Pilih pendidikan di rantau atau di tanah kelahiran?

Anak rantau akan disematkan secara otomatis bagi kamu yang kuliah di luar kota. Biasanya banyak cerita tersendiri ketika kamu menjadi anak rantau. jauh dari orang tua, kampung halaman akan merasakan suak dan juga duka spesial selama kuliah. mungkin memang terasa berat karena tinggal jauh dari daerah asal dan masuk dalam lingkungan yang asing, apalagi di awal-awal perkuliahan.
Pendidikan di tanah kelahiran atau didalam kota juga tidak kalah seru. kita sudah mengenal bagaimana pergaulan yang sudah terbentuk, budayanya seperti apa atau yang lainnya sehingga tidak memerlukan adaptasi lagi. pengeluaran juga lebih sedikit karena tempat tinggal yang sama seperti biasanya.

nah, kalian memilih pendidikan di rantau atau di dalam kota nih?

2 Likes

Aku memiliki pandangan bahwa menuntut ilmu di perantauan itu memiliki manfaat ganda, yaitu mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik sekaligus mendapatkan pengalaman bertahan hidup sendirian di perantauan. Kebetulan aku berasal dari daerah yang belum memiliki perguruan tinggi yang kualitasnya aku minati sehingga aku harus merantau di kota lain yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari kota asalku.

Berjarak perjalanan sekitar 3 jam dari daerah asal, aku hidup sendirian di Malang selama aku kuliah (sebelum masa pandemi). Awalnya memang aku mengalami kesulitan karena sejak lahir sampai lulus SMA aku selalu hidup bersama kedua orang tua dengan segala kemudahan yang ada. Saat masa-masa awal aku kuliah, aku merasakan homesick atau kangen daerah asal karena di Malang aku benar-benar harus melakukan apapun secara sendirian. Memang aku memiliki beberapa teman yang terkadang menemani, namun aku lebih sering harus melakukan berbagai kegiatan secara sendiri seperti membeli makan, membersihkan kamar, bangun pagi, mengantar baju kotor ke laundry , menyuci piring, dan masih banyak lagi. Saat aku merantau aku menjadi sadar bahwa kegiatan-kegiatan tersebut sebelumnya aku dapatkan dengan kemudahan karena aku hidup bersama orang tua.

Selain mendapatkan ilmu pengetahuan dengan kualitas yang baik, hidup di perantauan juga menghadirkan banyak pengalaman dan ilmu kehidupan yang sangat berharga buat aku. Hidup sendirian mengajarkan aku tentang kemandirian, disiplin, tanggung jawab, menghargai orang lain, jujur, sopan-santun, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut belum tentu aku dapatkan secara baik jika aku tidak merantau. Dengan demikian, aku sangat bersyukur bisa merantau karena ini juga menjadi masa transisiku untuk menjadi orang dewasa yang terlepas dari bantuan orang tua. Untuk teman-teman yang mungkin kuliahnya tidak merantau tidak apa-apa juga karena tidak ada salahnya. Kalian tentunya tetap bisa mendapatkan pelajaran tersebut meskipun tetap hidup bersama orang tua.

Referensi

Angelia, Y., & Hasan, I. (2017). Merantau dalam Menuntut Ilmu (Studi Living Hadis oleh Masyarakat Minangkabau). Jurnal Living Hadis, 2(1), 67-82.

Sholik, M. I., et al. (2016). Merantau sebagai Budaya (Eksplorasi Sistem Sosial Masyarakat Pulau Bawean). Jurnal Cakrawala, 10(2), 143-153.

1 Like

Wah aku setuju banget ni sama pendapat di atas. Aku tim memilih pendidikan di rantau, karena menurut aku banyak banget pengalaman dan ilmu yang aku peroleh. Aku sendiri berasal dari Jakarta, memang banyak universitas-universitas bagus yang tersebar di kota ini. Tapi, dari awal aku menginjak kaki di bangku SMA, aku tidak ada pikiran dan niat untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta. Alasanku memiliki keinginan tersebut adalah karena aku sendiri ingin merasakan kehidupan baru, dan menurut aku hidup diperantauan lumayan menjadi challenge baru buat aku.

Aku merupakan anak bontot, dan aku memiliki tempat kuliah yang paling jauh dari Jakarta dibandingkan kakak ku lainnya. Awalnya mamaku ragu dan tidak mau melepas aku, karena alasan letak Malang yang lumayan jauh dari Jakarta. Tapi aku meyakini keluarga aku kalo aku mau, bisa, dan sanggup untuk melanjutkan studiku walau lokasinya jauh sekali pun.

Mungkin sama kayak jawaban dari kak Angga, dari merantau banyak banget hal-hal positif yang aku dapatkan. Aku bisa jadi lebih mandiri,lebih disipilin dalam memanaj waktu dan uang, lebih menghargai hal-hal kecil, emosi dan mental lebih terlatih, belajar bagaimana adab dan tata krama yang benar, dan lain sebagainya. Dan aku merasa sanga bersyukur untuk berkesempatan menilmba ilmu di perantauan.

Disamping itu semua, juga tidak ada salahnya jika seseorang lebih memilih untuk melanjukan pendidikannya di dalam kotanya. Karena sesungguhnya ilmu dan pengalaman baru dapat diperoleh dari mana saja.

Saya sependapat dengan teman-teman di atas bahwa saya memilih untuk kuliah merantau daripada di kota asal saya. Selain mendapatkan pengalaman baru dan berbeda, merantau membuat saya belajar untuk menjadi lebih disiplin. Tapi memang meninggalkan rumah itu hal yang sulit. Butuh penyesuaian dan menahan rasa rindu untuk pulang agar bisa bertahan di kota rantau. Untungnya Malang adalah kota yang sangat bersahabat untuk mahasiswa sehingga proses adaptasi pun tidak terlalu berat untuk dihadapi.