Peribahasa : Sengsara

Peribahasa : Sengsara

Terdapat peribahasa yang membahas tentang orang yang hidupnya sengsara :

“Terkatung macam biduk patah kemudi.”

Artinya kondisi dimana seseorang hidupnya menjadi sengsara karena tak ada tempat untuk bergantung sehingga menjadikan dirinya hidup luntang-lantung.

Bagaimana tanggapan Anda?

Referensi

Terkatung macam biduk patah kemudi - Wikikutip bahasa Indonesia

Ingatlah bahwa ketika kita tidak memiliki siapa-siapa lagi didunia ini, kita masih memiliki Tuhan. Jadi ketika kita berada dalam suatu kondisi yang sangat susah, maka cobalah untuk mengingat Tuhan, berdoa dan berserah diri. Jangan berputus asa, karena kepada Tuhanlah kita meminta pertolongan dan memohon ampun.

Sengsara karena tidak memiliki tempat untuk bergantung adalah sengsara yang sia-sia dan tidak menghasilkan manfaat. Sejatinya manusia itu hidup dari diri sendiri dan untuk diri sendiri. Jika mengarah pada konsep manusia adalah makhluk sosial, itu memang benar adanya namun makhluk lain di luar diri sendiri itu tidak bisa terus-terusan membersamai kita saat kita butuh maupun ingin.

Makhluk lain di luar diri kita sendiri itu tidak bisa kita kendalikan, artinya apapun kehendak dan keinginan kita untuk selalu bisa bersama atau bergantung padanya itu tidak selalu bisa terwujud.

Satu hal yang manusia hanya bisa bergantung padanya untuk segala hal adalah keyakinan terhadap Tuhannya karena Tuhanlah yang mengatur hidup ini. Mulai dari hal terkecil hingga hal terbesar dalam hidup kita.