Pernahkah kalian merasa khawatir dengan karir kalian di masa depan? Bagaimana mengatasinya?

IMG_20210711_162059

Tiap orang pasti pernah merasakan kekhawatiran terhadap suatu hal. Salah satunya adalah kekhawatiran terhadap karir di masa depan. Apakah di masa depan kita menjadi orang yang sukses? Apa di masa depan kita bisa mendapat pekerjaan yang kita inginkan? Apa kita bisa mencapai tujuan hidup kita? Bisakah kita membanggakan kedua orang tua? dan masih banyak lagi.

Apakah kamu salah satu dari orang yang memiliki kekhawatiran itu?

Tentu pernah, hal ini marak disebut dengan Quarter Life Crisis. Hal ini wajar karena merupakan bagian dari tahap perkembagan manusia. Dengan kondisi tidak pasti akan kejadian yang akan terjadi di masa depan, kebingungan, kecemasan, akan bermunculan. Lantas bagaimana cara mengatasinya? Menurut saya dapat dilakukan dengan, :

  1. Kenali Diri Sendiri
    Baik itu kelebihan, kekurangan, dan keinginan di masa depan. Sejauh ini kebanyakan dari orang fokus dengan kekurangan yang dimiliki, hingga lupa bahwa setiap manusia punya potensi masing-masing.

  2. Terimalah pengalaman masa lalu
    Banyak sebagaian orang menyangkal kondisi masa lalu yang membangunnya sekarang. Pengalaman negatif maupun positif sewajarnya belajar untuk diterima dan dimengerti kondisinya. Bahwa meskipun seseorang punya pengalaman negatif belum tentu masa depan juga negatif, dan sebaliknya.

  3. Fokus pada Diri
    Mengurangi untuk membandingkan diri dengan orang lain. Bahwa setiap manusia punya kelebihan dan punya kesuksesan dengan jalan masing-masing. Jika memang dengan membandingkan diri atas keberhasilan orang lain tidak menambah motivasi maka fokus dengan kemampuan yang dimiliki

  4. Semangat dan pantang menyerah
    Setiap manusia tidak ada yang tahu besok akan terjadi apa, tetai sebagai manusia yang diberikan akal sehat oleh Allah SWT sepatutnya berusaha dan disertai doa. Gagal bukan merupakan akhir dari segalanya, tetapi dengan gagal memberikan satu indikator yang membangun kesuksesan yang diinginkan… Buatlah beberapa opsi perencaan dari hal yang ingin di capai apabila terjadi kegagalan.

  5. Tingkatkan efikasi diri dan resiliensi diri
    Keyakinan akan kemampuan diri dan ketahanan diri perlu untuk membantu individu dapat menjalan ketidakpastian hidup, keinginan untuk mencapai hal yang diharapkan.

1 Like

AKU BANGET! Terimakasih kak udah up topik ini ya, aku salah satu orang yang memang khawatir banget masalah karir masa depan, kebahagiaan orang tua kedepannya bahkan keluarga aku nanti (?) hehe. Mungkin mau share beberapa tips kali ya tentang “gimana sih kalau kita ada di posisi itu? Apa sih yang sebaiknya kita lakuin?”

Cara atasi rasa khawatir dengan Masa Depan

Semoga Bermanfaat ya!

Kayaknya sumber overthinking tiap malamku kebanyakan memikirkan hal ini deh yaa. Kadang juga membandingkan, apakah hal yang aku lakukan sekarang bisa sebanding dengan apa yang aku cita-citakan di masa depan? Kekhawatiran paling utama sih memang menyangkut orang tua. Kadang juga berimajinasi gambaran wajah bangga orang tua ku nanti di masa depan seperti apa, apakah aku bisa benar-benar membuat sebangga itu di mata orang tua? Dan masih banyak lagi memang kalo dijelaskan yaa.

Sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan berlebihan tentang masa depan. Terlalu khawatir juga tidak akan baik. Daripada membuang energi untuk mengkhawatirkan masa depan, lebih baik menyusun target dan memulai semua hal yang terbaik untuk hari ini. Karena, hal-hal baik dimasa depan, datang karena hal baik yang kita lakukan di hari ini. Begitu juga usaha dan hasil. Hasil terbaik dimasa depan datang dari usaha terbaik yang kita lakukan hari ini!

Semangat yuk! :relaxed:

Ini sering banget aku merasa bahwa masa depan aku tidak akan sesuai ekspektasi aku apalagi ekspektasi keluarga kan. Tapi menurut aku itu hal wajar sih kita merasa tidak akan mencapai yang kita mau sesuai harapan kita. Namun, jangan terus menerus kita berada di kondisi itu apalagi tidak aksi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kalau menurut pribadi sih bisa disebabkan karena kita melihat kesukesan orang lain, overthinking, merasa dunia ini ga adil, sering gagal, dsb. Nah karena keseringan melakukan itu maka seakan-akan kita orang yang paling gagal di dunia ini kan. Apalagi kita yang umurnya udah masuk 20an, terutama mahasiswa semester akhir sudah mulai nih terasa real life ternyata memang kejam kehidupan nyata itu. namun percayalah, jika kita bisa survive kita bisa melewatinya.

Kalau yang aku lakukan untuk mengatasi hal itu, dengan cara:

  1. Coba cari hal-hal yang membuat kamu bahagia sekecil apapun itu misal, mendengar musik, berspeda, jalan-jalan, makan makanan yang kamu suka agar kamu menjadi lebih senang dan bersemangat
  2. Stop melihat kesuksesan orang lain kecuali kalau itu menjadi motivasi kamu menjadi lebih baik boleh-boleh saja
  3. Belajar hal baru, tingkatkan skill kamu agar kualitas pribadi kamu bertambah juga
  4. Ingat! disekeliling kamu banyak orang yang sayang sama kamu terutama orang tua jadi jangan merasa sendiri ya kamu harus dekat dengan mereka, dan curhat saja apa yang kamu alami
  5. Stop insecure dan stop overthinking!

Semoga bisa memotivasi kita semua<3

1 Like

Tentu pernah dong, apalagi di usia dua puluhan atau kaum milenial yang lagi kebingungan seputar kehidupan. Istilah ini dinamakan quarter life crisis atau diartikan sebagai periode pencarian jati diri di usia 25-30 tahunan yang ditandai dengan adanya kebimbangan dalam hidup. Namun, hal ini sebetulnya wajar dialami seseorang khsususnya yang sedang mengalami fase transisi menuju fase kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, penting sekali untuk mempersiapkan fase kehidupan selanjutnya dengan baik.

Summary

Arti Quarter Life Crisis: Bagaimana Cara Menghadapinya?

1 Like

Pernah banget dan aku salah satunya. Apalagi udah memasuki usia 20 an dimana kita dituntut untuk sukses dalam artian lulus kuliah tepat waktu serta mendapat pekerjaan tetap, punya aset sendiri, dan segala macem. Saat itu lah kita bekerja keras untuk memenuhi target tersebut, ditambah lagi usia orang tua yang semakin bertambah dan itu sudah menjadi tanggung jawab kita sebagai seorang anak dan membanggakannya. Perasaan khawatir pasti dirasakan oleh semua orang.Aku mengatasi perasaan khawatir itu dengan positive thinking aja, dengan cara itu aku bisa menjalankan hari-hari dengan menyenangkan walaupun pasti ada pahitnya, tetapi tetap kunci utamanya positive thinking.

1 Like

Wah, pertanyaan yang sangat menarik. Terima kasih telah bertanya yang selama ini juga saya tanyakan. Tentu saja pernah, bahkan setiap hari sepertinya saya khawatir dengan masa depan. Memikirkan masa depan ini bermacam-macam ya, salah satunya mengenai pekerjaan apa yang akan saya jalani di masa depan. Menurut saya, semua orang pasti akan khawatir memikirkan pekerjaan apa yang akan mereka tekuni di masa depan. Lalu, bagaimana mengatasi kekhawatiran tersebut? Menurut saya tidak bisa diatasi secara langsung hingga kita sampai pada titik tersebut. Saya akan membagikan sedikit pengalaman saya untuk sedikit mengurangi kekhawatiran tersebut.

  1. Mengenali diri sendiri
    Seperti yang telah diutarakan oleh kak @Yana_Anggita_Venanda. Menurut saya, mengenali diri sendiri ini juga sangat diperlukan. Saya sendiri masih terus mencoba untuk mengenali diri sendiri dengan mencoba-coba banyak hal baru. Melalui mencoba hal baru tersebut, saya bisa mengenali diri lebih dalam lagi.
  2. Coba Hal Baru
    Setelah mengenali diri, perlu juga untuk mencoba hal-hal baru untuk mengetahui apa yang sebenarnya cocok dengan kita. Mencoba hal baru ini juga dapat membawa kita keluar dari zona nyaman yang telah kita buat sebelumnya. Mencoba hal baru bagi mereka yang masih dalam kehidupan perkuliahan juga diperlukan menurut saya karena dapat menambah ilmu dan pengalaman yang sangat berarti.
  3. Motivasi diri
    Motivasi dalam menghadapi kehidupan ini menurut saya sangat perlu. Motivasi yang selalu ditanamkan dalam hidup saya berhasil membawa saya keluar dari zona nyaman dan belajar banyak hal di luar itu. Apa yang kamu perjuangkan sekarang, suatu saat nanti pasti akan terbayarkan. Always give your best in every chances. Your hardwork will paid off.
    Aku pribadi percaya pada motivasi tersebut. Bahwa apa yang telah kita perjuangkan secara keras ini akan berbuah manis dikemudian hari. Jangan lupa untuk selalu berusaha yang terbaik dalam setiap kesempatan dan jangan lupa untuk bersyukur juga.

Tetap semangat ya!

1 Like

Ya, pasti pernah. Cara mengatasi kekhawatiran itu, yaitu dengan melakukan segala hal (co: dalam akademik) yang kita lakukan saat ini dengan sebaik mungkin. Juga, memanfaatkan waktu dengan sebaik dan sebijak mungkin. Karena aku percaya dengan pernyataan: apa yang kita lakukan saat ini akan berpengaruh dengan masa depan kita. Pokoknya harus yakin, terus bekerja keras, pantang menyerah, dan lakukan yang terbaik. Dan tak lupa berdoa kepada Tuhan juga pastinya. Percaya, segala kerja keras yang telah kita lakukan di masa lalu akan berbuah manis di masa depan. Seperti istilah yang telah kita ketahui, yaitu “No Pain, No Gain”.
Pokoknya semangat untuk kita, pejuang masa depan cerah! :grinning_face_with_smiling_eyes:

1 Like

Tentu saja saya pernah mengkhawatirkan masa depan. Tentang apakah akan menjadi seseorang yang sesuai harapan, apakah benar-benar bisa membahagiakan kedua orang tua, dan berbagai hal lain yang sering terpikirkan. Mengatasi hal ini, saya biasanya meyakinkan diri bahwa setiap orang sudah memiliki jalannya masing-masing selagi mau berusaha. Dimulai dari berusaha mengenali diri sendiri dan meningkatkan skill. Fokus untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki daripada meratapi kelemahan yang bisa menghambat kemajuan. Setelah mengusahakan yang terbaik, meyakinkan diri, berdoa kepada Tuhan, baru setelahnya menunggu hasil dari semua yang telah diusahakan. Dalam perjalanan yang terasa panjang ini, untuk membuat diri tetap semangat biasanya saya rutin melihat kembali impian saya, memikirkan kedua orang tua, dan melihat motivasi dari orang yang sudah sukses di bidang yang saya inginkan. Mungkin sekarang memang semuanya masih abu-abu, tapi saya yakin tidak ada yang sia-sia dari proses yang sedang dilalui. Jalani saja sepenuh hati dengan penuh kesabaran.

1 Like
  1. Berpikir positif. Sebelum mengetahui cara mengatasi overthinking, sebaiknya kamu harus mengubah cara pikirmu pada suatu peristiwa atau kejadian tertentu.
  2. Fokus pada solusi.
  3. Berhenti jadi perfeksionis.
  4. Awali hari dengan baik.
  5. Alihkan pada kebahagiaan.
  6. Bersyukur.

Sadarilah bahwa Anda tidak perlu mendapatkan pekerjaan lulusan secara instan untuk menjadi bahagia. Sebaliknya, saya memutuskan untuk fokus menjadi positif selama setiap tahap kehidupan kerja saya. Berbicara dengan teman-teman yang mengalami situasi stres yang sama, mengakui berkah saya, dan bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan kerja saya, semuanya membantu. Cara lain untuk menghindari perasaan tidak enak saat mencari pekerjaan termasuk menyibukkan diri – cobalah mempelajari keterampilan baru hanya untuk bersenang-senang! – atau membiarkan diri Anda menikmati waktu henti di sela-sela pengiriman lamaran kerja. Memastikan bahwa Anda bangun dari tempat tidur dan tetap sibuk, apa pun bentuknya, akan membantu Anda tetap termotivasi selama mencari pekerjaan.

Sejak memasuki usia 20-an, kekhawatiran saya terhadap karir di masa depan semakin besar. Terlebih kondisi pandemi juga membuat rasa khawatir saya berlipat ganda. Sampai sekarang pun saya masih berusaha untuk belajar menekuni satu hal agar bisa handal di hal tersebut sambil mempelajari hal-hal baru yang sekiranya saya butuhkan di masa depan. Saya sendiri sekarang berusaha tidak terlalu tegang dan memikirkan hal itu secara terus menerus. Selain itu, saya berusaha menanamkan pikiran bahwa saya hidup di masa sekarang, saat ini. Jadi saya juga harus lebih fokus dengan waktu dan hal yang ada di hadapan saat ini daripada memikirkn hal yang belum terjadi secara berlebihan.

Ya, tentu saja saya pernah mengalami hal-hal seperti itu. Khawatir akan masa depan, bingung, merasa tertinggal, dll. Biasanya overthinking mulai ketika malam hari. Oleh karena itu saya mengatasinya dengan, tidak begadang. Semakin begadang, semakin saya overthinking.

Semakin saya memikirkan, terkadang semakin saya merasa stuck di situ-situ saja. Tidak bergerak. Oleh karena itu, saya mencoba untuk tidak memikirkannya dan mencoba segala cara untuk mencapai cita-cita saya.

Tentu saja saya pernah mengalami kekhawatiran tentang karir di masa depan. Bentuk khawatir yang paling sering saya alami adalah menanyakan pada diri saya sendiri apakah saya mampu menyelesaikan atau melalui suatu hal. Biasanya hal pertama yang saya lakukan adalah mengetahui batasan juga kemampuan diri sendiri, lalu mengurangi ekspektasi, serta mengingat bahwa saya memiliki tujuan-tujuan kecil di balik tujuan utama. Jalani dan nikmati sebagaimana hidup saat ini, berusaha untuk melakukan yang terbaik dan mengerahkan kemampuan sesuai dengan apa yang saya miliki. Saya belajar untuk mengurangi rasa cemas dan khawatir tentang apa yang akan terjadi nantinya. Dan tentang karir, saya akan berjuang untuk melakukan yang terbaik.

Pernah dan mungkin sampai sekarang. Kekhawatiran terhadap karir di masa depan mulai muncul ketika semester akhir perkuliahan. Kemudian cara saya mengatasi kekhawatiran tersebut yaitu dengan mempelajari skill baru yaitu desain grafis. Tetapi saat ini yaitu ketika saya sudah selesai mengerjakan skripsi, muncul ketakutan dan kekhawatiran untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan karena skill yang belum mumpuni dan tidak sesuai dengan jurusan.

Hmm… saya sendiri sempat merasakan ke khawatiran mengenai karier saya di masa depan untuk waktu yang cukup lama. Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran saya mengenai bagaimana karier saya akan berjalan nantinya atau apakah saya nanti akan mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan atau selinear dengan jurusan saya dan lain sebagainya. Sebenarnya ini adalah tanda jika saya sedang overthinking dengan diri saya sendiri dan saya menyadari jika dibiarkan terus menerus tentunya akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan saya sehari - hari dan juga fisik serta jiwa saya.

Menurut saya, sangat wajar jika pada akhirnya mahasiswa seperti saya akan mengalami quarter life crisis seperti sekarang ini. Tetapi kita sendiri pun tidak boleh terlalu lama tenggelam di dalamnya. Tentunya kita khawatir dengan masa depan yang sepertinya masih abu - abu untuk kita dengan segala kemungkinan yang terjadi dan dimana waktu terus berjalan dengan cepat yang pada akhirnya kita akan sampai di titik dimana kita akan benar - benar memiliki tanggung jawab penuh atas diri kita sendiri dengan segala target yang sudah dipasang. after all, life goes on, and we keep walking forward.

Untuk mengatasi itu, saya lebih memilih untuk melakukan hal- hal yang simple seperti melakukan apa yang saya sukai atau meluangkan waktu untuk diri sendiri alias me-time. saya juga berusaha untuk selalu berpikir positif dan selalu berdoa memohon kekuatan kepada Tuhan supaya saya dapat melewati setiap rintangan yang ada dalam keseharian saya. menurut saya, melakukan hal - hal tersebut terbukti apat mengurangi rasa khawatir saya dengan cukup signifikan. saya juga selalu menyempatkan waktu untuk berbincang dengan keluarga saya dan menyampaikan apa yang saya rasakan dan saya beruntung memiliki keluarga yang sangat supportif dengan saya.

Saya memilikinya dan mungkin hampir setiap hari saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah yang saya lalui dan jalani saat ini akan berguna untuk masa depan saya. Saya juga suka membandingkan diri saya dengan orang lain yang sedang berprogres. Terkadang bisa menjadi motivasi untuk tetap bertahan tapi kadang bisa menjadi boomerang buat diri sendiri, suka merenung dan bahkan menangis tanpa alasan yang jelas.