Pikiran yang Membelenggu

Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya.

Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan.

Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma dan melihat realitas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi.

Kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.

Mari, sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran. Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini.

Meneguhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan tangan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-hari.

source :

Karena itulah sifat manusia. Selalu ingin lebih dan terus merasa kekurangan. Seringkali kita mengalami “rumput tetangga lebih hijau”. Dimana milik orang lain selalu tampak lebih baik, besar dan banyak daripada milik kita.Manusia selalu iri dan serakah. Maka dari itu kita harus bisa menahan diri, demi kebaikan kita sendiri.