Perubahan apa saja yang terjadi pada sistem pernafasan lansia?

sistem pernafasan

Pada usia lansia, bebrrapa organ tubuh mengalami perubahan fungsinya. Salah satunya adalah organ-organ pada sisitem pernafasan.

Perubahan apa saja yang terjadi pada sistem pernafasan lansia?

Sistem pernafasan pada lansia akan mengalami penurunan dengan menurunnya fungsi paru-paru pada lansia. Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi otot pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas.

Infeksi yang sering diderita pada lanjut usia diantaranya pneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun. Selain itu, penyakit Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi.

Perubahan-perubahan sistem pernafasan pada manusia lanjut usia (lansia) antara lain :

  1. Dinding dada: Tulang-tulang mengalami osteoporosis, rawan mengalami osifikasi sehingga terjadi perubahan bentuk dan ukuran dada. Sudut epigastrik relatif mengecil dan volume rongga dada mengecil.

  2. Otot-otot pernafasan: Musuculus interkostal dan aksesori mengalami kelemahan akibat atrofi.

  3. Saluran nafas: Akibat kelemahan otot, berkurangnya jaringan elastis bronkus dan aveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil. Cicin rawan bronkus mengalami pengapuran.

  4. Struktur jaringan parenkim paru: Bronkiolus, duktus alveoris dan alveolus membesar secara progresip, terjadi emfisema senilis. Struktur kolagen dan elastin dinding saluran nafas perifer kualitasnya mengurang sehingga menyebabkan elastisitas jaringan parenkim paru mengurang. Penurunan elastisitas jaringan parenkim paru pada usia lanjut dapat karena menurunnya tegangan permukaan akibat pengurangan daerah permukaan alveolus.

Perubahan anatomi tersebut menyebabkan gangguan fisiologi pernapasan sebagai berikut:

  • Gerak pernafasan: adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun volume rongga dada akan merubah mekanika pernafasan menjadi dangkal, timbul gangguan sesak nafas, lebih-lebih apabila terdapat deformitas rangka dada akibat penuaan.

  • Distribusi gas: perubahan struktur anatomik saluran nafas akan menimbulkan penimbulkan penumpukan udara dalam alveolus (air trapping) ataupun gangguan pendistribusian gangguan udara nafas dalam cabang bronkus.

  • Volume dan kapasitas paru menurun: hal ini disebabkan karena beberapa faktor: (1) kelemahan otot nafas, (2) elastisitas jaringan parenkim paru menurun, (3) resistensi saluaran nafas (menurun sedikit). Secara umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan ventilasi paru.

  • Gangguan transport gas: pada usia lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, penyebabnya terutama disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. Selain itu diketahui bahwa pengambilan O2 oleh darah dari alveoli (difusi) dan transport O2 ke jaringan berkurang, terutama terjadi pada saat melakukan olahraga. Penurunan pengambilan O2 maksimal disebabkan antara lain karena:

    1. berbagi perubahan pada jaringan paru yang menghambat difusi gas, dan
    2. kerena bertkurangnya aliran darah ke paru akibat turunnyan curah jantung.
  • Gangguan perubahan ventilasi paru: pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibat adanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral atupun pusat-pusat pernafasan di medulla oblongata dan pons terhadap rangsangan berupa penurunan PaO2, peninggian PaCO2, Perubahan pH darah arteri dan sebagainya.