anak Disiplin tapi Kurang Bahagia. Diakses pada 6 September 2021 melalui https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/19/190300223/pola-asuh-otoriter-bikin-anak-disiplin-tapi-kurang-bahagia?page=all

1 Like